Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Membandingkan tulisan Riklefs dan Sartono Kartodirjo rupanya merupakan hal yang cukup menarik. Dalam kedua tulisan ini ada beberapa kesamaan dan perbedaan pola pikir keduanya.


Nama               : Latif Kusairi                                    
NIM                : 12/340076/PSA/07391

Memahami tulisan Ricklefs
          Pandangan Ricklefs pandangan terhadap sejarah justru perkembangan dengan dengan sistem kemasyarakatan dengan struktur ekonomi, sosial, dan politik dengan tumbuh secara dinamis seperti yang kita kenal sekarang ini.  Hal ini menuntut agar perkembangan historis itu dipaparkan sebagai proses yang kompleks, sehingga tampil jelas interaksi antar berbagai unsure-unsurnya serta saling pengaruh dan saling ketergantungan, antara perbagai aspek kehidupan masyarakat.
Rupanya kronologi waktu yang diterapkan oleh Ricklefs tentang pembabakan sejarah Indonesia perlu  diketengahakan. Dia membuat bab Klasik dengan munculnya kerajaan Kutai sampai majapahit. Pasca itu yaitu Islam ada semacam pembabakan lagi yaitu pada tahun  1300 telah menjadi sebuah unit sejarah yang padu. Artinya Ricklefs berusaha untuk melakukan babakan pada tahun 1300 merupakan periodesasi yang dianggapnya modern. Pada tahun 1300-1500 historiografi sudah mengalami perkembangannya dengan pola penulisan yang jelas sudah mapan, rupanya pengaruh colonial telah membawa dinamika penulisan menjadi ada dan tidak banyak di naungi hawa mitos lagi.
Ricklefs dalam penjelasan buku ini berusaha untuk mencoba menganalisa perkembangan historiografi Indonesia. Hal yang menarik adalah kegamangannya tentang penulisan sejarah rinci lebih sulit dan banyak yang menggunakan pembahasan yang bersifat Interpretatif. Ricklefs sendiri sebenarnya cenderung dengan pendekatan pendekatan sejarah terperinci. Karena tulisan sejarah yang terperinci justru bisa menghadirkan bayangan yang jelas bagi pembacanya untuk melihat sejarah secara nyata dan generalisasi yang jelas. Seolah perdebatan sejarah Intrepretatif ini selalu diwakili oleh sejarawan Jawa dengan Para Pujanggannya yang kadang menulis tidak gambling dengan banyak analogi, sedang Ricklefs rupanya senang berdiskusi dengan sejarah yang gamblang apa adanya. Perdebatan pola tulisan inila yang saya rasa sangat menarik untuk dikaji karena sejarah yang Gamblang dan adanya sejarah yang  abu-abu. Sehingga masyarakat sekarang mengetengahkan dalan sejarah fakta dan fiksi.
Keterpakuan Ricklefs pada sejara Jawa juga patut di tela’ah disini karena sebagian penduduknya pun banyak berada di Jawa. Selain itu unsure dari Jawa sebagai pusat pemerintahan dan adanya unsure yang cukup dekat dari penelitiannya membuat Jawa menjadi bagian tersendiri.. Jai Ricklefs menganggap bahwa buaya nasional berasa dari Jawa.

  
Melihat Teks  Sartono Kartodirjo  dan mendiskusikan dengan gaya tulisan Ricklef.
        Sejarah merupakan bagian integral yang menurut Sartono sebagai cermin kehidupan bangsa yang dapat dilihat melalui rekonstruksi yang ada. Sejarah akan menjadikan perkembangan yan sangat integral sebagai proses yang kompleks, sehingga tampil jelas interaksi antara berbagai varian dengan saling berhubungan satu sama lain. Rupanya Sartono disini lebih mengedepankan Proses atas ekontruksi sejarah tersebut dibanding struktus yang ada, memang dalam pola tulisan sejarah pasti ada semacam dialektika anatra proses dengan unsur, hal itu menurut saya wajib untuk diketengahkan bahwa sejarah punya rus atas proses terjadinya peristiwa. Sehingga seakan jelas bahwa sejarah adalah suatu peristiwa yang penting, ini saya analogikan sebagai bedanya sejarah dengan catatan harian. Kita bisa melihat dalam catatan harian ada semacam peristiwa penting dibalik itu yang bisa dituliskan dalam Sejarah. Akan tetapi unsur sejarah itupun harus melihat proses-proses yang lain dalam catatan harian  untuk bisa menulis secara keseluruhan. Maka inilah yang dimaksudkan Sartono dengan sejarah yang menyeluruh, bahwa tulisan sejarah yang ada harus melihat waktu dan dikupas dengan keseluruhan.
Sejarah ditulis disini adalah sejarah yang total memandang seluruh kesatuan dari sebuah permasalahan. Berbeda dengan pandangan yang di uraikan oleh Ricklefs, bahwa penulisan sejarah ada pembabakannya secara jelas antara periode klasik dan modern. Sartono justru tidak menggunakan sekat-sekat periodesasi itu secara kaku, ataupun justru tidak ada kata periodesasi. Rupanya pandangan Sartono ini dimaksudkan bahwa sejarah adalah bagian yang terus berkesinambunagn antara fakta satu dan fakta lain yang terus berkesinambungan. Bahwa sejarah itu merupakan proses perjalanan yang panjang. Dari proses itulah kemudian kita bisa melihat peristiwa yang penting dalam sejarah yang unik. Keunikan ini mnurut artono coba ia tela,ah dengan menggunakan sejarah yang tergabung menjadi sejarah nasional.
Format tulisan Sartono ini semacam ada pembentangan struktur sejarah yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dibalik sejarah yang terstruktur itulah terdapat pola sejarah yang tampak bahwa sejarah itu mempunyai fakta, dan adanya keunikan tersendiri dalam sebuah peristiwa. Apa yang dikatakan Sartono ini semacam ada grand sejarah dibalik struktur peristiwa yang runtun tadi. Ungkapan bahwa dalam satu jaringan komunikasi yang menghubungkan kesatuan atau kompleksitas historis, tampak bahwa periode tersebut terpisah, ini bisa di asumsikan bahwa keterpisahan itu dianggap sebagai sejarah itu bisa berdiri sendiri tergantung sejarawan mengamatinya yang kemudian bisa ditulis dalam tulisan sejarah.
Kompleksitas Historis juga turut mempengaruhi adanya sebuah sejarah yang bisa menampilkan interaksi sejarah yang historis tersebut. Inilah yang dimaksudkan bahwa pandangan Ricklefs yang mencoba melakukan pembabakan sejarah dan Sartono mencoba tidak melakukan pandangan babak sejarah ini. Sartono lebih mengedepankan pola sambung menyambung antar peristiwa sehingga untuk melihat sebuah fakta sejarah bisa melihat kronologi peristiwa sebelumnya tanpa ada sekat periodesasi. Namun selain periodesasi, antara Sartono dan Ricklefs itu banyak kesamaan dalam pola penulisan sejarahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar