Nama : Selfi Mahat Putri
Nim : 10/306215/PSA/02239
Tulisan Mary Catherine Quality dalam buku yang berjudul “Textual Empires” sangat
menarik untuk
dibaca. Membahas mengenai lima orang
penulis yaitu William
Marsden, Michael Symes, Thomas Stanford Raffless, Jhon Crawfurd, dan John
Anderson yang telah berkontribusi dalam historiografi di kawasan Asia Tenggara. Bagian pertama tulisannya dia
memulai mengenai “Sejarah Alam : Cara Baru Untuk Mengetahui”. Dalam tulisannya, Mary menyebutkan seorang
tokoh penting dalam penulisan sejarah alam yaitu William Marsden yang telah
menulis “History of Sumatra”.
History of Sumatra karya Marsden
adalah karya klasik mengenai salah satu pulau utama di Indonesia, Sumatra.
Karya ini tetap menarik dan penting untuk dibaca hingga saat ini, walaupun dari
segi usia sudah ketinggalan zaman karena telah terbit sekitar tiga abad yang lalu,
pada abad ke-18. Marsden mampu
menceritakan mengenai pengamatan yang dia lihat dan temukan selama perjalanan
tugasnya di Sumatra dalam tulisan yang begitu menarik. Perkenalan yang lama
dengan pribumi, pengetahuan yang luas mengenai bahasa, gagasan dan adat
istiadat mampu menggambarkan mengenai sejarah alam di Sumatra yang meliputi
nama dan lokasi pulau atau wilayah, letak geografis, geologi, botani, zoologi, pegunungan dan gunung
berapi, danau, sungai, lautan, musim, tanah, mineral, dan sebagainya. Sementara
sejarah sosial budaya meliputi bahasa, demografi, antroplogi, dan pemerintahan.
Ini merupakan catatan yang luar biasa di zaman tersebut.
History of
Sumatra yang ditulis oleh William Marsden bukan dalam kapasitasnya sebagai
seorang akademisi atau sejarawan
profesional, melainkan sebagai sebuah proyek penulisan ilmiah untuk kepentingan
pemerintah Inggris. William Marsden adalah seorang residen EIC yang berdinas dikompeni
Hindia Timur. Pada tahun 1685-1825 Inggris membangun koloni di Bengkulu dengan
mendirikan perusahaan dagang bernama EIC yang berpusat di Benteng Malborough.
History of Sumatra tidak lepas dari kepentingan Inggris di Bengkulu sebagai
daerah koloni yang potensial, buku tersebut juga ditulis pada periode yang sama
masa pemerintahan Inggris di Bengkulu.
Penulisan
buku tersebut tidak lepas dari tujuan-tujuan eksploitatif perusahaan dagang
Inggris, khususnya di wilayah pantai Barat Sumatra. Hal tersebut sesuai dengan
apa yang dinyatakan John Bastin bahwa periode-periode akhir abad ke 18 adalah
sebuah masa dimana Inggris membidik wilayah dan penduduk di Asia Tenggara untuk
memperluas industrialisasi di Inggris dari hasil komoditas bahan material
koloninya sebagai pasaran potensial dalam rangka menyediakan bahan-bahan untuk
industri manufaktur (Bastin:1957).
Tulisan Marsden mengenai Sumatra
tidak dapat dilepaskan dari usaha-usaha untuk memuluskan imperialisme Inggris
di daerah koloninya, walaupun pada kenyatannya Inggris ‘hanya’ mendapatkan
hasil dari produksi lada untuk komoditas eksport, tidak sebanding dengan biaya
dan tenaga yang dikeluarkan untuk membangun kedudukannya di Bengkulu. Ini
berarti bahwa semua jenis dari konsep dan representasi yang digunakan dalam
teks-teks literatur, catatan perjalanan, memoir, dan studi akademik melalui
disiplin ilmu humaniora dan sosial dapat dianalisa sebagai sebuah pengertian
untuk memahami pembiasan praktek ideologi dari kolonialisme (Young:1995).
History of Sumatra
sebagaimana telah disinggung diawal, menghabiskan 1/3 dari kajiannya untuk
membahas aspek-aspek geografis, terutama yang berhubungan dengan potensi
kekayaan alam beserta komoditas perdagangan. Pada akhir lampirannya, dengan
ilustrasi sederhana Marsden juga menggambarkan berbagai hasil potensi alam
untuk komoditas dagang seperti lada, damar, buah-buahan khas Sumatra dan
lain-lain. Kekayaan alam Sumatra bukan hanya dihasilkan dari varietas flora dan
faunanya yang berasal dari hutan, kekayaan dari perut bumi berupa emas, timah,
tembaga, bijih besi dan lain-lain adalah objek dari tujuan-tujuan eksploitatif
bagi upaya kolonialisasi diwilayah-wilayah Timur. Geografi pada dasrnya
merupakan materi penunjang bagi pengetahuan mengenai Timur .(Said:1985).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar