Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Sultan, Pahlawan Dan Hakim. Oleh : Henri Chamber-Loir


NAMA           : HANIF RISA MUSTAFA
NIM               : 12/338345/PSA/07221
MAKUL         : HISTIRIOGRAFI

Riview buku: Sultan, Pahlawan Dan Hakim. Oleh : Henri Chamber-Loir
Melahap Teks: Piring-Piring Inggris Berhiasan Sajak Melayu – 153

Piring – piring kuno melayu banyak terlihat menghiasi dinding makam-makam tokoh yang dikenal di Jawa, yaitu Sunan Gunung Jati di Cirebon, Sunan Bonang di Tuban dan Ki Gede Kebagusan. Entah siapa yang membuat seperti ini, namun yang pasti piring-piring tersebut ditempel dikemudian hari setelah makam dibangun sejak lama. Piring-piring kuno ini sudah ada dan banyak ditemui pada abad ke-19. Piring-piring ini dianggap sakral didunia Islam, bukan karena isinya melainkan hiasan tulisan arab. Meskipun isi dari tulisan atau manuskrip tersebut “erotis” tetap sakral karena tulisan arabnya. Kemungkinan ini alasannya piring-piring tersebut ditempel ditembok-tembok makam tokoh-tokoh jawa tersebut, atau bisa jadi saat itu masih jarang orang bisa mengartikan tulisan-tulisan dan menganggap tulisan arab tersebut adalah tulisan sacral karena ke-arabannya.
Piring-piring dari pertengahan abad ke-19 dengan hiasan teks berhuruf arab ini merupakan komoditas eksport yang banyak diproduksi dari berbagai tempat. Seperti Tiongkok dan Eropa. Piring-piring yang banyak dijumpai di Indonesia adalah buatan Inggris yang dihiasi teks berbahasa arab dan beberapa buatan Belanda dengan teks berbahasa makasar, yang menjadi pertanyaan besar dan menjadi teka-teki adalah nama perusahaan yang memproduksi piring-piring buatan Inggris. Kalau piring-piring Belanda hanya satu buatan pabrik Regout di Maastricht (Chambert-loir;154). Piring-piring buatan Inggris terdapat beberapa merk yang dicap dibelakang piring dan ada yang tidak menyebutkan merknya tetapi memiliki kesamaan teks serta motif piring. Ini memiliki indikasi bahwa piring-piring tersebut adalah hasil produksi sama dari satu perusahaan atau bahkan bisa jadi kemungkinan-kemungkinan lain.
Pada belakang piring terdapat beberapa merk yaitu W. ADAMS AND SONS-MALAY, MALAY, J. HAWLEY dan seuntai pantun aksara jawi yang bertuliskan “Kalam Betawi Yang Akan Menulis; Kalam Ditangan Khatib Muharis; Pilihan Tuan Jg Yang Punya; Ditujuh Kota Ialah Ternama”. Jika ditinjau dari isi tulisan piring tersebut banyak menyebutkan nama ADAM - TOLSON - ANDERSON TOLSON - ANDERSON HUNT. Dari isi piring-piring kuno bisa terlihat bahwa semua piring diperdagangkan oleh perusahaan TOLSON atau ANDERSON TOLSON di Batavia, yang menjadi agen dari ADAM maupun ANDERSON HUNT di Inggris. Nama Aderson Tolson adalah sebuah keluaga yang pernah bermukim dibatavia tahun 1860-an dan 1870-an (Chambert-loir;154).
Chambert-loir berasumsi perusahaan ANDERSON TOLSON di Batavia adalah perusahaan patungan dan kemungkinan keluarga Anderson juga memiliki perusahaan patungan dengan keluarga Hunt di Inggris. Suatu sumber informasi lain ialah corak  tulisan tangan. Corak pertama ialah corak Khotib Muharis yang tulisannya anggun dan professional, terdapat pada piring bermerk ADAMS AND SONS, dan corak agak kaku serta kurang rapi terdapat pada merk J. HAWLEY. Kemungkinan besar piring-piring tersebut dicetak sesuai pesanan khusus atau penjual. Ini dimungkinkan pengecer ingin mengumumkan pabrik piring Staffordshire – sebuah kota di Inggris – yang terjamin mutunya, dan pengercer lainnya enggan mencantumkan nama pabrik karena takut melangkahi agen (Chambert-loir;157). Tetapi kemunkinan tersebut tidak mempertimbangkan kemunkinan-kemungkinan terburuk. Bisa saja piring-piring tersebut adalah produk lokal suatu daerah yang dipesan oleh firma dan dicap nama firma tersebut, serta ada kemungkinan juga bahwa piring tanpa merk adalah barang tiruan menyerupai barang yang bermerk atau sebaliknya. Lepas dari kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat ditarik kesimpulan apabila dikaitkan dengan makam-makam tokoh di Jawa, bahwa tembok-tembok yang di hiasi piring-piring kuno tersebut – seperti yang diasumsikan oleh Chambert-loir – masuk akal apabila piring-piring tersebut ditempel pada bangunan ketiga tokoh jawa, pada waktu komples makam tersebut dipugar, sesuai dengan kesakralan tulisan arab yang ada di piring-piring kuno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar