Halaman

Kamis, 25 Oktober 2012

“The Role Structure Organisation and Myth in Javanese Historiography”


Nama             : Septi Utami
No.MHS         : 12/339799/7354

Tugas Review  
“The Role Structure Organisation and Myth in Javanese Historiography”

Historiografi tradisional merupakan salah satu kekayaan dalam perkembangan sejarah Indonesia. Historiografi tradisional ini banyak dihiasi tentang kisah-kisah pada masa kerajaan-kerajaan. Meskipun banyak pertentangan mengenai isi dari historiografi ini karena sebagaimana diketahui bahwa penulisan historiografi pada masa ini cenderung raja sentris dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kerajaan tersebut. Pada hakekatnya penulisan pada masa ini dimaksudkan hanya untuk memberikan pujian kepada raja yang telah memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. Selain itu, dapat dimaksudkan juga untuk melegitimasi kekuasaan raja terhadap daerah kekuasaannya. Hal ini dapat dilihat pada artikel Anthony H. Johns yang berjudul The Role of Stuctural Organisation and Myth in Javanese Historioraphy yang mengkaji dua naskah tentang cerita masa lalu Jawa. Johns menceritakan tentang naskah Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Pada naskah Pararaton Johns mencoba menceritakan tentang pencitraan yang dibuat oleh Ken Angrok sebagai pendiri Kerajaan Singasari. Hal yang sama juga diceritakan pada Babad Tanah Jawi yang bercerita tentang pencitraan Sultan Agung. Bagian awal naskah banyak terdapat unsur fiksi yang bertuliskan bahwa para raja tersebut merupakan titisan dari dewa ataupun seorang penguasa yang terkenal pada jamannya. Adanya percampuran fiksi dan realita pada naskah tersebut namun Johns menyimpulkan bahwa keduanya dapat dipisahkan untuk memperoleh fakta sejarah yang dapat dijadikan sebagai sumber dalam memahami sejarah Jawa.
            Mitos dapat digunakan sebagai alat untuk mencari asal-usul, yang dalam hal ini dapat diartikan guna memperjelas seorang penguasa. Sebagaimana yang diketahui bahwa asal-usul sangat berguna untuk seseorang yang ingin melakukan kontrol dan memanipulasi sesuatu sesuai kehendaknya. Pembentukan kekuasaan melalui asal-usul keturunan merupakan gambaran penting dalam kisah kekuasaan di Jawa. Seperti dalam kisah Pararaton, perjalanan hidup Ken Angrok menjadi bagian guna membangun pencitraannya sebagai seorang penguasa. Pencitraan Sultan Agung dalam Babad Tanah Jawi mengkisahkan kehidupannya yang terlahir dari keturunan Senapati. Johns dalam artikelnya mengungkapkan perbedaan dalam pencitraan keduanya. Babad Tanah Jawi menggambarkan bahwa terdapat hubungan darah antara Sultan Agung dan Senapati. Perbedaan terlihat pada penggambaran tentang kisah perjalanan Ken Angrok dalam memperebutkan kekuasan yang memperlihatkan tentang kisah buruk dari perjalanan Ken Angrok.
            Dari artikel Anthony H. Johns unsur mitos tidak dapat dipisahkan dalam pendirian sebuah kerajaan. Mitos dapat diartikan sebagai alat penertiban sosial. Pujangga merupakan seorang yang menyampaikan mitos itu sehingga dapat memperkuat kedudukan penguasa. Karya historiografi tradisional ini tidak dapat diabaikan sebagai suatu sumber, akan tetapi perlu pengetahuan dalam membedakan mitos tersebut terhadap fakta sehingga diperlukan adanya kritik terhadap naskah tersebut sebagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar