Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

TEORI MAHAN DAN SEJARAH KEPULAUAN INDONESIA J.C. Van Leur dan F.R.J. Verhoeven




Review Artikel

TEORI MAHAN DAN SEJARAH KEPULAUAN INDONESIA
J.C. Van Leur dan F.R.J. Verhoeven


Roger Kembuan 



Setelah membaca tulisan ini, ada banyak hal menarik yang dapat dikemukakan berkaitan dengan tulisan ini. Yang pertama adalah soal perdebatan dua sejarawan Belanda Van Leur dan Verhoeven dalam majalah Koloniaal Tijdschrift pada tahun 1941. Van Leur menerbitkan sebuah artikel “Mahan op de Indischen lessenaar” yang ditujukan untuk mengkritik tulisan Verhoeven “de companie als instrument van den oorlog ter see 1602-1641” dengan menggunakan teori Mahan sebagai dasar mengkaji sejarah VOC di kepulauan Indonesia. Perdebatannya adalah soal VOC yang menurut Van Leur adalah sebagai kekuatan maritim (Negara lautan) yang besar, tidak hanya sebagai “alat perang”. Selanjutnya menurut Van Leur awal mula seharusnya tahun 1660 ketika kapal layar menggantikan “galley” menjadi mesin perang dan reorganisasi angkatan laut modern yang berdiri sendiri bukan pada masa 1602-1641 seperti yang digunakan oleh Verhoeven (masa 1602-1641 adalah masa dimana VOC mematahkan dominasi Portugis-Spanyol dan memperoleh kebebasan berniaga dengan raja-raja di Timur sampai kejatuhan Malaka). Tulisan ini kemudian disanggah lagi oleh Verhoeven dengan sangat bahasa “sarkastis” dalam tulisannya “In de ban van Mahan”. Agaknya Verhoeven yang seorang kepala Landarchief terusik dengan kritik seorang sarjana muda yang memakai pendekatan teori untuk membantah tulisannya. Dalam dunia akademik saat ini, perdebatan tentang ide dan argument dan penggunaan teori yang berbeda dalam mengkaji sesuatu merupakan hal yang lumrah dan akan memperkaya pemahaman tentang kesejarahan.
Kedua, VOC: Pedagang dan Tentara. Walau dalam penggunaan teori yang berbeda dan cenderung saling kritik namun dari segi obyek yang dibahas Van Leur dan Verhoeven sama-sama mengetengahkan tentang peran VOC yang selain sebagai perusahaan dagang, namun juga sekaligus sebagai tentara yang menggunakan armada kapal menguasai satu dami satu wilayah atau Bandar dagang yang dikuasai armada Portugis dan Spanyol di Asia Tenggara.
Ketiga, penggunaan Teori dalam mengkaji sejarah. Dalam penulisan sejarah yang konvensional, sejarawan biasanya hanya mengetengahkan fakta dari sumber yang didapatkan kemudian membuat narasi yang bersifat kronologis. Dalam tulisan ini penggunaan teori sebagai kerangka berpikir dalam mengkaji fenomena sejarah dikedepankan daripada aspek narasi. Dalam hal ini Van Leur menggunakan Teori Mahan sebagai dasar kuat untuk menyanggah dan memberikan interpretasi yang berbeda daripada kajian Verhoeven.
Keempat, tulisan Mahan “Influence of sea Power upon History” sebenarnya ditujukan kepada Amerika yang pada awalnya hanya berorientasi pada daratan. Untuk menjadi negara yang besar, Amerika menurut Mahan seharusnya mulai melirik laut sebagai orientasi utamanya. Tulisan Mahan ini memberi implikasi yang sangat besar dalam perubahan orientasi Amerika. Sejak akhir abad 19 amerika kemudian muncul menjadi kekuatan dunia yang besar sejak perang dunia ke II sampai sekarang. Dengan U.S. Navy sebagai “role model” teori Mahan dalam aspek kekinian, contoh yang bisa diketengahkan disini misalnya tema perang dalam Film Holywood hampir selalu mengemukakan angkatan Laut amerika (Marinir) sebagai ujung tombak penguasaan Amerika di seluruh dunia. Yang oleh A.B. Lapian dalam desertasinya “Orang Laut, raja Laut, Bajak Laut” diistilahkan sebagai  “adiraja laut” (juga Royal Navy Inggris pada periode abad 18-19)
Hal lain yang patut dicermati disini adalah kata pengantar oleh A.B Lapian tentang pentingnya wawasan bahari dan sejarah maritim sebagai suatu kajian yang dikembangkan dalam lingkup Indonesia sebagai Negara Kepulauan. Sejarawan Indonesia harusnya mulai mengedepankan laut atau bahari sebagai tema sejarah yang dikaji.


(Artikel ini diterjemahkan oleh Kartini Abubakar sebagai bagian dari seri terjemahan karangan-karangan Belanda oleh LIPI pada tahun 1974)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar