Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Review “Peran Struktural Organisasi Dan Mitos Dalam Historiografi Jawa”[1].

Nama: Tiyas Dwi Puspita
NIM: 12/340431/PSA/7415

Anthony H Jonh sebagai penulis artikel ini, mengajak untuk mengamati dua karya tulis Jawa lama atau tradisional yaitu Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Di dalam kedua karya tersebut memuat riwayat raja Jawa dari dua kerajaan dan masa yang berbeda namun  dalam proses pembentukan legitimasi pemerintahannya keduanya diwarnai dengan mitos. Walaupun dalam alur pembentukan legitimasi dari kedua tulisan tersebut terdapat perbedaan, dimana Ken Arok dalam pararaton memperoleh legitimasi melalui perjalanan panjang yaitu berbaur dengan berbagai kumunitas dari berbagai kelas social, sedangkan Panembahan Senopati mendapatkan kekuasaan setelah mendapat kekuatan besar dengan jalan semedi yang kemudian mengusai seluruh alam, baik alam manusia maupun alam gaib. Kalangan Barat sangat tidak dapat mempercayai mitos-mitos tersebut. Mitos dalam historiografi Jawa tradisional tersebut telah menjadi bagian dari karya sastra Jawa pada masa itu. Sedangkan untuk mengetahui sejarah masyarakat Jawa kuno /tradisional  diperlukan sumber, termasuk karya tulis dari masa-masa tersebut. Dengan adanya pendapat bahwa mitos adalah hal yang tidak rasional, sedangkan sumber-sumber tertulis pada masa itu sangat kental dengan mitos, hal ini menjadi benturan untuk sejarawan menemukan sejarah pada masa tersebut. Namun apakah dengan adanya pendapat itu sejarawan akan berhenti untuk menulis sejarah, tentunya bukan ini yang diharapkan.
Dengan adanya historiografi masyarakat Jawa tradisional kita dapat melihat secara lebih luas dan lebil multidimensional. Tidak hanya mitos belaka, ada berbagai aspek kehidupan yang bisa diketahui dari tulisan-tulisan tersebut. Namun bukan berarti mitos hanya dikesampingkan, dari adanya kandungan mitos tersebut kita juga dapat mengetahui kondisi mental dan spiritual yang ada pada masa tersebut. Untuk pencapaian kekuasaan mitos memang sangat mencolok dalam pembentukan legitimasi namun untuk kelanjutannya atau setelah tokoh-tokoh raja tersebut menjadi raja, banyak hal yang realistis yang dapat membantu melihat fakta-fakta sejarah.Untuk itu, sejarawan dituntut jeli dalam melihat sumber sejarah dan melakukan kritik sumber untuk mendapatkan fakta yang dapat dipercaya.



[1] John . Anthony H, Peran Struktural Organisasi Dan Mitos Dalam Historiografi Jawa , dalam  The Journal of Asian Studies , vol. 24, no. 1. (Nof., 1964), pp. 91-99, http: //link. Jstor.org/sici/=0021-9118%28196411%2924%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar