Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Perbandingan Kata Pengantar; Sartono Kartodirjo dan Clifford Geertz


NAMA           : HANIF RISA MUSTAFA
NIM               : 12/338345/PSA/07221
MAKUL         : HISTIRIOGRAFI


Perbandingan Kata Pengantar; Sartono Kartodirjo dan Clifford Geertz

Membandingkan sebuah kata merupakan hal merupakan sebuah hal menarik. Pada dasarnya  kedua pengantar merupakan sebuah tulisan pengantar yang mewakili sebuah karya ilmiah sebelum pada pokok pembahasan. Kata pengantar dapat memberikan keterangan pada kita bahwa kata pengantar sangat penting dan diperlukan untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa sebelum memasuki pada bagian inti tulisan, itu diarahkan kemana tulisan inti pada sebuah karya ilmiah, sehingga pembaca dapat membatasi dan menginterpretasikan sebuah karya ilmiah.
Sebuah kata pengantar dari Sartono Kartodirjo, mengantarkan penjelasan arah dan tujuan karyanya. Menguraikan mengenai penulisan sejarah Indonesia secara keseluruhan atau total yang memandang perkembangan masyarakat Indonesia sebagai kesatuan. Penulisan sejarah Indonesia secara keseluruhan atau total ini dimaksudkan tidak menulis sejarah keseluruhan yang merangkum semua sejarah local yang ada di Indonesia, melainkan menuliskan sejarah keseluruhan yang merangkum sejarah Indonesia dalam proses menjadi suatu integrasi. Ide mengenai integrasi selama ini ialah memandang bahwa integrasi ini karena pergerakan nasional dan revolusi. Kedua ide tersebut sudah menjadi mitos, bahwa terintegritasnya bangsa ini karena pergerakan nasional dan revolusi. Namun jika dipandang secara Neerlando-sentris, integrasi bangsa Indonesia tidak jauh dari jasa peranan Belanda sebagai pemersatu, ini sangat bertolak belakang dengan pandangan orientalisme yang memitoskan pergerakan nasional dan revolusi. Berdasarkan orientasi integrasi tersebut, Sartono menyebutkan perlu dilacaknya kembali bagaimana proses integrasi terjadi, pada tingkat teoritis dan mempergunakan metode kritis-history serta data-data historis. Dalam pengantar karyanya ini, disebutkan bahwa periodisasi sebagai kerangka atau batasan waktu secara kasar, ini karena unsur kebudayaan dalam geopolotik Indonesia masih bersifat pluralis dan heterogen. Sehingga apabila kebudayaan dipandang sebagai faktor proses integritas maka tidak akan berfungsi secara merata atau ketidakrataan dalam waktu maupun ruang. Erat hubunganya dengan pandangan sejarah sebagai proses dialektis antara proses dan struktur, bahwa kejadian silih berganti mewujudkan proses yang terlepas dari konteks atau landasan strukturnya, seperti kelakuan manusia sehari-hari tidak terlepas dari dari struktur sosial yang melandasinya. Sehingga dimaksudkan strukur tersebut merupakan gejala jangka panjang dan jarang berubah secara mendadak. Berdasar pokok pikiran sebagai kriteria tersebut dapat diarahkan penulisan sejarah Indonesia sebagai kesatuan sekaligus sejarah total.
Sedangkan Clifford Geertz dalam pengantar karyanya, memiliki tujuan yang memfasilitasi mahasiswa untuk melangkah maju ke tingkat kajian yang lebih tinggi. Dengan memberikan sebuah narasi yang mendasar tentang sejarah Indonesia sejak tahun ± 1300. Dalam karya Gertz menjelaskan pula secara singkat Majapahit dan kerajaan pra-Islam (beragama Hindu-Budha) yang meninggalkan banyak khazanah literature dan artistik yang terus berpengaruh hingga kedatangan islam. Gertz memandang periode mulai tahun ± 1300 disebut dengan sejarah Indonesia Modern. Terdapat tiga unsur fundamental. Pertama, unsure kebudayaan dan agama: islamisasi Indonesia dimulai tahun ± 1300. Kedua, unsure topic: saling pengaruh antara orang Indonesia dengan orang barat yang dimulai tahun ± 1500. Ketiga, histografi: sumber-sumber primer yang ditulis dengan bahasa Jawa, Melayu, dan bahasa-bahasa Eropa. Dalam kata pengantar gertz menyatakan bahwa karyanya mengutamakan bukti sejaraah secara terperinci. Dalam kayanya ini Gertz memfokuskan pada sejarah Jawa. Dengan alasan; sejarah jawa banyak dikaji dibandingkan dengan sejarah pulau-pulau lain, penduduk jawa mewakili lebih dari separuh penduduk Indonesia, menjadi pusat dari sejarah politik baik kolonial hingga kemerdekaan, karena adanya unsure pibadi gertz sendiri yang memilih jawa sebagai fokus penelitian.
Dari kedua kata pengantar tersebut menunjukkan perbedaan secara signifikan yang mana Gertz dalam menulis sejarah Indonesia hanya diwakilkan pada sosial kultural jawa saja. Sedangkan Sartono menulis sejarah Indonesia secara keseluruhan dengan acuhan penulisan proses integrasi bangsa Indonesia. Yang mana jiwa dari tulisan Gertz itu lebih menekankan pada sebuah akulturasi budaya hingga berpengaruh pada saat datangnya islam, dan Sartono lebih menekankan pada sejarah Indonesia baru masa pergerakan nasional dan revolusi. Dalam kata pengantar Gertz ini lebih memfokuskan budaya saja dibandingkan sosial, administrasi dan politik. Berbeda dengan Sartono yang membahas sejarah Indonesia secara keseluruhan dipandang dengan sosial politik. Selain itu Sartono menawarkan pembahasan yang intepretatif, sehingga dapat menghadapkan pembaca dengan sintesa baru, berbeda dengan Gertz yang menulis karyanya dengan sebuah narasi terperinci. Dari perbedaan interpretatif dan narasi terperinci, Sartono selain menjelaskan sejarah Indonesia secara keseluruhan juga menawarkan sebuah penjelasan dengan pendekatan historiografi, sehingga pembaca dapat diajak berfikir kembali, sedangkan Gertz hanya menuliskan secara terperinci tanpa menawarkan sebuah metode. Diantara perbedaan antara Gertz dan Sartono memiliki kelebihan dan kekurangan, yang mana kekurangan dan kelebihan saling mengisi diatara satu sama lainnya untuk menambah khasanah kesejarahan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar