Nama : Tiyas Dwi Puspita
NIM :
0340431
Tulisan Mary sangat menarik, didalam
tulisan ini kita dapat melihat gambaran penjajahan dan tujuan penjajahan
Inggris di Asia, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Motif Ekomoni menjadi
alasan utama, yaitu diawali dengan mencari bahan baku dan memasarkan produknya,
hingga kemudian semakin meluas. Dalam pembahasannya ini, selain mengulas
pemikiran- pemikiran dari tokoh-tokoh sejarawan tapi juga dikaitkan dengan
teori-teori pemikir-pemikir besar. Dimana politik dan ekonomi sangat erat dalam
kolaborasi guna untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dalam penjajahan
Inggris di Asia.
Bab ini juga banyak mengemukakan
tentang seks atau gender dalam struktur social dan kaitannya dengan kontrak
social. Betapa wanita sangat dipandang rendah dalam kehidupan apabila
dibandingkan laki-laki. Dan bagaimana posisinya yang sangat tidak
menguntungkan, untuk dirinya sendiri. Posisi wanita tidak lebih adalah budak
yang harus dikorbankan untuk kebaikan umat mausia.
Permasalahan ras juga diangkat di
sini, kepentingan masyarakat pribumi yang dianggap jauh lebih rendah dibanding
bangsa-bangsa Eropa. Raja atau Sultan merupakan alat bagi pemerintah colonial
eropa untuk menjalankan perindustrian. Selama penguasa dapat diajak kerjasama,
maka perdagangan dan industry akan berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah
colonial.
Selain itu juga disinggung tentang
Sumatra, dimana Marsden dinilai sebagai sosok yang sangat baik dalam
penuturannya yang mendetail mengenai Sumatra, dan belum ada yang menandingi
dalam penulisan tentang Sumatra ini. Dalam hal ini penulisan Marsden sangat
mendetail dan jelas. Sehingga mendapat
pengakuan secara keilmuan, atau memberi sumbangan pada dunia penelitian.
Terdapat juga pembahasan tentang
populasi di daerah jajahan. Pertumbuhan penduduk mempengaruhi perindustrian dan
ekomoni Negara jajahan dan penjajah sendiri. Kajian tentang perubahan populasi
di Jawa, juga disinggung. Hal ini juga di hubungkan dengan teori-tori ekonomi.
Namun dalam hal ini wanita dianggap sebagai unsur penting.
Dan satu point yang nampak oleh saya
tentang penulis, adalah Mary juga menyoroti tentang sorotannya terhadap
kesombongan para penulis besar ini tentang kedudukannya sebagai orang Eropa,
yang mereka (penulis-penulis besar ini sendiri) anggap tentu lebih tinggi dari
sudut apapun baik dari peradaban, ras, dan semua hal-hal yang dianggap sebagai
suatu budaya luhur atau kemajuan terkait dengan hal-hal baik tentu, apabila dibanding
dengan bangsa-bangsa atau orang-orang daerah jajahan tempat penelitian mereka, atau
Asia khususnya. Sehingga segala idealisme intelektual tentang dukungan terhadap
kebebasan, seakan terhempas dengan rasa sombong dan anggapan lebih rendah
terhadap bangsa lain. Memudarkan kebesaran mereka sebagai tokoh terhormat.
Muncul keraguan terhadap tokoh-tokoh ini, tentang dedikasi sebagai sejarawan,
yang punya andil besar dalam ilmu pengetahuan. Namun satu point plus untuk Mary
yang mampu berbesar menyempatkan menyinggung tentang hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar