Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

THE ROLE OF STRUCTURAL ORGANISATION AND MYTH IN JAVANESE HISTORIOGRAPHY


TUGAS
 HISTORIOGRAFI
Oleh    : Rohmat Pujiono
NIM     : 12/340312/PSA/07407

review
THE ROLE OF STRUCTURAL ORGANISATION AND MYTH IN JAVANESE HISTORIOGRAPHY
(fungsi organisasi struktural dan mitos dalam historiografi jawa)

Anthony H. John menulis tentang fungsi atau peran dari struktur organisasi dan mitos dalam historiografi Jawa. Inti dari tulisan tersebut  dibahas 2 naskah tradisional Jawa yaitu, Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Sumber-sumber historiografi tradisional seperti Babad Tanah Jawi dan Pararaton adalah, bahwa naskah tersebut ditulis dalam pemahaman kerajaan masyarakat Jawa. Pada naskah Pararaton, dikisahkan awal karir Ken Arok hingga menjadi raja pertama Singosari. Dalam naskah tersebut juga dikemukakan bahwa Ken Arok adalah keturunan dewa. Anthony H. John menganggap bahwa penceritaan dalam teks tersebut dapat dikatakan sebagai sejarah, dalam artian bahwa naskah itu memasok fakta dan data. Seperti yang umum diketahui, dalam naskah tradisional banyak terdapat unsur mitos dan mitologi.
Karya kesusastraan Jawa salah satunya karya yang penting adalah babad. Babad merupakan kronik-kronik yang panjang dan terperinci. Babad digolongkan sebagai karya sastra. Walaupun demikian babad memiliki kedudukan yang penting dalam penulisan sejarah seperti halnya babad tanah jawi yang di bahas oleh Anthony H Johns. Dia juga membahas mengenai pararaton yang menurut dia bahwa menulis Pararaton maka akan berurusan dengan raja-raja Jawa Timur, seperti halnya yang ada ditulisanya yaitu inkarnasi mantan pendiri Singhasari (1222-1292).  Babad Tanah Jawi dari kerajaan Mataram, Jawa Tengah (1582-1749) terbuka dengan sinkretik  silsilah dewa-dewa Hindu. Anthony H Johns mengatakan dalam tulisannya, tidaklah mengherankan bahwa beberapa sarjana Eropa telah menganggap bagian-bagian awal karya-karya semacam ini sebagai dongeng berharga. babad banyak menceritakan tentang sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan, atau kejadian-kejadian tertentu.
Meskipun babad dianggap sebagai dongeng yang berharga tapi unsur-unsur yang tidak terkandung dalam fakta sejarah haruslah diteliti terlebih dahulu. Karena dalam babad memiliki sifat penulisan, yaitu dibuat oleh karya-karya pada zaman kerajaan, bersifat istana sentris, dan dilingkupi oleh mitos. Biasanya babad di tulis oleh seorang pujangga dari kerajaan. Sekalipun babad sering tidak konsisten dibandingkan sumber-sumber dari Belanda. Tetapi babad digunakan untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari sumber Belanda. Babad tidak hanya penting sebagai sumber fakta dan sudut pandang yang tidak terdapat pada sumber-sumber Belanda. Babad tidaklah dapat berdiri sendiri. Sebagai teks, babad harus dikaitkan dengan teks-teks lainnya. Dalam menggunakan sumber seperti Babad diperlukan suatu pendekatan sejarah kritis supaya kita dapat memisahkan antara mitos dan fakta. Anthony H. Johns juga menceritakan mengenai pararaton, menurutnya beberapa bagian Pararaton tidak dapat dianggap sebagai fakta-fakta sejarah. Terutama pada bagian awal, antara fakta dan fiksi serta khayalan dan kenyataan saling berbaur. C.C. Berg berpendapat bahwa teks-teks tersebut secara keseluruhan supranatural dan ahistoris, serta dibuat bukan dengan tujuan untuk merekam masa lalu melainkan untuk menentukan kejadian-kejadian di masa depan.
Makalah ini merupakan upaya untuk membedakan faktor-faktor budaya yang mendefinisikan dan menginformasikan struktur dengan pemeriksaan yang lebih rinci dari Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Suatu bagian penting dari Pararaton tentang karir Ken Arok, pendiri dinasti Singasari dan Majapahit, sebelumnya eksis dalam tahta 1222.
Dalam artikel Anthoni H john ini dapat saya simpulkan bahwa Pararaton itu menceritakan tentang raja-raja Jawa Timur sementara Babat Tanah Jawi merupakan suatu teori yang dikeluarkan oleh CC. Berg teori ini menjelaskan tentang teks resmi yang dikeluarkan oleh Sultan Agung pada tahun 1633. Dalam salah satu teks menceritakan tentang Kerajaan Majapahit. Majapahit adalah sebuh kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya dan menjadi Kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389 dan sebagai kerajaan besar yang menguasai nusantara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar