Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Natural Histories dalam Textual Empires (Mary Catherine Quilty)


Nama                        : Suriani
NIM                           : 12/338550/PSA/7236
Natural Histories
            Dari judul dapat diperkirakan isi, tetapi tidak selamanya demikian. Natural Histories dalam tulisan ini adalah sebuah genre penulisan sejarah Asia Tenggara yang ditulis oleh orang-orang Inggris, mereka adalah Marsden dengan History of Sumatra, Crawfurd dengan History of Indian Archipelago, Raffles dengan History of Java, Symes dengan Embassy to The Kingdom of Ava, dan Anderson dengan Mission to The East Coast Sumatra. Diantara kelima orang tersebut, Marsden lah yang dijadikan sebagai pelopornya karena dia adalah yang pertama menulis, yaitu pada tahun 1811. Mereka menulis bukan hanya sekedar untuk tujuan administrasi kolonial, tetapi juga untuk memberikan pengetahuan kepada orang banyak, setidaknya itulah keinginan mereka.
            “Natural Histories”, jika kita mendengar kata tersebut, apa kira-kira yang terlintas dalam pikiran kita sebagai pembaca?? Apakah tentang keadaan geografis, tentang tumbuhan, tentang hewan, tentang mineral-mineral atau tentang lainnya?? Ya, jawabannya memang di sekitaran hal-hal tersebut. Sejarah alam yang dimaskudkan dalam tulisan ini adalah sejarah yang mendeskripsikan “alam” di suatu wilayah tertentu, yang dalam bahasan ini adalah secara khusus wilayah Asia Tenggara. Membahas kategori-kategori bahasan dari “alam” tersebut, diantaranya kondisi geografis, hewan, tumbuhan dan lainnya, pada akhirnya juga menyinggung pada bahasan sejarah sosial dan budaya.
 Untuk menulis sejarah dalam kategori “natural histories”, setiap penulisnya harus melakukan hal yang paling dasar untuk mendapatkan data yang memang sebenarnya, yaitu observasi. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Marsden dan teman-temannya, setelah itu baru melanjutkan ke tahap-tahap berikutnya. Marsden melakukan tahapan sebagai berikut, yang pertama  “observasi”, kedua “klasifikasi” dan terakhir “generalisasi”[1].
            Marsden mendeskripsikan perbedaan rasa beberapa macam semut, kemudian ia mengidentifikasikannya, kemudian ia mengklasifikasikannya berdasarkan cirri tertentu. Hal tersebut hanya sebagian contoh, namun biasanya Marsden melakukan klasifikasi hasil observasinya berdasarkan kasual eksplanasi. Marsden mendeskripsikan kategori-kategori bahasan dari “alam” tersebut dalam bab per bab tulisannya. Namun seperti yang disebutkan sebelumnya, membahas tentang alam juga akan membahas sosial dan budaya, yang terutama adalah manusianya. Marsden dan juga yang lainnya masih berada dalam masalah tersebut. Tapi jika dipikir-pikir memang tidak mungkin melepaskan masalah alam dengan manusia, karena alam kan tempat hidup manusia, kondisi dan keadaan demografi alam juga dipengaruhi oleh manusia. Sehingga, Crawfurd sendiri mengkombinasikan disiplin ilmu lain, seperti kartografi dan juga antropologi.
            Jika kita membaca tulisan-tulisan “natural histories” penulis-penulis tersebut, maka kita akan bisa melihat fakta-fakta keadaan alam di Sumatera, Jawa, Bali dan daerah lainnya, jenis-jenis hewan dan tumbuhan di wilayah-wilayah tersebut, dan potensi-potensi mineral yang juga ada disana. Baik Marsden, Crawfurd, Raffles, Anderson dan Symes, mereka semua menuliskan semua yang menyangkut hal-hal tersebut.  Dan juga mereka menuliskan tentang fenomena-fenomena pribumi, dalam hal ini kegiatan religious mereka, kegiatan pesta rakyat mereka, dan kegiatan sehari-hari mereka, di daerah yang mereka jadikan objek tulisan mereka melalui ilustrasi-ilustrasi gambar.
            Jika setiap sejarah harus memuat data yang autentik, maka natural histories juga memuat hal tersebut. Marsden menceritakan tentang tanaman atau hewan tertentu, ia melampirkan gambar dari hewan dan tanaman tersebut, sehingga jika kita bisa membuktikan kebenarannya sekarang jika kita melihat hewan atau tanaman tersebut. Selanjutnya Marsden, Raffles dan Anderson membuat ilustrasi-ilustrasi tentang kehidupan orang Rejang, Jawa dan orang Batak, Crawfurd mendeskripsikan tentang customs and beliefsnya orang Bali. Ilustrasi-ilustrasi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai sumber penulisan kemudian, misalnya Anthony Reid dalam bukunya Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Reid menggunakan ilustrasi-ilustrasi gambar dan deskripsi-deskripsi mereka dalam bukunya. Seperti ilustrasi pesta perkawinan di Jawa[2]
            Semua tulisan dalam genre “natural histories” ini menjadi rujukan bagi penulisan sejarah selanjutnya, namun ada hal-hal yang terkadang sedikit menjadi masalah. Saya pikir masalah tersebut adalah ketika sejarah tersebut ditulis untuk tujuan kepentingan pihak kolonial. Mereka membesar-besarkan dan menggambarkan potensi-potensi daerah-daerah tersebut secara berlebihan untuk diperlihatkan kepada public dunia tentang keberhasilan pihak kolonial dan juga untuk tujuan kelayakan adaerah tersebut agar tetap dijadikan sebagai daerah koloni.



[1] Mary Chaterine Quilty. Textual Empires : a Reading of Early British Histories of South East. (Monash Asia Institute : Australia, 1998). hal 12
[2] Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid 1. (YOI : Jakarta, 2011). Hal 239

Tidak ada komentar:

Posting Komentar