Halaman

Kamis, 17 Januari 2013

Don’t forget to remember me: Arsip audiovisual kehidupan sehari-hari di Indonesia pada abad ke-21.(Henk Schulte Nordholt dan Fridus Steijlen)


Nama  : Selfi Mahat Putri
Nim     : 10/306215/PSA/02239
Sebagaimana judul buku ini, Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia yang ditulis oleh beberapa sejarawan dengan cara-cara yang berbeda-beda telah berusaha memberi sumbangan baru dalam historiografi Indonesia. Di awali dengan tulisan Henk dan kawan-kawan, Memikir Ulang Historiografi Indonesia. Penulisan sejarah terutama sejarah nasional yang selama ini cenderung merupakan kegiatan politis daripada kegiatan intelektual atau akademis. Padahal penulisan sejarah dan klaim akan kebenaran (truth-claims) tentang masa lampau menjadi penting karena sejarah dianggap sebagai dasar kesadaran sejarah yang fungsinya memperkokoh identitas nasional atau kolektif. 
Disisi ini Henk dan dkk melihat bahwa pentingnya sejarawan untuk melihat dan meninjau ulang historiografi Indonesia yang ada selama ini. Narasi-narasi besar sejarah nasional yang berfokus kepada negara atau secara tersirat historiografi yang sebagian besar dikendalikan oleh negara, tidak memiliki kemampuan meletakkan fokus pada partisipasi rakyat dalam sejarah nasional. Fokus pada sejarah orang biasa merupakan sebuah reaksi terhadap narasi-narasi besar yang ada selama ini. Salah satu contohnya bagaimana sejarawan ini melihat sejarah melalui lensa kamera film berbagai aspek kehidupan sehari-hari di lokasi-lokasi tertentu dalam lingkup kehidupan kota.
Don’t forget to remember me: Arsip audiovisual kehidupan sehari-hari di Indonesia pada abad ke-21 merupakan salah satu aspek baru dalam penulisan sejarah Indonesia. Ini merupakan salah satu pendekatan baru dalam sejarah lisan yang menjawab perkembangan zaman dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.  Ini merupakan sebuah proyek yang dilakukan karena semakin besarnya minat sejarawan terhadap sejarah kehidupan sehari-hari dalam upaya menekankan relevansi data visual. Ini memperlihatkan bahwa sejarawan harus bisa membaca perkembangan teknologi, mereka tidak harus melakukan penelitian sejarah dengan cara-cara konvensional yang selalu mereka lakukan. Adanya perkembangan dalam metode dan metodologi penelitian sejarah diharapkan sejarah menjadi sesuatu yang menarik.
            Upaya mencari sejarah kehidupan sehari-hari dan tantangan mengembangkan sumber dan pendekatan analisis yang baru juga relevan bagi sejarawan Indonesia. Setelah puluhan tahun historiografi resmi mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara eksklusif terfokus pada kebangkitan bangsa di bawah Presiden-Soekarno, atau narasi pembangunan yang merayakan hasil-hasil yang dicapai pemerintahan Orde Baru. Sehingga menyingkirkan sejarah mengenai rakyat kecil. Oleh karena itu pendekatan ini mencoba memberi ruang kepada rakyat kecil di Indonesia untuk turut memainkan peran yang berarti dalam sejarahnya sendiri. Dalam proyek ini, kehidupan sehari-hari (sebagian besar) rakyat biasa mendapat tempat utama dalam upaya sederhana membawa rakyat Indonesia kembali ke dalam sejarahnya sendiri.
Lewat rekaman film yang terekam mengenai aktivitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat ini memberikan nuansa baru dalam sejarah. Bagaimana sejarah tidak ditafsirkan dari dokumen-dokumen tertulis yang ada tapi ditafsirkan dari realita yang ada karena apa yang terekam dalam sebuah film bukanlah sesuatu yang di setting tapi murni kejadian apa adanya. Ketika kita merekam kehidupan para petani di desa, anak-anak desa, aktivitas masyarakat di kota, anak-anak kota, transportasi dan lain sebagainya. Dari rekaman-rekaman ini kita bisa menafsirkan bagaimana perkembangan desa dan kota dan banyak hal lain yang dapat kita tafsirkan.
            Sejarah lewat audiovisual memang menarik dan menjadi sebuah alternatif bagi sejarawan untuk melihat sejarah yang tidak memiliki dokumen atau fakta-fakta tertulis untuk menulis suatu peristiwa sejarah. Walaupun juga memiliki kelemahan-kelemahan bagi seorang sejarawan. Sejarah lewat rekam film hanya cocok untuk melihat sejarah kontemporer dan dana yang dibutuhkan untuk penggalian sejarah melalui pendekatan ini cukup besar karena alat-alat yang dibutuhkan cukup mahal.  Tetapi paling tidak ini telah memberikan suatu yang baru bagi sejarawan dalam melihat dan menggali sejarah. Pendekatan telah mampu menghadirkan sejarah orang-orang kecil atau orang pinggiran mengenai kehidupan sehari-hari mereka dalam bagian dari realita sejarah yang juga patut untuk diangkat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar