Nama : Rika
Inggit Asmawati
NIM :
12/339398/PSA/7286
Seng Guo Quan mengungkapkan bahwa sejarah muncul dari
perjuangan-perjuangan klas. Ia menambahkan bahwa kesadaran klas adalah cikal
bakal dari Negara bangsa. Dia memberikan
contoh tentang perjuangan klas yang muncul di India. Dan juga ia memberikan
contoh tentang perjuangan E.P Thomshon . dalam beberapa kajiannya yang
dipengaruhi oleh analisis marxis, Seng Quo Quan mengatakan bahwa orang-orang
biasa dapat menentukan sejarah bangsa. Seng
menekankan arti kesadaran klas, sejarah sebagai aktivitas misalnya komunis,
atau partai liberal. sejarah sebagai Seng Guo Quan juga mengungkapkan
keprihatinannya, bahwa sejarah di negrinya-singapura hanya dilihat dari
kacamata orang-orang besar saja. Sehingga sejarah jarang memberikan tempat
kepada orang-orang pinggiran.. Dalam hal ini, Seng mengungkapkan bahwa
seharusnya dengan gerakan social, orang-orang kecil yang kemudian bersatu
dibawah payung kelompok dan berjuang atas kepentingan bersama-sama seharusnya
dapat merubah kekuaasaan. Keprihatinan Seng, sepertinya sama dengan apa yang
ada di Indonesia, bahkan di bagian dunia lain bahwa sejarah selalu merupakan
milik penguasa.
Sedikit berbeda dengan Seng Guo Quan, Michael G. Vann
membahas mengenai kolonialisme Perancis di Hanoi. Ia mengungkapkan bahwa kolonialisme
perancis membawa dampak tehadap Hanoi. Salah satunya adalah modernitas.
Modernitas yang dibawa kolonial perancis mengakibatkan adanya transformasi
wajah kota Hanoi. Michael G. vann menunjukkan salah satu gambar yang diambil
dari Hanoi pada masa itu, bahwa di salah satu sudut kota Hanoi, terdapat hotel
mewah elegant yang mahal mirip dengan apa yang sudah ada di paris. Tetapi, ia
juga tidak menyangkal bahwa selain membawa modernisasi, kolonialisme juga
mengakibatkan supremacy kaum kulit putih terhadap pribumi disana kemudian,
kolonialisme ternyata juga mengakibatkan adalanya polarisasi rasial.
Yang menarik, bahasan Michael G. Vann seolah menjawab
keprihatinan Seng Guo Quan, dimana Michael G. Vann menghadirkan sejarah
kolonialisme di Hanoi bukan dari kaca mata orang besar tetapi melalui kehidupan
sehari-hari kaum urban. Dalam hal sumber sejarah, Michael mengungkapkan bahwa
ia menggunakan pendekatan tradisional dimana menggunakan sumber-sumber
tradisioanal, seperti rekaman pemerintah, memoirs of architect and official,
peta dan dalam sumber yang tidak kita sangka sebelumnya misalnya rekaman pajak
atau daftar pajak. Karena misi Micahel G. Vann adalah menulis sejarah
sehari-hari, sejarah yang remeh temeh, atau sejarah mikro. Micahel G. Vann juga
mengungkapkan kesulitannya saat akan menulis mengenai kehidupan wanita pada
saat itu. Dari beberapa sumber yang ia gunakan, ia tidak menemukan sumber yang menyinggung
tentang kehidupan kaum wanita. Oleh karena itu, ia menggunakan sumber kartun.
Ia menemukan kartun-kartun yang hendak dianalisisnya dalam Koran ataupun juga
dalam komik.
blog yang sangat bagus..
BalasHapus