Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

Peranan Dari Organisasi Struktural dan Mitos Dalam Historiografi Jawa



HitamPutihNama              : Hendra Afiyanto
NIM                : 339981
Mata Kuliah  : Historiografi


Ada banyak tulisan Jawa dan Malaya yang memberikan informasi kepada kita mengenai sulitnya mengevaluasi Indonesia pada masa lalu. Kesulitan ini disebabkan adanya kekaburan fakta dalam menjelaskan peranan serta proses sejarah. Kekaburan ini berasal dari mitos yang terdapat dalam karya, contohnya didalam Pararaton dan Babad Tanah Jawa.
Beberapa sarjana Eropa menganggap bagian awal dari karya ini adalah cerita dongeng yang tidak berguna. Adanya anggapan ini menunjukkan ketidakmampuan dari penulis untuk membedakan fakta dari fiksi. Pertanyaan yang harus segera di ungkap dari nilai-nilai semi sejarah itu adalah Apakah kronik Jawa tersebut memberi bantuan untuk menemukan fakta-fakta yang kita tidak ketahui?, Apakah kronik Jawa tersebut memberikan kontribusi yang berharga fakta-fakta yang ditemukan dari sumber lain? Apakah kronik Jawa tersebut berkontribusi terhadap pemahaman kita mengenai peran dan fungsi lembaga-lembaga politik dibawah naungan kronik Jawa ditulis? Apakah kronik Jawa tersebut memberi informasi mengenai sifat penguasa dan  sistem legitimasi yang diyakini dari konsep Melayu-Jawa? Dan terakhir apakah karya Melayu dan Jawa dalam satu jenis atau derajat yang berbeda?
Pada tulisan atau karya Jawa pengantar adalah bagian yang paling berkembang. Tulisan ini mencoba melihat factor budaya yang menunjukkan dan menginformasikan pengujian yang lebih detail terhadap struktur dari Pararaton dan Babad Tanah Jawa.
Pararaton menceritakan karir Ken Arok pendiri Dinasti Singosari dan Majapahit. Diceritakan sebelum menjadi raja pada tahun 1222, Ken Arok adalah korban manusia untuk Yamadipati (dewa pencabut nyawa dalam mitologi Jawa) untuk menyelamatkan makhluk lain dari kematian,sebagai hadiah, ia meminta untuk kembali ke surga Wisnu dan selanjutnya terlahir kembali menjadi raja. Permintaan tersebut terkabul, Ken Arok dilahirkan kembali oleh dewa Brahma melalui istri seorang petani yang baru menikah dan mengantar makanan untuk suaminya. Pada kelahirannya ken arok mengeluarkan cahaya dan menarik perhatian Ki Lembong (seorang pencuri yang lewat). Ken Arok kemudian diadopsi serta diberi keahlian. Setelah perjalanan panjang Ken Arok bekerja pada untuk Tunggul Ametung berkat bantuan ayah angkatnya Lohgawe. Lohgawe menjelaskan bahwa siapapun yang memiliki Ken Dedes dia akan menjadi Cakravartin. Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, dengan demikian Ken Arok menjadi seorang raja dan mengaku sebagai penjelmaan dari Batara Guru. Sebagai manifestasinya dia mengalahkan Raja Kediri. Babad Tanah Jawa dibuka dengan kisah Kerajaan Mataran di Jawa Tengah serta hubungan sinkretiknya dengan genealogi dari dewa-dewa Hindu dan nabi-nabi muslim serta keturunan dari dewa-dewa dibumi yang membangun sutau tatanan masyarakat.
Berbeda dengan pendapat para sarjana Eropa yang menganggap bahwa pengantar dari sejarah sebagai cerita dongeng yang tidak berguna, maka Anthony H.Johns memiliki anggapan lain. Menurutnya pengantar sejarah bukanlah hanya sebuah dongeng yang tidak berwujud, melainkan berhubungan erat dengan teori Jawa mengenai Kingship/ke-raja-an/sifat dan fungsi dari seorang raja. Raja berfungsi sebagai penghubung masa kini dengan masa lalu dan masa depan, raja adalah perwujudan dari totalitas negara seperti istanya adalah salinan mikrokosmis dari mikrokosmos, raja memiliki sifat kedewaan yang jauh lebih tinggi dan berbeda dari orang biasa.
Berdasarkan rentetan penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa mitos dalam karya sastra dapat dijadikan sumber dalam historiografi, dengan tidak mengesampingkan fakta dari fiksi cerita tersebut. Mitos berfungsi sebagai alat dukung legitimasi dari kekusaan raja. Hal ini dapat dibuktikan bahwa dalam mitos terdapat genealogi sang raja dengan raja-raja sebelumnya, maupun sang raja dengan dewa-dewa. Seperti pada Pararaton yang merupakan legitimasi dari kekuasaan Ken Arok sebagai keturunan Brahmana dan penguasa dunia serta legitimasi dari kekusaan raja-raja Majapahit sebagai keturunan dari Ken Arok dan legitimasi adanya pengaruh Hindu dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan Pararaton, Babad Tanah Jawa juga merupakan legitimasi dari kekuasaan raja-raja Demak, Pajang dan Mataram sebagai penerus kejayaan Majapahit dan bergantinya pengaruh Hindu menjadi pengaruh Islam. Kuatnya mitos sebagai alat legitimasi sebuah kekuasan raja juga didukung oleh pujangga-pujangga penulis karya baik itu Pararaton dan Babad Tanah Jawa yang notabene adalah pemuja dari raja-raja mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar