Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Orang Kecil Punya Sejarah


Nama  : Selfi Mahat Putri
Nim     : 10/306215/PSA/02239
Menarik menyimak dua pengalaman sejarawan ini pada stadium general yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2012. Gua Quan Seng, seorang sejarawan Singapura yang sedang melakukan studi di Chicago University Amerika dengan ketertarikannya pada studi mengenai gerakan sosial dan Michael G.Vann, seorang sejarawan Amerika yang memiliki minat pada microhistory. Bagaimana mereka berbagi ilmu akan pengalaman yang mereka lakukan saat melakukan penelitian.
Seng menempatkan history as activism yaitu bagaimana dia memandang sejarah dari perspektif kelas pekerja melalui gerakan-gerakan sosial yang terjadi untuk melihat sebuah negara. Seperti seorang aktivis yang mencoba melakukan perubahan dalam tatanan yang sudah ada, itu yang dilihat oleh Seng dan ini merupakan salah satu bentuk sejarah alternatif untuk sejarawan melihat masa lalu. Jadi, seperti yang dikatakan oleh Seng bagaimana sejarah ditempatkan sebagai karir dan sekaligus keingintahuan supaya sejarah pun menjadi menarik.
            Kemudian, dilanjutkan oleh Vann yang menjelaskan mengenai penelitian yang dilakukannya di Vietnam. Pemaparan yang disertai dengan slide-slide foto ini begitu menarik karena banyak hal yang tak terduga. Bagaimana bisa menemukan sejarah ditempat-tempat tak terduga dan melakukan petualangan dalam menemukan arsip-arsip. Vann yang mengambil topik penelitian “French Colonial Hanoi” ini melihat beberapa hal: dampak kolonial Perancis di Hanoi, bagaimana transformasi kotanya, dan bagaimana kehidupan sehari-hari kota kolonialnya. Tulisannya mengenai of rats, rice and race: the great Hanoi Rat Massacre, an Episode in French Colonial History. Memberikan kita gambaran bahwa microhistory merupakan suatu pilihan sejarah yang menarik.
            Banyak hal yang dapat dilihat dan dijelaskan dari sejarah orang-orang kecil atau orang-orang pinggiran yang selama ini belum begitu diminati oleh kalangan sejarawan.  Munculnya perpektif baru dalam penulisan sejarah membuat khazanah historiografi kita menjadi kaya. Tulisan-tulisan seperti Bambang Purwanto, Menulis Kehidupan sehari-hari Jakarta: Memikirkan kembali Sejarah Sosial Indonesia. Ia melihat bahwa sejarawan tak lagi tergantung pada sumber-sumber formal yang berlaku. Berbagai sumber simbolik seperti patung, lukisan, karikatur dan ruang dapat digunakan sebagai sumber sejarah. oleh karena itu beberapa elemen yang berkaitan dengan orang kebanyakan seperti di Jakarta, gubuk roet, ruang tempat tinggal dan coretan serta gambar yang ada di dinding sekitar mereka merupakan refleksi simbolik dari kenyataan sosial dari kehidupan mereka sehari-hari. Jean Gelman Taylor, Aceh: Narasi foto 1873-1930 dan Henk Schulte N dan Fridus S, Don’t forget remember me: Arsip audiovisual kehidupan sehari-hari di Indonesia pada abad ke-21. Beberapa contoh ini merupakan suatu bentuk baru perubahan dalam penulisan sejarah.
 Narasi sejarah yang berkutat pada tokoh-tokoh besar, Negara, Pahlawan dan Politik mulai digantikan dengan sejarah orang-orang kecil atau pinggiran, sejarah kehidupan sehari-hari, dan hal remeh temeh yang dulunya tak pernah diangkat. Perubahan ini terjadinya sejalan terjadinya perubahan penguasa dan jiwa zaman. Dimana masa Orde Lama sejarah Indonesia berkisah seputar nation-state guna membangkitkan kesadaran sejarah untuk memperkokoh identitas nasional. Pada masa Orde Baru, negara malah mengambil kendali yang begitu kuat dalam historiografi Indonesia. Historiografi hanya berupa “pesanan” penguasa sehingga segala peristiwa yang ditulis hanya yang diingini penguasa. Sejarah yang tidak sesuai dengan keinginan penguasa dihilangkan bahkan dihapus dalam ingatan kolektif masyarakat. Sehingga banyak peristiwa sejarah terutama sejarah mengenai kekerasan yang luput dalam historiografi Indonesia.
Begitu kuatnya penguasa mengendalikan sejarah membuat sejarah hanya berada pada posisi atas, sehingga masyarakat kecil yang juga memiliki sejarah tak pernah tersentuh. Oleh karena itu, pemaparan dari Seng dan Vann yang memberikan kita sebuah alternatif dalam penulisan sejarah. Membuka wacana dan pemikiran kita mengenai betapa pentingnya kita melihat micro history karena masyarakat kecil dan kehidupan sehari-hari merupakan sejarah tak kalah penting dan menariknya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar