Nama : Arum Vitasari
NIM : 12/339811/PSA/7357
Dalam forum stadium general
tersebut Vaan menjabarkan mengenai penelitian yang dilakukannya di Hanoi, yakni
mengenai sejarah kolonialisasi Perancis. Pada awal diskusi tersebut, Vaan
menjelaskan bahwa di dalam penelitiannya tersebut, ia banyak menggunakan arsip-arsip
Perancis dari berbagai tempat, juga dengan membandingkan banyak peta-peta yang
berhubungan di Hanoi pada waktu itu. Fokus penelitiannya adalah mengenai dampak
kolonialisme Perancis terdapat perubahan tata kota di Hanoi.
Kolonialisme Perancis yang
terjadi di Hanoi pada sekitar tahun 1897-1902 tersebut diakui atau tidak memang
membawa dampak yang cukup besar pada tata kota di Hanoi. Pada waktu itu
pemerintah kolonial Perancis merencanakan sebuah tata kota yang cukup rapi
dengan menempatkan wilayah kota dan pemerintahan pada suatu area. Wilayah
inilah yang nantinya berdiri banyak bangunan megah bergaya Perancis-Eropa yang
dikhususkan untuk masyarakat Barat yang tinggal di Hanoi. Inilah yang disebut
oleh pemerintah kolonial pada waktu itu sebagai bentuk modernitas. Tentu saja
berdirinya banyak bangunan megah tersebut terlihat sangat kontras dengan
kehidupan penduduk pribumi yang hidup di kawasan kumuh. Wilayah pemukiman warga
Eropa tersebut juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Namun, masalah
kemudian timbul karena simbol modernitas yang disebut saluran pembuangan tersebut.
Tikus-tikus mulai berkembang-biak dan segera menjadi sebuah masalah serius bagi
perkotaan modern tersebut. Kebijakan untuk memburu tikus-tikus yang seperti
tidak habis tersebut. Masalah perkotaan di Hanoi tidak hanya berhenti di situ
saja. Masalah kesehatan pun menjadi masalah yang cukup serius pada masa
tersebut. Di mana, tentu saja masalah tikus-tikus tadi juga menjadi suatu
pemicu timbulnya masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebersihan.
Kemudian dijelaskan pula
mengenai peran gambar-gambar karikatur yang juga berkembang pada masa itu
sebagai kritik sosial juga dapat digunakan sebagai sumber sejarah. Di mana
melalui gambar-gambar tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan
masyarakat pada masa itu maupun kebijakan apa yang berlaku pada masa tersebut.
Selain itu, ada pula yang saya sebut sebagai sebuah kejanggalan di mana
gambar-gambar kepala para korban (para penduduk pribumi) yang dieksekusi maupun
gambar-gambar pengeksekusian kemudian dijadiin sebuah kartu pos yang cukup dinikmati pada masa
tersebut. Hal ini, secara tidak langsung menunjukkan adanya sadisme yang
berkembang pada masa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar