Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

Review Buku: Diskursus Alternatif Dalam Ilmu Sosial Asia



Review Buku
Diskursus Alternatif Dalam Ilmu Sosial Asia
Syed Farid Alatas

Roger Kembuan

Pendahuluan: Masalah-Masalah yang Melingkupi Ilmu Sosial di Asia
Ada beberapa hal yang menarik ketika membahas buku Diskursus Alternatif dlam Ilmu Sosial Asia dari Syed Husein Alatas yang diterbitkan Mizan Press tahun 2010. Yang pertama ialah, Kritik dari Syed Husein Alatas mencakup tinjauan terhadap Orientalisme, Eurosentrisme, Captive Mind (keterbelengguan pikiran), Imperialisme Akademis dan kebergantungan akademis yang kemudian menyadarkan kita akan perlunya sebuah pemikiran alternatif yang membebaskan. Pemikiran yang nantinya menghasilkan pengetahuan terdekolonisasi terutama tradisi ilmu sosial di Asia yang otonom. Sebuah upaya yang oleh Syed Husein Alatas ditujukan untuk mewujudkan ilmu sosial Asia yang mengimbangi Ilmu sosial Eropa.
Kedua, Dominasi Barat (Eropa-Amerika) di hampir seluruh penjuru dunia tidak hanya dalam soal kecanggihan teknologi, tapi juga ilmu pengetahuan, salah satunya adalah ilmu sosial. Di Asia, ilmu sosial diperkenalkan oleh Barat, kemudian dikembangkan melalui lembaga-lembaga perguruan tinggi (universitas-universitas yang didirikan oleh Barat atau pemerintah lokal tapi mengajarkan ilmu-ilmu sosial) dengan mengacu pada hanya satu sumber pengetahuan Barat, sehingga membuat ilmu-ilmu sosial Asia banyak terpengaruh Barat (Eurosentrisme).
Syed Farid Alatas, Associate Profesor di Departemen Sosiologi National University of Singapore, dalam buku ini memaparkan cukup luas kondisi ilmu sosial Asia, menanggapi dan mengkritisi ilmu sosial Asia yang Eurosentris, serta mengupayakan pengembangan diskursus alternatif dalam ilmu sosial Asia. Tujuannya antara lain menjadikan Asia sebagai pusat studi ilmu sosial (Asiasentris) dan mengapresiasi realitas-realitas Asia dengan lebih baik lagi.
Sebagai suatu wacana alternatif, ada empat isu yang diangkat dalam buku ini yaitu:
1.       Pertentangan antara ilmu sosial nativis dan ilmu sosial otonom
2.       Perlunya konseptualisasi yang tepat mengenai relevansi
3.       Dampak dari relasi antara pemikiran dominan dan pemikiran alternatif
4.       Pengajaran ilmu sosial dengan wacana alternatif
Dalam buku ini Alatas mengemukakan bahwa produksi pengetahuan tidaklah terpisah dengan kondisi sosial dimana pengetahuan itu berlangsung. Dominasi riset dan penulisan ilmu sosial oleh orang barat secara langsung membuat ide-ide tersebut diimpor dipasarkan dan dikonsumsi didunia akademik Asia. Sedangkan akademisi dan peneliti di Asia cenderung berkutat pada topik riset masyarakatnya sendiri dan selalu mengedpankan aspek kebijakan dan implikasinya. Sehingga membuat karya-karya tersebut kurang memberi kontribusi pada teori sosial secara umum. Kebergantungan akademis yang dilanggengkan melalui pelatihan dan kucuran dana riset dari Amerika dan Eropa harus dikurangi. Prioritas tinggi haruslah diberikan guna mengembangkan publikasi lokal seperti jurnal, kertas kerja, dan monograf yang perlahan akan melepaskan kalangan akademisi dari keterikatan tema-tema riset yang didikte oleh muatan publikasi Amerika dan Eropa. Jepang telah memberi contoh bagi kita tentang bagaimana melakukan transformasi itu. 
                Sedangkan disisi sebaliknya, membanjirnya ide-ide dari buku, jurnal, artikel dari penulis barat akhirnya menyebabkan kebergantungan akademis dalam pengajaran ilmu sosial di Asia. Hal itu berimplikasi pada kecenderungan kita mengingkari dan mengesampingkan kosep lokal yang seharusnya lebih tepat mengambarkan sebuah fenomena sosial. Ketika konsep ilmu sosial yang berasal dari tradisi Yunani Romawi, Kristen-Latin dan Eropa sering digunakan sebagai konsep yang universal (padahal seharusnya konsep tersebut memiliki karakteristik budaya tertentu. Akibatnya, ketika hal itu menjadi pijakan dasar dalam berpikir dan menjadi konsep dalam menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di Asia akhirnya menyebabkan persoalan yang pelik dalam konteks eksplanasi dan makna terutama dalam penggunaan istilah dan terminologi.
Secara umum bab-bab dalam buku karya Alatas ini membahas permasalahan kritik terhadap ilmu sosial barat (Bab I), Kondisi teori ilmu Sosial di Asia (Bab 2), Kebergantungan Akademis dan mengapa wacana alternatif tetap terpinggirkan di bahas di Bab 3. Bab 4 membicarakan aneka pandangan yang muncul dari kondisi ilmu sosial di Asia.  Bab 5 meneliti tentang pertentangan antara ilmu sosial nativis dan otonom, Bab 6 membahas konseptualisasi relevansi dan irelevansi Ilmu Sosial Asia, Bab 7 mengena hubngan anatar wacana dan kuasa, Bab 8  mengenai pengajaran diruangan kelas dalam memecahkan wacana alternatif, sedangkan Bab 9 mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk ilmu sosial di Asia
Hal yang bisa dimaknai dari membaca buku ini,  yaitu dapat menjadi salah satu perangsang untuk melihat kembali ilmu-ilmu sosial Asia secara kritis, kemudian coba mengembangkan diskursus alternatif di dalamnya. Jika kita terus mendasarkan pemahaman dan teori ilmu pengetahuan sosial dari Barat tanpa sikap kritis akan membuat Barat terus dan makin mendominasi, hingga gilirannya mendikte kawasan Asia, terutama kawasan yang masih berkembang. Membuat Asia akan terus merasa inferior atas Barat. Oleh Alatas, sudah saatnya ilmu sosial yang Asiasentris bangkit untuk menciptakan pengetahuannya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar