Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Genre baru penulisan sejarah Indonesia?


Nama    : Rika Inggit Asmawati
NIM      : 12/339398/PSA/7286
Seng Guo Quan mengungkapkan bahwa sejarah muncul dari perjuangan-perjuangan klas. Ia menambahkan bahwa kesadaran klas adalah cikal bakal dari Negara bangsa.  Dia memberikan contoh tentang perjuangan klas yang muncul di India. Dan juga ia memberikan contoh tentang perjuangan E.P Thomshon . dalam beberapa kajiannya yang dipengaruhi oleh analisis marxis, Seng Quo Quan mengatakan bahwa orang-orang biasa dapat menentukan sejarah bangsa.  Seng menekankan arti kesadaran klas, sejarah sebagai aktivitas misalnya komunis, atau partai liberal. sejarah sebagai Seng Guo Quan juga mengungkapkan keprihatinannya, bahwa sejarah di negrinya-singapura hanya dilihat dari kacamata orang-orang besar saja. Sehingga sejarah jarang memberikan tempat kepada orang-orang pinggiran.. Dalam hal ini, Seng mengungkapkan bahwa seharusnya dengan gerakan social, orang-orang kecil yang kemudian bersatu dibawah payung kelompok dan berjuang atas kepentingan bersama-sama seharusnya dapat merubah kekuaasaan. Keprihatinan Seng, sepertinya sama dengan apa yang ada di Indonesia, bahkan di bagian dunia lain bahwa sejarah selalu merupakan milik penguasa.
Sedikit berbeda dengan Seng Guo Quan, Michael G. Vann membahas mengenai kolonialisme Perancis di Hanoi. Ia mengungkapkan bahwa kolonialisme perancis membawa dampak tehadap Hanoi. Salah satunya adalah modernitas. Modernitas yang dibawa kolonial perancis mengakibatkan adanya transformasi wajah kota Hanoi. Michael G. vann menunjukkan salah satu gambar yang diambil dari Hanoi pada masa itu, bahwa di salah satu sudut kota Hanoi, terdapat hotel mewah elegant yang mahal mirip dengan apa yang sudah ada di paris. Tetapi, ia juga tidak menyangkal bahwa selain membawa modernisasi, kolonialisme juga mengakibatkan supremacy kaum kulit putih terhadap pribumi disana kemudian, kolonialisme ternyata juga mengakibatkan adalanya polarisasi rasial.
Yang menarik, bahasan Michael G. Vann seolah menjawab keprihatinan Seng Guo Quan, dimana Michael G. Vann menghadirkan sejarah kolonialisme di Hanoi bukan dari kaca mata orang besar tetapi melalui kehidupan sehari-hari kaum urban. Dalam hal sumber sejarah, Michael mengungkapkan bahwa ia menggunakan pendekatan tradisional dimana menggunakan sumber-sumber tradisioanal, seperti rekaman pemerintah, memoirs of architect and official, peta dan dalam sumber yang tidak kita sangka sebelumnya misalnya rekaman pajak atau daftar pajak. Karena misi Micahel G. Vann adalah menulis sejarah sehari-hari, sejarah yang remeh temeh, atau sejarah mikro. Micahel G. Vann juga mengungkapkan kesulitannya saat akan menulis mengenai kehidupan wanita pada saat itu. Dari beberapa sumber yang ia gunakan, ia tidak menemukan sumber yang menyinggung tentang kehidupan kaum wanita. Oleh karena itu, ia menggunakan sumber kartun. Ia menemukan kartun-kartun yang hendak dianalisisnya dalam Koran ataupun juga dalam komik. 

1 komentar: