Nama : Tiyas Dwi Puspita
NIM : 12/340431/PSA/7415
Dua
pokok bahsan di atas merukan kajian yang membahas tentang tentang
historiografi. Harper membahas dalam lingkup wilayah yang lebih luas yaitu Asia
Tenggara sedangkan Nichterlein mengkhususkan Indonesia. Dalam tulisanya Harper mnjelaskan
tentang pemikiran Samuel Hutington, dimana Hutington mengaitkan Barat dan Timur
atau Asia dan Eropa dari segi peradaban. Adanya benturan budaya dia antara
keduanya. Bangas-bangsa Eropa yang menganggap peradaban Asia atau lebih dikenal
dengan budaya Timur. Namun bangsa barat banyak terinspirasi oleh budaya timur
pula. Dan untuk masa-masa berikutnya banyak sekali orang-orang Barat yang tertarik
untuk mengetahui banyak hal dari dunia Timur, sehingga dikirimlah para
peneliti-peneliti Barat ke Asia tenggara untuk menulis tentang Asia Tenggara.
Semantara seiring dengan waktu bangsa-bangsa di Asia Tenggara pun mulai menulis
tentang wilayahnya, dimana dilihat dari perkembangannya semakin muncul rasa
Nasionalisme dan penulisan sejarah semakin lama ditulis mungkin untuk
kepentingan nasional dan mungkin juga untuk kepentingan penguasa.
Sedangkan
dalam artikel kedua yang menjadi bahasan di sini, yaitu Historicism and Historiography in Indonesia oleh Sue Nichterlein,
pada awalnya membahas tentang historigrafi sendiri, bahwa ada atau muncul paham
tentang historiografi, atau historisisme. Kemudian adanya pergulatan tantang
kesadaran bangsa-bangsa tentang pentingnya historiografi, namun dilain pihak
hal ini juga disusul adanya tidak sinkronisasi, atau menampilkan dimensi
masing-masing. Bermunculan aliran-aliran Eropasentris, Asiasentris, dan
sentris-sentris dengan scupe yang lebih kecil lagi secara kewilayahan. Selanjutnya
dalam kajiannya ini Nichterlein,
membahas tentang perkembangan historiografi Indonesia.
Dari
dua artikel diatas tidak dapat dipungkiri bahwa di dunia Barat pun terdapat
perdebatan tentang penulisan sejarah yang melahirkan paham-paham tertentu yang
dipengaruhi ide-ide tertentu. Namun nampak juga bahwa secara pola ada kesamaan
antara satu dengan lainnya. Sementara dari perabab tentulah berbeda meskipu
dalam pasang surutnya tak jarang terdapat kesamaan pola. Nammun memang tidak
bisa di pungkiri bahwa kolonialisme membawa pengaruh penting dalam corak
penulisan ide historiografi. Dan selain itu semangat kedaerahan pun merupakan
motif yang mendukung lahirnya sentris-sentris local.
Dari
dua tulisan tersebut dapat menjadi gambaran yang runtut dari scupe regional ke
scupenasional kemudian daerah. Tulisan-tulisan tersebut memberikan penjelasan
dengan pemikiran yang luas dan memberikan pola yang runtut. Yang lebih menmbah
menarik tulisan-tulisan tersebut adalah adanya pandangan-pandangan yang memberi
pengetahuan dari penulis sejarah eropa maupun penulis sejarah Indonesia
sendiri. Sehingga memperluas pandangan kita tentang sejarah paham–paham
historiografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar