Halaman

Jumat, 26 Oktober 2012

Melahap Teks: piring-piring Inggris Berhiaskan Sajak-sajak Melayu

Nama              : Derta Arjaya          
339987
  Melahap Teks: piring-piring Inggris Berhiaskan Sajak-sajak Melayu

Ada dua jenis piring Inggris, yakni piring makan biasa (bisa besar atau kecil) dan piring sup yang berbentuk cekung. Semuanya memuat pantun di tepi (yang mengungkapkan nama pembuat pring) dan syair di tengah. Hal tersebut tentu berguna sekali untuk sarana promosi dan menciptakan brand image. Hanya ada empat pantun yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
1.      Yang membuat nama Adam, wakilnya Tolson di Betawi, syair dan pantun banyaklah ragam, janganlah Tuan kikir membeli
2.      Suka makan di piring ini, Suatu diambil dengan jangkanya, Kalau suka membeli piring begini, Anderson Tolson oleh yang punya.
3.      Barang di mana terpakai piring, Piring Tolson juga diminta, Hati yang lengang menjadi girang, Budi bertambah hati bercinta.
4.      Anderson Hunt nama yang punya, di negeri Inggris dagangnya ramai, Anderson Tolson nama kongsinya, Termasyur di negeri Betawi.
Nama Adam seperti yang terdapat dalam syair di atas, adalah nama sebuah perusahaan yang sangat terkenal yaitu Willian Adam and Sons, yang didirikan di Staffordshire, Inggris pada awal abad ke 19 dan memproduksi antara lain sejumlah besar barang keramik yang di ekspor ke Asia dan India. Sedangkan nama Hunt adalah pengecer keramik berhiasan di London yang aktif sekurang-kurangnya sejak 1822-1840.
Tulisan pada piring-piring tersebut hanya terdiri dari dari dua corak saja, pertama (yang paling lazim digunakan) adalah corak Khatib Muhariz ; tulisannya cukup anggun dan professional; terdapat pada semua piring yang menyandang merk dengan nama Khatib Muhariz dan pada tiga piring yang bermerk Adams and Sons. Kedua yang kurang rapi dan agak kaku yang terdapat pada piring yang bermerk J. Hawley dan pada satu bermerk Adams and Sons.
Untuk mengetahui pabrik pembuat piring, kita juga dapat membaca merek yang terdapat di balik pring. Ada empat macam merk antara lain (1) W. Adams and Sons. Selain itu juga terdapat nama morifnya yaitu Malay; bingkai ini bisa berbentuk karangan bunga atau belah ketupat yang berumbai-rumbai (2) bingkai sederhana dengan nama Malay (3) nama J. Hawley dalam bingkai dan (4) seuntai pantun beraksara Jawi dalam bujur sangkar yang terbaca: kalam Betawi yang akan menulis/ Kalam di tangan Khatib Muhariz / pilihan tuan (a-nfyl) juga yang punya/ Di Tujuh kota ialah ternama.
Kalau kita perhatikan, ada piring-piring yang tidak menyebutkan nama pabrik pembuatnya. Hal tersebut kemungkinan dimaksudkan agar para pembeli tidak membeli langsung ke pabriknya (tentu dengan harga yang lebih murah). Hal tersebut sangat masuk akan jika kita analogikan dengan jaman sekarang (bukan suatu rahasia lagi kalau pihak tertentu membuat nama sendiri/ atau tanpa nama si produsen).
Di Indonesia piring-piring kuno Melayu dianggap bertalian dengan dunia sacral Islam, bukan karena teks yang berpampang pada piring, tetapi karena hiasan tulisan Arabnya. Hal tersebut menjadi alasan mengapa ada beberapa piring yang ditempelkan di tembok beberapa makan, diantaranya 1 buah piring di tempelkan di makan Sunan Gunung Jati di dekat irebon, 7 piring di makam Sunan Banangdi Tuban dan 4 piring di makam Ki Gede Kebagusan. Di antara banyak  teks yang tertulis di piring, hanya dua teks saja yang bertema religious dan selebihnya adalah syair. Meskipun demikian, kesakralan tulisan Arab menjadi alasan mengapa piring-piring tersebut di tempatkan di makam-makam (yang di anggap tempat keramat).
Di Indonesia ada juga piring semacam itu yang terbuat dari bahan kaca dan harganya murah serta buatan Indonesia yang masih diperjual belikan sampai tahun a984. Piring jenis ini bermotif tulisan Arab pada pinggirnya “bismillah” (yang mengisyaratkan “jangan lupa menyebut nama Allah sebelum kita makan”) dan pada tengah piring “Alhamdulillah” (yang mengisyaratkan agar kita “memuji Allah/ bersyukur kepada-Nya setelah selesai makan”). Namun pada tahun pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang piring semacam itu karena dianggap sebagai penghinaan terhadap agama.
Contoh syair yang ada di piring Melayu buatan Ingris (pantun iklan di tepi piring)
Anderson Hunt nama yang punya
Di negeri Inggris dagangnya ramai
Anderson Tolson nama kongsinya
Termasyur di negeri Betawi
Contoh syair yang ada di piring Melayu buatan Ingris (pantun iklan di tengah piring)
            Wangkang Cina berpintu empat
Empat-empat cucur ke laut
Anak dagang mencari tempat
Laksana ajal ditunda maut

Satu buah piring ini tertempel pada tembok makam Ki Gede Kebagusan
Pinggangnya ramping dadanya bidang
Susunya seperti telor kepudang
Sangatlah suka patik memandang
Seperti putri di gunung Ledang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar