Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Perbandingan Pandangan Sartono Kartodirjo dan M.C. Rikleff dalam Historiografi Indonesia



Nama                    : Siti Nur Hadisah B.       Hari/tgl: Kamis, 13 Desember 2012
No. Mhs       : 12/340216/PSA/7401    Dosen Pengampu: Dr. Sri Margana
Mata Kuliah          : Historiografi



Kata pengantar dari buku yang ditulis oleh Sartono Kartodirdjo dan Rikleff terdapat perbedaan pandangan yang sangat signifikan dalam penulisan historiogarsi Indonesia. Kata pengantar ini dalam buku ini dapat memperlihatkan suatu pandangan dari seorang penulis (sejarawan) dalam menuangkan pemikiran ke karya-karya mereka. Adapun beberapa hal yang sangat menarik dalam merumuskan historiografi bangsa Indonesia yakni dalam hal perspektif atau sudut pandang yang mereka gunakan dalam historiografi Indonesia. Apabila historiografi sebelum-sebelumnya dikatakan bersifat kolonial-sentris, maka kata pengantar dalam kedua buku ini berusaha untuk lebih bersifat Indonesia-sentris.
Persamaan dari kedua artikel ini lebih pada usaha-usaha mengkostruksi masa lampau dengan menggunakan sumber atau data yang mendukung, tidak hanya sumber kolonial melainkan sudah berusaha menggunakan sumber-sumber orang pribumi. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan dalam memandang periodesasi sejarah Indonesia antara Sartono Kartodirdjo dan M.C. Rickleff dalam Sejarah Indonesia Modern. Cara pandang yang berbeda mengenai periodesasi telah menghasilkan penulisan dan hasil yang berbeda pula.
Tulisan Rikleff mengenai sejarah Indonesia diawali sejak tahun ± 1300 dengan menggunakan sumber-sumber asli dalam negeri dan catatan-catatan Cina, dianggap sebagai sebuah unit sejarah yang padu. Hal ini dikarenakan terdapat tiga unsur fundamental yakni unsur kebudayaan dan agama, saling pengaruh antara orang Indonesia dengan orang Barat, dan historiografi dengan menggunakan sumber-sumber primer sepanjang periode ini. Dalam hal ini Rikleff lebih menulis sejarah Indonesia modern sebagai narasi rinci.  Namun, dalam penulisan historiografi Indonesia ini Rikleff lebih banyak menulis mengenai sejarah Jawa dengan beberapa alasan dan dikatakan pula terdapat bagian yang merupakan ringkasan dari karya-karya orang lain.
Sedangkan penulisan sejarah Indonesia yang diuraikan Sartono Kartodirdjo diawali tahun ± 1500 lebih pada merekonstruksi atau menggambarkan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia. Perkembangan sejarah Indonesia dianggap sebagai proses yang kompleks dan bertolak bahwa masyarakat Indonesia dipandang sebagai suatu kesatuan dimana terjadi interaksi dan jaringan yang menghasilkan sistem dan struktur. Kemudian, dari sistem dan struktur inilah terbentuk suatu integrasi antara satu satu orang dengan orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain, daerah satu dengan daerah lain, dan seterusnya yang pada puncaknya tercipta suatu integritas dalam suatu bangsa.
Dengan kata lain, penulisan ini lebih pada sejarah total atau menyeluruh yang memandang perkembangan masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan dengan berbagai unsur dan dimensi. Penulisan sejarah secara menyeluruh atau total terdapat beberapa kendala, yaitu masalah komunikasi dalam penulisan sejarah Indonesia disini menjadi sangat penting, karena menimbulkan suatu interaksi dan saling pengaruh atau interdependensi. Apabila jaringan komunikasi mewujudkan integrasi, maka konsep integrasi merupakan konsep kunci dalam memahami sejarah Indonesia yang total.
Penulisan sejarah Indonesia yang ditulis oleh Sartono Kartodirdjo lebih memberikan tekanan pada proses sejarah dan kurang dalam struktur –struktur atau sistem. Proses sejarah ditampilkan dalam aspek politiknya tanpa mengabaikan interelasinya dengan aspek lain. Peranan politik dalam proses sejarah baik di dalam maupun diluar sistem politik dijadikan kunci dalam penyusunan sejarah Indonesia. Dengan demikian, penulisan sejarah yang dilakukan oleh Sartono Kartodirdjo lebih mencakup semua daerah-daerah lain, yang tidak hanya memfokuskan pada Jawa saja tetapi juga lebih merata ke daerah lain.
Kelebihan dalam kedua kata pengantar ini dengan jelas memberikan gambaran mengenai perspektif penulis dalam historiografi Indonesia. Selain itu, dalam penulisan sejarah Indonesia telah menggunakan sumber-sumber pribumi, dimana sebelumnya sering kali terabaikan. Selanjutnya memberikan pemahaman bahwa suatu historiografi sejarah memerlukan analisi yang tajam dalam membaca suatu data atau sumber guna mendapatkan hasil yang maksimal. Kelebihan ini akan menjadi lebih baik apabila data yang digunakan oleh kedua penulis tersebut kemudian saling melengkapi dan saling mendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar