NAMA :
HANIF RISA MUSTAFA
NIM : 12/338345/PSA/07221
MAKUL :
HISTIRIOGRAFI
Peranan
Dari Organisasi Struktural dan Mitos Dalam Historiografi Jawa
Mitos-mitos yang mengakar pada
masyarakat sering kali bertentangan dengan kenyataan dan menghambat mahasiswa
dalam menggambarkan peranan yang signifikan pada sejarah kebudayaan Indonesia,
yang mana unsur-unsur tersebut butuh dipelajari, terutama dalam hubungan lingkungan yang merunut pada
keberlangsungan proses sejarah. Banyak informasi bahwa isi tulisan Jawa dan Melayu
mengenai sejarah masa lalu Indonesia sulit untuk di evaluasi. Pararaton sebuah
buku yang menceritakan para penguasa jawa timur, di awali dengan renkarnasi
pendiri Singosari (1222-1292). Kemudian Babad Tanah Jawi, tentang catatan
kerajaan mataram jawa tengah (1582-1749), bermula dengan silsilah percampuran
dewa Hindu, Nabi Islam dan keturunan para dewa.
Hal tersebut tidak mengejutkan
apabila beberapa sarjana Eropa memiliki pandangan tepat pada bagian karya jenis
ini merupakan cerita dongeng yang tidak berguna. Pandangan ini menunjukkan
ketidakmampuan dalam dalam membedakan fakta dari fiksi. Pertanyaan yang harus
diungkap untuk menghadapi keprihatinan nilai sejarah tersebut adalah: Apakah kronik
Jawa tersebut memberi bantuan untuk menemukan fakta-fakta yang kita tidak
ketahui?, Apakah kronik Jawa tersebut memberikan kontribusi yang berharga
fakta-fakta yang ditemukan dari sumber lain? Apakah kronik Jawa tersebut berkontribusi
terhadap pemahaman kita mengenai peran dan fungsi lembaga-lembaga politik
dibawah naungan kronik Jawa ditulis? Apakah kronik Jawa tersebut memberi
informasi mengenai sifat penguasa dan sistem
legitimasi yang diyakini dari konsep Melayu-Jawa? Dan yang terakhir adalah
karya Melayu dan Jawa dalam satu jenis atau derajat yang berbeda?. Dalam
artikel ini Anthony H. Johns mencoba menjelaskan untuk melihat factor cultural
yang membatasi dan menginformasikan struktur kronik Jawa oleh pengujian yang
lebih detail dalam Pararaton dan Babad Tanah Jawi.
Pada bagian terpenting dalam
Pararaton adalah karir Ken Arok pendiri Dinasti Singosari dan Majapahit.
Diceritakan sebelum menjadi raja pada tahun 1222, Ken Arok adalah korban
manusia untuk Yamadipati (dewa jawa) untuk menyelamatkan makhluk lain dari
kematian . sebagai hadiah, ia meminta untuk kembali ke surga Wisnu dan selanjutnya
terlahir kembali menjadi raja. Permintaan tersebut terkabul, Ken Arok dilahirkan
kembali oleh dewa Brahma melalui seorang petani wanita yang mengantar makanan
untuk suaminya. Pada kelahirannya ken arok mengeluarkan cahaya dan menarik
perhatian Ki Lembong (seorang pencuri yang lewat). Ken Arok kemudian diculik
dan diadopsi serta diberi keahlian. kemudian setelah perjalanan panjang ken
arok bekerja pada untuk Tunggul Ametung(penguasa Tumapel) berkat bantuan ayah
angkatnya Lohgawe. Lohgawe menjelaskan bahwa siapapun yang memiliki Ken Dedes dia
akan menjadi Cakravartin. Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dan
menikahi Ken Dedes, dengan demikian Ken Arok menjadi seorang raja dan mengaku
sebagai penjelmaan dari Batara Guru. Sebagai manifestasinya dia mengalahkan
Raja Kediri. Pada bagian awal cerita Pararaton tidak dapat dijadikan sebuah
gambaran sejarah,karena terdapat fakta-fakta yang diverifikasi. Namun bagian
awalan tersebut memiliki pemahaman sifat Jawa dan fungsi kerajaan. Sifat dan
fungsi tersebut adalah untuk menghubungkan masa kini dengan masa lalu,
perwujudan sakral dari totalitas kerajaan adalah salinan mikrokosmis dari
makrokosmos.
Meninjau lebih jauh lagi bahwa
pendiri dinasti harus memiliki suatu keilahian bawaan untuk tingkat yang lebih jauh
lagi dibandingkan dengan orang biasa. Dari pengertian tersebut sifat dan fungsi
tersebut tidak lebih dari legitimasi agar penguasa mendapatkan reputasi dalam
otoritas politik yang jauh dan luas melalui rangkaian keturunan yang
dimuliakan. Efek kumulatif dari dasar kompleks tersebut mengklaim Ken Arok
sebagai penjelmaan Batara Guru dan mendapat kehormatan di mata masyarakat.
Selanjutnya setelah Ken Arok menjadi Raja, Pararaton memiliki nilai sejarah
yang cukup dan di dukung adanya prasasti serta berita Cina. Sastra Babad Tanah
Jawi di tulis pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), dengan awal
cerita pada abad ke tujuh belas. Menjelaskan keberangkatan pendiri mataram oleh
senapati memiliki silsilah sinkretis hindu dan nabi islam, berhubungan dengan
berbagai Dewa dibumi kemudian merunut turunnya batara brahma ke jawa untuk
menjadi keturunan bangsawan jawa dan dihormati sebagai leluhur dari semua raja Jawa
selanjutnya membawa silsilah ke Kediri kemudian melompat ke Pajajaran. Kemudian
menceritakan berdirinya serta runtuhnya kerajaan Majapahit.
Dalam urutan isi tulisan nampak
sederhana, akan tetapi apabila dirunut akan menemui serangkaian hubungan yang
membingungkan. Gambaran yang tepat dalam Babad Tanah Jawi adalah teknik yang
digunakan penulis Babad untuk melegitimasi raja sebagai penguasa dan
intergritas negerinya. Pada bagian awal babad terdapat kebenaran sejarah, namun
kadang-kadang terselubung, serta terpecah-pecah akibat dari editing ulang oleh
dinasti yang memerintah secara berurutan. Babad mencerminkan distibusi berbagai
penekanan dalam tradisi budaya jawa. Disimpulkan bahwa gagasan dewa-raja dan
makro-mikrokosmos fungsinya umum terdapat dalam Pararaton dan Babad Tanah Jawi.
Akan tetapi perbedaan penting dari kedua kronik tersebut adalah kualitas dalam
menunjukkan kedua hubungan antara mikro dengan makrocosmos dan silsilah
perjalanan. Mitos dan simbol memberikan peran penting dalam babad tanah jawi
dari pada di pararaton. Namun keduanya
sama-sama menjadi sebuah karya untuk melegitimasi raja saat kronik tersebut
ditulis, dan kedua kedua kronik tersebut dapat dijadikan sumber dengan
memisahkan antara fakta dengan fiksi serta ditunjang dengan sumber-sumber
sezaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar