NIM:
12/340431/PSA/7415
Anthony H Jonh sebagai penulis artikel ini, mengajak untuk mengamati dua
karya tulis Jawa lama atau tradisional yaitu Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Di
dalam kedua karya tersebut memuat riwayat raja Jawa dari dua kerajaan dan masa
yang berbeda namun dalam proses
pembentukan legitimasi pemerintahannya keduanya diwarnai dengan mitos. Walaupun
dalam alur pembentukan legitimasi dari kedua tulisan tersebut terdapat perbedaan,
dimana Ken Arok dalam pararaton memperoleh legitimasi melalui perjalanan
panjang yaitu berbaur dengan berbagai kumunitas dari berbagai kelas social,
sedangkan Panembahan Senopati mendapatkan kekuasaan setelah mendapat kekuatan
besar dengan jalan semedi yang kemudian mengusai seluruh alam, baik alam
manusia maupun alam gaib. Kalangan Barat sangat tidak dapat mempercayai
mitos-mitos tersebut. Mitos dalam historiografi Jawa tradisional tersebut telah
menjadi bagian dari karya sastra Jawa pada masa itu. Sedangkan untuk mengetahui
sejarah masyarakat Jawa kuno /tradisional
diperlukan sumber, termasuk karya tulis dari masa-masa tersebut. Dengan
adanya pendapat bahwa mitos adalah hal yang tidak rasional, sedangkan
sumber-sumber tertulis pada masa itu sangat kental dengan mitos, hal ini menjadi
benturan untuk sejarawan menemukan sejarah pada masa tersebut. Namun apakah dengan
adanya pendapat itu sejarawan akan berhenti untuk menulis sejarah, tentunya
bukan ini yang diharapkan.
Dengan adanya historiografi masyarakat Jawa tradisional kita dapat
melihat secara lebih luas dan lebil multidimensional. Tidak hanya mitos belaka,
ada berbagai aspek kehidupan yang bisa diketahui dari tulisan-tulisan tersebut.
Namun bukan berarti mitos hanya dikesampingkan, dari adanya kandungan mitos
tersebut kita juga dapat mengetahui kondisi mental dan spiritual yang ada pada
masa tersebut. Untuk pencapaian kekuasaan mitos memang sangat mencolok dalam
pembentukan legitimasi namun untuk kelanjutannya atau setelah tokoh-tokoh raja
tersebut menjadi raja, banyak hal yang realistis yang dapat membantu melihat
fakta-fakta sejarah.Untuk itu, sejarawan dituntut jeli dalam melihat sumber
sejarah dan melakukan kritik sumber untuk mendapatkan fakta yang dapat
dipercaya.
[1] John . Anthony H, Peran
Struktural Organisasi Dan Mitos Dalam Historiografi Jawa , dalam The
Journal of Asian Studies , vol. 24, no. 1. (Nof., 1964), pp. 91-99, http:
//link. Jstor.org/sici/=0021-9118%28196411%2924%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar