Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

Tugas Review Hasil Studium Generale Dari Michael. Vann And Guo Quan Seng M.A



Nama              : Hendra Afiyanto
NIM                : 339981
Mata Kuliah  : Historiografi

Sejarah adalah sebuah peristiwa tentang masa lalu tapi bukan masa lalu, sejarah itu selalu berjalan maju tidak pernah berhenti ataupun mundur. Sejarah sebagai sebuah peristiwa tentang masa lalu jelas memiliki dimensi temporal dan spasial yang sangat jauh berbeda dengan kita sekarang. Adanya suatu batas dimensi spasial dan temporal yang mengharuskan sejarawan menghadirkan sejarah masa lalu melalui sebuah penulisan sejarah (historiografi). Lantas yang menjadi pertanyaan bagaimanakah sejarawan menjelaskan peristiwa masa lalu untuk dihadirkannya dimasa kini? Dengan penjelasan seperti apa dan pendekatan bagaimana sebuah peristiwa sejarah dapat dihadirkan dimasa kini? Bagaimana sejarawan bekerja (historians at work) dalam suatu penulisan sejarah?
Pada studium generale yang dilaksanakan tanggal 20 Desember 2012 Prof. Vann menawarkan suatu metodologi penelitian sejarah yang berbeda dari metodologi penelitian kebanyakan,dan dia menamakannya methodological adventures. Tentunya metodologi ini memiliki perbedaan dengan metodologi yang digunakan saat ini. Prof. Vann mencontohkan penggunaan methodological adventures-nya pada research tentang French Colonial In Hanoi. Dia menunjukkan methodological adventures-nya mampu memberikan pengaruh terhadap bagaimana sejarawan bekerja (historians at work) dalam suatu penulisan sejarah? Sejarawan seringkali mengalami titik kebosanan terhadap apa yang dia lakukan, mereka berada ditempat aneh yang merupakan asing baginya, dan berkutat dengan tumpukan arsip kuno. Prof. Vann dengan methodological adventures-nya menunjukkan bahwa ketakutan-ketakutan seperti di atas tidak akan terjadi. Dia menyiasati proses heuristiknya tidak hanya berkutat dalam lingkup tumpukan arsip-arsip, tetapi pada gambar-gambar karikatur yang sedang populer saat itu. Gambar-gambar karikatur ini dapat mewakili kehidupan sehari-hari (daily life) masyarakat Hanoi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan, politik, dll. Sehingga gambar-gambar karikatur ini juga memudahkan peneliti menginterpretasi hal apakah yang sedang terjadi saat itu. Gambar-gambar karikatur ini juga membuat tiap halaman dalam tumpukan arsip menjadi lebih menyenangkan. Jika kita analogikan gambar-gambar karikatur ini dengan peristiwa sejarah di Indonesia sepertinya akan lebih menarik. Sebagai contoh kita lihat salah satu gambar karikatur yang populer pada masa 1965, di sana terdapat karikatur Presiden Soekarno dibonceng sepeda oleh seseorang yang berbaju palu-arit menuju Halim, tetapi di baju Presiden Soekarno bertuliskan ini keinginan saya. Arsip-arsip seperti gambar karikatur inilah yang membuat penelitian tehadap tumpukan arsip menjadi lebih menyenangkan karena menimbulkan beragam interpretasi dan kegairahan baru bagi sejarawan sebagai penelitinya. Selain itu Prof. Vann juga menekankan pentingnya simbol-simbol sebagai sumber sejarah. Sebagai contoh dia menggambarkan monumen-monumen di Vietnam yang memiliki arti yang berbeda-beda. Monumen menurutnya memiliki roh sejarah yang melekat didalamnya, jadi akan lebih menarik untuk diteliti manakala kita sudah bosan terhadap tumpukan arsip. Prof. Van juga menyinggung masalah mikro history, penekanan mikro history tentunya pada kehidupan sehari-hari (daily life). Mengapa mikro history ini ditekankan, karena mikro history adalah gambaran umum tentang sejarah sebenarnya. Mayoritas sejarawan sudah terlalu bosan terhadap makro history, sehingga mulai bergeser teradap mikro history yang notabene masih sedikit tersentuh.
Untuk materi dari Seng Guo Quan penekanannya yaitu sejarah adalah aktivitas. Aktivitas yang dimaksud menurut dia adalah aktivitas secara intelektual yang muncul dari ideologi pelajar sebagai akibat rasa ingin tahunya. Di sini dia mencontohkan tindakan-tindakan para tokoh sebagai wujud aktivitas mengubah sejarah, seperti E.P.Thompson, Lim Cing Cong dan Ramachandra Guha. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang disebutnya adalah bagian dari sejarah karena muncul dari aktivitas intelektualnya. Aktivitas-aktivitas ini juga muncul dari rasa keingintahuan para tokoh untuk mengubah sejarah di negaranya masing-masing. Jadi antara Prof. Vann dan Seng Guo Quan memiliki kesamaan fokus yaitu sejarah sebagai sebuah aktivitas, sejarah sebagai wujud rasa keingintahuan. Selain itu kesamaan lain yang dimiliki adalah sejarah sebagai sebuah karir. Perbedaannya Jika Prof. Vann lebih memfokuskan pada metodologi sejarah dengan pendekatan adventure-nya sehingga sejarah tidak terkesan membosankan dan lebih menarik, yang disertai dengan studi contoh analisis gambar karikatur dan simbol-simbol seperti monumen, maka Seng Guo Quan lebih menekankan pada contoh sejarah dalam studi kasus gerakan sosial seperti di Singapura dan India, tetapi lebih pada pendekatan tokoh dan aktivitas gerakan intelektualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar