Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Review Sex, Race and the Contract Bab 3 dalam buku Textual Empires oleh Mary Quilty


Nama : Tiyas Dwi Puspita
NIM   : 0340431

          Tulisan Mary sangat menarik, didalam tulisan ini kita dapat melihat gambaran penjajahan dan tujuan penjajahan Inggris di Asia, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Motif Ekomoni menjadi alasan utama, yaitu diawali dengan mencari bahan baku dan memasarkan produknya, hingga kemudian semakin meluas. Dalam pembahasannya ini, selain mengulas pemikiran- pemikiran dari tokoh-tokoh sejarawan tapi juga dikaitkan dengan teori-teori pemikir-pemikir besar. Dimana politik dan ekonomi sangat erat dalam kolaborasi guna untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dalam penjajahan Inggris di Asia.
          Bab ini juga banyak mengemukakan tentang seks atau gender dalam struktur social dan kaitannya dengan kontrak social. Betapa wanita sangat dipandang rendah dalam kehidupan apabila dibandingkan laki-laki. Dan bagaimana posisinya yang sangat tidak menguntungkan, untuk dirinya sendiri. Posisi wanita tidak lebih adalah budak yang harus dikorbankan untuk kebaikan umat mausia.
          Permasalahan ras juga diangkat di sini, kepentingan masyarakat pribumi yang dianggap jauh lebih rendah dibanding bangsa-bangsa Eropa. Raja atau Sultan merupakan alat bagi pemerintah colonial eropa untuk menjalankan perindustrian. Selama penguasa dapat diajak kerjasama, maka perdagangan dan industry akan berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah colonial.
          Selain itu juga disinggung tentang Sumatra, dimana Marsden dinilai sebagai sosok yang sangat baik dalam penuturannya yang mendetail mengenai Sumatra, dan belum ada yang menandingi dalam penulisan tentang Sumatra ini. Dalam hal ini penulisan Marsden sangat mendetail dan jelas. Sehingga  mendapat pengakuan secara keilmuan, atau memberi sumbangan pada dunia penelitian.
          Terdapat juga pembahasan tentang populasi di daerah jajahan. Pertumbuhan penduduk mempengaruhi perindustrian dan ekomoni Negara jajahan dan penjajah sendiri. Kajian tentang perubahan populasi di Jawa, juga disinggung. Hal ini juga di hubungkan dengan teori-tori ekonomi. Namun dalam hal ini wanita dianggap sebagai unsur penting.
          Dan satu point yang nampak oleh saya tentang penulis, adalah Mary juga menyoroti tentang sorotannya terhadap kesombongan para penulis besar ini tentang kedudukannya sebagai orang Eropa, yang mereka (penulis-penulis besar ini sendiri) anggap tentu lebih tinggi dari sudut apapun baik dari peradaban, ras, dan semua hal-hal yang dianggap sebagai suatu budaya luhur atau kemajuan terkait dengan hal-hal baik tentu, apabila dibanding dengan bangsa-bangsa atau orang-orang daerah jajahan tempat penelitian mereka, atau Asia khususnya. Sehingga segala idealisme intelektual tentang dukungan terhadap kebebasan, seakan terhempas dengan rasa sombong dan anggapan lebih rendah terhadap bangsa lain. Memudarkan kebesaran mereka sebagai tokoh terhormat. Muncul keraguan terhadap tokoh-tokoh ini, tentang dedikasi sebagai sejarawan, yang punya andil besar dalam ilmu pengetahuan. Namun satu point plus untuk Mary yang mampu berbesar menyempatkan menyinggung tentang hal ini.
         
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar