Nama : Hendra Afiyanto
NIM : 339981
Mata
Kuliah : Historiografi
Apakah Bangsa Indonesia
(pada khususnya) dan Bangsa-Bangsa Asia (pada umumnya) telah bebas dari
imperialisme dan kolonialisme? Apakah indikator dari kemerdekaan itu? Awal dari
pembicaraan kita pada review ini saya awali dengan dua konsep yang sudah dikemukaan
di atas. Buku berjudul “Buku Diskursus
Alternatif Dalam Ilmu Sosial Asia” Karya Syed Farid Alatas adalah salah
satu hasil karya orang Asia yang mungkin dapat menjelaskan konsep yang
dikemukakan di atas. Dalam bab III dari buku ini penulis menjelaskan betapa bergantungnya
negara dunia ke 3 atau negara-negara berkembang terhadap ilmu-ilmu sosial
barat. Bab III ini juga menjelaskan relasi antara ilmu sosial di Dunia Pertama
dengan Dunia Ketiga.
Dari pembacaan sekilas
terhadap buku ini saya mencoba membuat konklusi bahwa masih sangat bergantungnya
ilmu sosial Dunia Ketiga dengan Dunia Pertama. Kebergantungan akademis ini
semakin kuat seiring dengan adanya pembagian kerja global dalam ilmu sosial
antara Dunia Pertama dengan Dunia Ketiga. Pembagian kerja global ini sesungguhnya
membuat struktur kebergantungan akademis semakin berakar kuat dalam negara
Dunia Ketiga. Mereka akan sulit beranjak dari obyek dan mustahil menjadi subyek
manakala struktur semacam ini tidak pernah diubah. Bahkan yang lebih parah
mereka akan menjadi obyek spesimen dan selalu mengekor serta mengiyakan apa
yang diperintahkan Dunia Pertama.
Kebergantungan akademis
adalah sebuah teori dari Brazil tentang kebergantungan global pada ilmu-ilmu sosial. Para pendukung
teori ini menyatakan bahwa ilmuan-ilmuan Amerika Latin harus memutuskan ikatan
dengan kuasa ilmu sosial Barat dan mulai mengembangkan ilmu sosial yang otonom.
Dalam bab III ini penulis banyak sekali mendefinisikan istilah kebergantungan
akademis. Menurutnya kebergantungan akademis adalah dominasi oleh suatu bangsa
terhadap bangsa lain melalui pola pikir. Jadi kebergantungan akademis dapat
disebut juga imperialisme akademis secara tidak langsung tetapi tetap sebagai
sebuah fenomena yang sepadan dengan imperialisme politik dan ekonomi. Perbedaannya
imperialisme politik dan ekonomi selalu disadari oleh masyarakat, tetapi
imperialisme akademis luput dari kesadaran masyarakat. Di buku ini dicontohkan
salah satu riset sosial yang terkenal yaitu Proyek
CAMELOT, proyek ini adalah salah satu contoh yang memiliki tujuan dan
mengandung kebijakan imperialisme akademis dengan cara penyebaran ide-ide
sosial dari Dunia Pertama.
Penulis juga
mencontohkan dimensi-dimensi kebergantungan akademis Dunia Ketiga terhadap
Dunia Pertama yang menurut saya itu merupakan hal mendasar yang seharusnya
perlu untuk diperbaiki. Dimensi-dimensi kebergantungan itu antara lain : (1) Kebergantungan pada gagasan,misalnya
teori, metode, ilmu sosial terapan, dll
(2) Kebergantungan pada media gagasan,misalnya
jurnal-jurnal ilmiah, dll
(3) Kebergantungan pada teknologi
pendidikan,misalnya fasilitas laboraturium dan riset
(4) Kebergantungan pada bantuan riset,
misalnya beasiswa pendidikan, beasiswa riset
(5) Kebergantungan pada investasi
pendidikan,misalnya program kembar, dll
(6) Kebergantungan pada permintaan barat
akan keterampilan mereka,misalnya sebagai
mitra riset junior untuk proyek yang disusun barat.
Mengulas kembali apa
yang sudah dijelaskan di atas berurat akarnya kebergantungan akademis
sebenarnya lebih disebabkan oleh struktur pembagian kerja global dari ilmu
sosial. Struktur pembagian kerja global membuat kemajuan ilmu sosial di Dunia
Ketiga menjadi terhambat. Dengan struktur pembagian kerja global para ilmuan
Dunia Ketiga hanya menyibukkan diri dengan penelitian di negaranya, mereka
seolah-olah membatasi diri dan membungkus dirinya. Hal ini yang membuat mereka
kurang mampu untuk melihat betapa tertinggalnya mereka. Hal lain yang perlu
dibetulkan adalah mentalitas dari Dunia Ketiga itu sendiri. Pandangan Superior
terhadap Dunia Pertama menjadikan mentalitas mereka selalu menjadi yang kedua.
Implikasinya mereka tidak dapat mengeluarkan semua ide, konsep dan pengetahuan
mereka. Jika mentalitas mereka sudah diperbaiki maka struktur kebergantungan
dengan sendirinya akan berubah dan tentunya pembentukan ilmu-ilmu sosial Dunia
Ketiga yang otonom akan dapat terealisasikan tanpa harus lagi adanya
kebergantungan akademis pada Dunia Ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar