Nama : Selfi Mahat Putri
Nim :
10/306215/PSA/02239
Alatas
dalam bukunya ini menyorot mengenai masalah-masalah yang melingkupi ilmu sosial
di Asia yang masih dalam dominasi dari sumber peradaban pengetahuan, yakni
Barat. Adanya kecendrungan dari ilmu sosial di Asia ini yang mengagungkan Barat
sebagai kiblat dari pengetahuan. Oleh karena itu, Alatas dalam bukunya ini
ingin menyajikan banyak ilustrasi mengenai berbagai upaya guna mewujudkan ilmu
sosial yang secara sadar hendak mengimbangi ilmu sosial Eurosentris. Meskipun
diakui keberadaan karya-karya semacam itu, konteks yang dominan tetaplah
Eurosentrisme.
Buku
ini bertujuan mengungkapkan masalah dan isu utama di seputar seruan diskursus
yang menghadirkan dirinya sebagai alternatif dari diskursus Eurosentris dan
Orientalis. Ada empat isu yang dikemukakan dalam buku ini:
1. Pertentangan
antara ilmu sosial nativis dan ilmu sosial otonom
2. Perlunya
konseptualisasi yang tepat mengenai relevansi
3. Dampak
relasi antara diskursus dan kuasa terhadap diskursus alternatif
4. Pengajaran
ilmu sosial dalam batas-batas persyaratan diskursus alternatif.
Alatas
melihat bahwa Barat masih menjajah Asia dalam ilmu pengetahuan, mereka seperti
menciptakan struktur kebergantungan akademis dan berusaha memonopoli
penyebarluasan ide-ide ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Dominasi itu
terlihat diberbagai aktivitas ilmu sosial. Dimana pada tingkat abstrak dan
teoretis, ide-ide dari Amerika, Inggris dan Prancis banyak diimpor, dipasarkan
dan dikonsumsi di Universitas-universitas Asia dan di lingkaran kaum terpelajar
Asia.
Ilmuwan
sosial di Asia cenderung mempelajari masyarakatnya sendiri, dan secara umum
berkutat dengan riset empiris yang terkait dengan kebijakan. Akibatnya karya
mereka kekurangan perspektif perbandingan dan hanya memberi kontribusi
pas-pasan terhadap teori. Sehingga memunculkan ketergantungan pada ide-ide dari
buku dan jurnal ilmiah yang diterbitkan universitas-universitas Amerika,
Inggris dan Prancis. Ini akhirnya menciptakan ketergantungan ilmuwan sosial
terhadap pemikiran-pemikiran barat sehingga meminggirkan bahkan bisa
menenggelamkan ide dan konsep lokal, regional, dan ulayat yang ada di Asia.
Menurut
pemikiran Vico dalam Edward W Said, Orientalisme
menegaskan bahwa “manusia mengukir dan menciptakan sejarahnya sendiri”, bahwa
apa yang bisa mereka ketahui merupakan sesuatu yang telah mereka ciptakan. Jika kita membawa asumsi ini pada konteks yang lebih luas, seperti geografi maka dapat
dikatakan bahwa manusia menciptakan lokalitas, wilayah dan sektor-sektor
geografisnya sendiri, seperti ketika mereka menciptakan “Barat” dan “Timur”
sebagai akibat dari faktor geografis, kultural dan historis. Proses penciptaan
ini membuat Barat dan Timur memiliki sejarah, pemikiran, kosakata dan citranya
sendiri.
Sayangnya,
ilmuwan sosial di Asia seakan belum siap untuk menciptakan ide, konsep dan
teori baru yang dapat menggantikan teori-teori dan pandangan dari pemikiran
barat, kita seakan hanya “prajurit yang mengikuti perintah komando” tak ada
kritikan dan sanggahan hanya mengikuti tanpa tahu itu benar atau salah. Padahal
tak semua teori dan konsep dari Barat itu bisa dipergunakan oleh ilmuwan sosial
Asia karena latar belakang sejarah, budaya dan kondisi Barat yang berbeda
dengan Asia sehingga hal itu tidak bisa digeneralisasi. Contoh sederhananya
saja, ketika Barat memandang konsep bersih dengan orang Asia hal itu pasti
berbeda, mandi bukanlah hal penting di Eropa karena mereka tidak ada budaya
mandi setiap hari tetapi ini menjadi berbeda dengan orang Asia yang melihat
kebersihan badan itu dari mandi. Inilah konsep sederhana yang ternyata tidak
bisa kita lihat seragam.
Alatas
memperkenalkan “diskursus alternatif” sebagai sebuah kategori yang mencakup
karya para pengarang dari berbagai disiplin ilmu sosial yang kebanyakan ingin
menghapuskan kolonialisme akademis, irelevansi ilmu sosial Euro-Amerika, seraya
mengungkapkan perlunya menciptakan kondisi yang memunculkan ilmu sosial alternatif
ditengah masyarakat non-Barat.
http://student.blog.dinus.ac.id/fadhilnurmahardi/2015/04/28/pangkat-rekursif/
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/dewanggapradeta/2015/04/21/menentukan-jam-is-ampm/
http://student.blog.dinus.ac.id/pujiamimutiara/2016/07/26/mengintip-metode-pengajaran-anak-usia-dini-jepang/
http://student.blog.dinus.ac.id/hasanjepang00669/2016/10/24/teknik-senam-jari/
history of tokyo
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/mataharilanangpanggulu/2016/10/13/sejarah-singkat-tokyo-%e6%9d%b1%e4%ba%ac/
Hawker semarang
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/c11eddomarselo28/2016/10/19/5-top-jajanan-enak-di-kota-semarang/
keren banget nih inovasi banget
BalasHapushttp://rindra.blog.dinus.ac.id/2016/09/01/alat-tanam-benih-jagung-dengan-tuas-pengungkit-dan-mekanik-pembuat-lubang/
the State University of indonesia's best 2017
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/kampusswastaterbaikdiindonesia/2017/09/22/universitas-negeri-terbaik-di-indonesia-2017/
the most expensive campus in indonesia
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/kampusswastaterbaikdiindonesia/2017/09/21/kampus-termahal-di-indonesia/
best universities in indonesia, 2017
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/kampusswastaterbaikdiindonesia/2017/09/20/10-universitas-terbaik-di-indonesia-2017/
best private University 2017
BalasHapushttp://student.blog.dinus.ac.id/kampusswastaterbaikdiindonesia/2017/09/19/universitas-swasta-terbaik-2017/