Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

TUGAS HISTORIOGRAFI



Nama               

Nama                 : Wahyu Setyaningsih           
NIM                  : 12/339547/PSA/07317
Prodi                  : Ilmu Sejarah                        
Mata Kuliah       : Historiografi 
Dosen                : Dr. Sri Margana
---

PERBANDINGAN HISTORIOGRAFI INDONESIA MODERN: SARTONO KARTODIRDJO DAN RICKLEF


Dalam mengkaji mengenai sejarah Indonesia tidak bisa lepas dari dua buku yang memberikan pemahaman mengenai hal tersebut, yaitu Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 karya Ricklef dengan karya Sartono Kartodirdjo yang berjudul Pengantar Sejarah Indonesia Baru-Jilid 2: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme.Kedua buku ini sangat menarik untuk diperbandingkan guna mendapat pemahaman mengenai Sejarah Indonesia. Dua karya yang dihasilkan oleh dua orang yang berbeda dari budaya, kebangsaan, perspektifnya dan masih banyak lagi, meskipun peristiwa yang dikajinya hampir sama. Maka, tidak heran jika kedua karya ini saling memberikan informasi mengenai sejarah Indonesia. Bagaimanakah sejarah Indonesia dilihat dari perspektif Indonesia sentris dengan persepektif dari Barat? Dalam tulisan ini akan kita temukan bentuk-bentuk perbedaan dari Ricklefs dalam memandang sejarah Indonesia dan Sartono dalam memandang sejarah Indonesia. Apakah ada dari keduanya persamaan dalam memandang sejarah Indonesia?
Tujuan Ricklefs menulis Sejarah Modern adalah untuk memberikan sebuah narasi yang mendasar, tetapi rinci tentang sejarah Indonesia sejak tahun ± 1300, sebuah pengantar tentang isu-isu penting dari periode tersebut dan sebuah panduan terhadap sumber-sumber sekunder yang paling penting yang diterbitkan (atau sumber-sumber primer di mana tidak ada sumber-sumber sekunder yang memadai). Buku ini memberikan penjelasan mengenai sejarah Indonesia sejak adanya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha yang tertua di Indonesia. Narasi rinci Ricklef ini bertujuan agar pembaca lebih mudah melakukan generalisasi atau membantah generalisasi pihak lain melalui peristiwa pokok yang dikemukakan. Lain halnya dengan Pengantar Sejarah Indonesia Baru - Jilid 2, Sartono bertujuan untuk menguraikan sejarah Indonesia sebagai suatu rekontruksi atau penggambaran kehidupan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia yang bisa kita lihat perkembangannya. Jadi, Sartono lebih pada mengistimewakan penafsiran-penafsiran yang luas dari pada Rickleft yang hanya memberikan narasi rinci saja. Maka, dalam bukunya Sartono kita akan menyaksikan perkembangan sejarah Indonesia sebagai proses yang kompleks sehingga jelas hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Selain itu kita akan diperlihatkan pendekatan-pendekatan yang mencakup dalam berbagai dimensi kehidupan sebagai suatu interaksi yang menghasilkan sistem atau struktur.
Dalam karya Ricklefs hanya mengutamakan sejarah Jawa saja, dari pada sejarah dari wilayah Indonesia lainnya. Hal ini Ricklefs memberikan empat alasan, yaitu sejarah Jawa telah banyak dikaji daripada pulau lainnya sehingga lebih dikenal; penduduknya mewakili lebih dari separuh penduduk Indonesia; Jawa telah menjadi pusat dari kebanyakan sejarah politik, baik di masa kolonial maupun masa kemerdekaan dan menyebarkan pengaruh terhadap wilayah lainnya; dan atas wilayah Jawa seluruh penelitian Rickleft terpusat. Maka, bagian dari karya Ricklefs ini merupakan uraian atau ringkasan dari karya-karya orang lain yang daftarnya pun terdapat dalam bibliografi, seolah hanya mengulang atau menambahkan dari yang sebelumnya. Hal ini berbeda dengan bukunya Sartono yang mana ia tidak hanya menekankan sejarah Jawa, tetapi sejarah dari daerah-daerah Indonesia lain dalam perhatiannya. Hal ini karena, ia tidak hanya menulis ulang sejarah yang sudah ada yang kemudian ditambahkan atau dikurangi. Namun, ia mencoba mengkaji lebih jauh dengan menggunakan konsep integrasi sebagai alat analisis atau kerangka teori. Maka, adanya metodelogis sejarah kritis yang dihadirkan oleh Sartono dalam menyusun sebuah fakta sejarah sehingga sebagai seorang sejarawan harus mampu mempertanggungjawabkan subyektifitas secara ilmiah. Selain itu, Sartono juga memberikan pemahaman baru mengenai fungsi sejarah nasional sebagai pemersatu dan pemelihara kesatuan nasional lewat kesadaran nasional Indonesia, sehingga harus dibedakan ketika berbicara sejarah Indonesia dengan sejarah nasional Indonesia.
Konsep kesatuan historis yang diberikan oleh Ricklefs ini terdiri dari tiga unsur fundamental, yaitu unsur kebudayaan dan agama: Islamisasi Indonesia yang dimulai tahun ± 1300 sampai sekarang; unsur topik: saling pengaruh antara orang Indonesia dan orang Barat yang dimulai tahun ± 1500 dan masih berlanjut; dan historiografi: sumber-sumber primer sepanjang periode ini ditulis hampir secara eksklusif dalam bahasa Indonesia Modern dan bahasa Eropa. Hal ini ada kesamaan dan perbedaan dengan karya Sartono dalam Pengantar Sejarah Indonesia Baru - Jilid 2. Persamaannya adalah keduanya sama-sama menggunakan konsep kesatuan historis dalam memandang sejarah Indonesia. Konsep kesatuan ini dalam pandangan Sartono sebagai konsep kunci dalam memandang sejarah Indonesia adalah sejarah total, sejarah Indonesia dapat dipandang sebagai proses perkembangan yang secara lambat laun dan kontinu mewujudkan integrasi, sejak zaman prasejarah sampai masa kini yang akhirnya menghasilkan bentuk integrasi.
Dengan demikian, menurut saya historiografi Sejarah Indonesia yang ditulis oleh Ricklefs lebih menekankan pada sebuah narasi-narasi saja, tanpa adanya upaya untuk melakukan rekontruksi, analisis dan sintesis terhadap fakta-fakta yang ada. Di sisi, Ricklefs lebih pada skope temporal yang panjang dalam menjelaskan sejarah Indonesia, tetapi tidak terlalu detail terhadap setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan menurut saya buku itu judulnya kurang relevan jika Sejarah Indonesia Modern, karena buku itu lebih membicarakan mengenai sejarah Jawa, maka lebih relevannya Sejarah Jawa saja. Tulisan Ricklefs ini yang hanya merupakan uraian atau ringkasan karya-karya orang lain, dan juga lebih banyak menggunakan perspektif Barat, sehingga sebagai seorang sejarawan harus mampu membaca sumber sejarah.
Sejarah Indonesia yang ditulis Ricklefs tidak jelas landasan kontruksi yang melandasinya dalam menuliskan sejarah Indonesia. Hal ini berbeda dengan Sartono, di mana ia menggunakan suatu kontruks yang berlandaskan pada konsep geopolitik dalam menjelaskan sejarah Indonesia. Maka, periodisasi yang dilakukan oleh Sartono hanya sebagai kerangka atau batasan waktu secara kasar. Selain itu, kita sering menjumpai adanya mitologisasi dalam historiografi Indonesia, yang mana mitos tersebut juga tidak serta negatif, tetapi ada positifnya dalam kesatuan Indonesia sehingga seorang sejarawan harus menggunakan metode sejarah kritis dalam mempertanggungjawabkan subyektifitasnya secara ilmiah. Banyak sekali ketidaksinkronisan dalam proses sejarah Indonesia, terutama dalam ongelijktijdige gelijktijdigheid yang mengacu pada pengaruh-pengaruh aliran-aliran besar. Sartono juga memaparkan mengenai Indonesia sentris dalam merekontruksi sejarah Indonesia, maka kuncinya adalah peranan politik yang dimainkan oleh pelaku-pelaku Indonesia, baik dalam interaksinya di dalam sistem sosial politik maupun faktor-faktor di luar sistem. Menurut saya pendekatan mulitidimensional yang diperkenalkan oleh Sartono sangat penting dalam mengkaji sejarah Indonesia yang notabane antar-satu bidang dengan bidang lain tidak bisa dipisahkan, karena ada keterkaitannya, sedangkan di buku Riklefs kurang memperhatikan hal tersebut. Jadi, saya menilai karya Sartono lebih baik daripada Ricklefs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar