Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

Bab II - Buku “Dekolonisasi Metodologi” oleh Linda Tuhiwei “Meneliti Lewat Mata Imperialisme”


Nama                  : Septi Utami
No. Mahasiswa   : 12/339799/PSA/7354

            Imperialisme merupakan momok bagi setiap negara-negara yang sudah mengalami penjajahan selama bertahun-tahun. Selain eksploitasi sumber daya alam, di akhir-akhir ini menjadi eksploitasi pada setiap bidang seperti budaya, politik, ekonomi, bahkan pendidikan. Linda Tuhiwei merupakan seorang yang berada di barisan depan untuk berbagai bentuk imperialisme yang hadir di dalam bidang kehidupan maupun alam pikiran bangsa yang dijajah. Hal ini terlihat jelas pada tulisan Linda Tuhiwei, dalam menyikapi bangsa-bangsa yang terjajah dan non-terjajah. Cara pandang yang selalu dilakukan bangsa terjajah dalam menyikapi bangsa non-terjajah dengan memberikan cerita alternatif tandingan guna memberikan perlawanan tak kunjung padam. Beragam bentuk pengumpulan bahan amatiran, pendekatan jurnalistik, atau cara-cara lain dalam memetik pengetahuan bangsa terjajah melewati cara pandang yang sudah tertanam lama di benak bangsa non-terjajah.
            Ditelisik lebih jauh, Linda sangat tidak percaya terhadap data-data yang banyak diberikan oleh bangsa-bangsa non-terjajah di dalam memberikan gambaran pasti keadaan bangsa terjajah saat itu. Para petualang yang menulis tanpa cara atau tekhnik sangat dimungkinkan memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat indigenous (pribumi). Di temui di beberapa tulisan yang mengandung cara pandang terhadap cerita kaum lelaki tidak memberikan kontribusi lebih jauh tentang hasil yang diinginkan. Oleh sebab itu, permasalah gender dan seksualitas kini menjadi wacana guna melihat kehidupan bagi kaum wanita yang kurang menjadi sorotan.
            Bagian kedua buku ini membahas tentang pendekatan dan metodologi dalam penelitian, yang banyak dilakukan oleh penduduk terjajah bisa bermartabat, etis, simpatik, dan jauh bermanfaat. Bab ini banyak menyinggung pertentangan berbagai komunitas penelitian yang masih mempraktekkan sikap rasis, asumsi etnosentris dan penelitian eksploitatif. Pemaparan Linda tentang beberapa permasalahan kerangka pemikiran bagi peneliti bangsa terjajah dalam membangun cerita kesejarahan mereka selama ini hanya menggunakan kerangka pemikiran Barat. Hall dalam hal ini turut memberikan asumsi tentang permasalahan di atas bahwa jika cerita semacam ini akan menimbulkan dampak pada pengklasifikasian masyarakat ke dalam berbagai kategori, memadatkan cerita yang seharusnya dapat ditelaah lebih jauh, menyediakan sebuah model perbandingan standar, serta hanya menyediakan kriteria evaluasi guna memperingatkan masyarakat lain.
            Beberapa pandangan di atas kemudian menghasilkan konstruksi pemikiran Barat yang telah teradopsi di dalam pemikiran pribumi. Konstruksi tersebut akhirnya diperkenalkan, diasosiasikan, dan diterapkan kepada masyarakat pribumi sendiri sehingga pemikiran ini dapat menyebar dalam berbagai bidang kehidupan seperti; pendidikan yang dijalankan merupakan bentukan bangsa non-terjajah, adapun dalam bidang politik dimana ada beberapa peraturan ketatanegaraan yang masih mengadopsi dari bangsa non-terjajah. Sehingga kolonialisasi merupakan bentuk budaya bersama bagi mereka yang terjajah dan bagi mereka yang bukan terjajah. Wacana rasialisasi juga merupakan permasalahan di dalam menentukan cerita kesejarahan. Pandangan terhadap ras superior dan imperior menghiasi berbagai cerita yang kurang dipahami dapat menjadikan bangsa terjajah makin terlihat menyedihkan. Sedangkan adapula pandangan yang berbeda dalam menyikapi gender oleh bangsa terjajah dimana sangat jelas bahwa wanita dalam hal ini tidak dilibatkan dalam cerita kesejarahan bangsa terjajah, sehingga cerita kesejarahan hanya melihat kacamata laki-laki. Sikap bangsa non-terjajah lebih dahulu memiliki kerangka pemikiran yang sudah mapan dalam hasil pengalaman sejarahnya sehingga dalam perjalanan sejarahnya bangsa non-terjajah mampu menanamkan pemikiran mereka dan memadamkan kebudayaan yang seharusnya dapat terjaga.
            Buku ini lebih lanjut mengidentifikasi tentang pandangan terhadap ruang dan waktu, dimana ide-ide Barat atau non-penjajah tercatat dalam bahasa, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Ruang merupakan hal-hal yang salah satunya dapat dirubah dengan jalan fikiran tersebut. Penataan alam, geografis yang meruapak suatu eksploitasi disulap menjadi pemikiran yang indah dan menyenangkan secara estetis. Tempat-tempat diubah dan pengubahan juga terjadi pada waktu, yang mana hal ini dihubungkan dengan aktivitas sosial. Aktivitas ini memberikan peluang bagi Barat ataupun bangsa non-terjajah mengorganisir kehidupan sehari-hari mereka sekaligus membentuk keseharian yang jauh berbeda sebelumnya. Pengamatan-pengamatan yang diawali dengan di pagi hari, tengah hari, sore hari, dan malam hari telah mendeskripsikan berbagai aktivitas yang telah dijalankan sehinggaberpengaruh pada pemikiran tentang pembagian waktu pribumi. Dari pemaknaan sepihak ini memberikan gambaran Barat tentang keseharian pribumi yang dikenal pemalas, jorok, kurang cerdas, dan tidak cekatan, adalah sepenggal cerita yang sangat menyudutkan pribumi. Sedangkan tidak berarti bahwa pendapat-pendapat kaum Barat ini bena-benar terjadi.
            Secara singkat dalam bab ini Linda memberikan asumsi bahwa penelitian lewat kacamata imperialisme akan memberi dampak terkukungnya cerita kesejarahan bangsa terjajah sendiri, dan makin membuat kaum pribumi terpojok. Walaupun cerita tandingan sudah dihadirkan namun itu bukanlah suatu hal yang dinantikan bagi cerita kesejarahan bangsa dapat terlihat melalui sisi-sisi dari diri sendiri. Konstruksi-konstruksi yang tanpa sadar membawa bangsa-bangsa terjajah untuk berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai apa yang dipersepsikan Barat. Akan tetapi dengan berfikir seperti Barat tidak akan pernah menghadirkan wacana dekolonisasi yang diharapkan. Walaupun pada akhirnya imperialisme merupakan cerita masa lalu yang hadir, bukan berarti kini kembali hadir di benak masing-masing masyarakat sebagai suatu penjajahan pikiran dengan cara pandang Barat.
.      


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar