Nama : Rika Inggit Asmawati
NIM :
12/339398/PSA/7286
Sama-sama
membahas tentang sejarah Indonesia, baik Sartono Kartodirdjo maupun Ricklefs
setidaknya mempunyai cara pandang yang berbeda dalam menghadirkan sejarah. Menurut
Sartono Kartodirdjo, sejarah yang hendak dimaksudkan untuk disusun adalah
sejarah sejarah total atau menyeluruh yang memandang perkembangan masyarakat
Indonesia sebagai satu kesatuan. Salah
satu konsep yang mendasari sejarah total ialah konsep kesatuan yang mencakup
berbagai unsur dan dimensi. Interaksi antra unsur atau pengaruh timbale balik
antara masyarakat dapat mewujudkan kesatuan itu. Konsep integrasi adalah konsep kunci untuk
memahami sejarah Indonesia sebagai sejarah total. Ide kesatuan dalam
perkembangannya di waktu yang lalu juga berasal dari mitos, ialah kepercayaan
akan kesatuan bangsa Indonesia. Hanya lewat pergerakan nasional dan revolusi
mitos ini sepenuhnya dapat dijadikan realitas, seperti yang kita hayati dewasa
ini. Menurutnya, sejarah nasional sangat penting karena sejarah nasional
berfungsi untuk memperkuat dan memelihara kesatuan nasioanal lewat kesadaran
nasioanal. Sejarah Indonesia sebagai suatu konstruk berlandaskan konsep
geopolitik dan bukan konsep kebudayaan dalam pengertian Toynbee.
Dalam karyanya,
Sartono mengungkapkan bahwa periodisasi tidak digunakan seperti biasanya dalam
penulisan sejarah, akan tetapi hanya digunakan sebagai kerangka atau batasan
waktu secara kasar. Hal ini sekaligus menjawab kritik yang diberikan Ricklefs dalam
kata pengantarnya bahwa dalam sejarah Indonesia tidak memberikan kronologi yang
jelas. Sartono memulai tulisannya dengan mengungkap peristiwa-peristiwa ditahun
1500-an, ketika menurutnya Nusantara sedang mengalami proliferasi kekuasaan.
Menurutnya, kota pelabuhan sebagai penumpukan barang dagangan, dimana
perdagangan internasional diselenggarakan, yaitu lazim disebut emporium.
Penulisan sejarah menurutnya lebih memberikan tekanan pada proses sejarah, jadi
pada pertanyaan bagaimana terjadinya, dan kurang pada struktur-struktur atau
system-sistem. Yang menjadi kunci dalam penyusunan sejarah Indonesia yang
Indonesia-sentris adalah peranan politik yang dimainkan oleh pelaku-pelaku
Indonesia, baik dalam interaksinya di dalam system social-politiknya maupun
dengan factor-facktor dari luar. Sedikit berbeda dengan Sartono, Ricklefs
mengungkapkan bahwa penyusunan buku Sejarah Indonesia memulai dengan babakan
waktu tahun 1300. Tahun-tahun tersebut menurutnya adalah suatu unit sejarah
yang bertalian secara historis, yang dinamakannya sebagai jaman modern. Tiga
unsur fundamental memberi kurun waktu sebagai suatu kesatuan historis, yang
pertama, terdapat dalam bidang budaya dan agama : islamisasi Indonesia yang
dimulai sekitar tahun 1300 sampai sekarang. Yang kedua berdasarkan tema :
interaksi antara bangsa Indonesia dan
bangsa-bangsa Barat yang dimulai sekitar tahun 1500 dan tetap berlanjut. Yang
ketiga bersifat historiografis : sumber-sumber primer sepanjang kurun waktu ini
hampir seluruhnya ditulis dalam bentuk-bentuk bahasa-bahasa Indonesia
modern ( bahasa-bahasa Jawa, Melayu
daripada bahasa Jawa Kuno dan melayu kuno ) dan dalam bahasa-bahasa a eropa.
Namun, walaupun
begitu, dalam sejarah Indonesia, tidak menyantumkan peran perempuan. Baik
secara sadar ataupun tidak, telah mengabaikan realitas historis perempuan
sebagai bagian dari proses historis perempuan sebagai bagian dari proses
sejarah Indonesia. [1]
baik Sartono maupun Ricklefs, tidak mencantumkan peran perempuan dalam
kajiannya. Seolah-olah Indonesia ataupun Negara Indonesia hanya diisi oleh satu
jenis kelamin saja, yaitu laki-laki, padahal menurut Peter Boomgard yang
dikutip Bambang Purwanto, perempuan
mempunyai peran yang cukup menarik dalam Cultuurstelsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar