NIM :
12/339246/PSA/7258
Historiografi
klasik di Jawa dan Nusantara secara umum banyak di pengaruhi oleh kekuasaan
(kerajaan) dan mitos, namun demikian historiografi ini tetap bisa dikatakan
sumber sejarah karena menyajikan data dan fakta terhadap kejadian-kejadian di
masa lampau. Hal tersebut menjadi salah satu kesimpulan yang dikemukakan oleh
Anthony H. Jhons dalam tulisannya “The Role of Structural Organisation and Myth
in Javaneese Historiography”. Dalam
tulisan ini, Anthony Jhons mengupas dua contoh historiografi Jawa yaitu,
Pararaton dan babad Tanah Jawi.
Dalam
pararaton dikisahkan proses perjalanan hidup Ken Arok menuju singgasana
kerajaan singasari (mendirikan Kerajaan Singasari). Ken Arok digambarkan
inkarnasi dari dewa Wisnu yang sudah memiliki keistimewaan-keistimewaan, yang
bahkan ketika dia masih dalam kandungan. Ken Arok kemudian diadopsi oleh Ki
Lembong yang mengajarkan berbagai ilmu kanuragan dan menjadikan sebagai seorang
pencuri dan perampok yang ditakuti. Dalam perjalanan hidupnya kemudian Ken Arok
bertemu dengan beberapa orang seperti Lohgawe, yang akhirnya mempertemukan
sekaligus merokomendasikannya bekerja pada Tunggul Ametung (seorang penguasa
lokal). Dari lohgawe, Ken Arok mengetahui bahwa Ken Dedes (istri Tunggul
Ametung) adalah wanita istimewa dan dari rahimnya akan raja-raja besar di Tanah
Jawa. Terpengaruh pengetahuan dari Lohgawe, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung
dan memperistri Ken Dedes sekaligus menggantikan posisi Tunggul Ametung sebagai
penguasa. Perjalanan Ken Arok berlanjut sampai dia mendirikan Kerajaan
Singasari.
Agak berbeda
dengan Pararaton, Kitab Babad Tanah Jawi sudah terpengaruh unsur Islam meski
Hindu dan Budha masih memberi warna. Salah satu unsur Islam bisa dilihat dari
mukaddimah teks yang dimulai dengan nama Adam (Nabi Adam as). Dalam babad ini
diceritakan bahwa senapati sebagai pendiri kerajaan Mataram Islam adalah
keturunan dari raja-raja pada kerajaan besar sebelum Mataram, seperti kerajaan
Majapahit. Nampak jelas bahwa ada usaha pencitraan yang ingin menjadikan sosok
senapati dari satu posisi menuju posisi lainnya yang lebih mulia. Menurut
Anthony H. Johns, ini bisa jadi terkait dengan upaya legitimasi sosok senopati
sebagai pendiri dan raja kerajaan Mataram Islam, karena sosok senopati bukanlah
penerus dari Jaka Tingkir (raja Islam di Jawa sebelum kerajaan Mataram)
Secara umum,
kedua historiografi tersebut di atas menggambarkan profil penguasa (Ken Arok
dalam Pararaton dan Senopati dalam Babad Tanah Jawi) sebagai sosok yang
sempurna dan manusia pilihan yang pantas menjadi raja bagi kerajaannya. Dari kedua
sumber ini, Nampak jelas ada usaha dari pengarang untuk memuliakan penguasa
sebagai tokoh utama cerita. Dan menurut Anthony H. Johns, hal ini tidak terjadi
begitu saja. Sebagai contoh; Babad Tanah Jawi yang ditulis karena perintah
Sultan Agung (Cicitnya Senapati). jadi bisa dikatakan bahwa penulisan babad ini
tidak lepas dari kepentingan penguasa atau organisasi structural.
Mitos Hindu
dan Budha sangat dominan dalam Pararaton, Selain itu pencitraan Ken Arok
sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut sangat agung, seperti; penggambaran
sosok Ken Arok sebagai anak dari Batara Guru (Dewa Brahma) yang dibuahi pada
seorang wanita petani. Dan menurut Anthony H. Johns, ini dipengaruhi oleh
budaya mikrosmos masyarakat Jawa yang menganggap raja memiliki derajat dewa
atau berbeda derajat dan kedudukan dengan orang biasa. Masyarakat Jawa
mempercayai bahwa mengabdi pada seorang raja sama dengan mengabdi pada dewa
karena raja adalah penjelmaan dari dewa di bumi.
Dalam kedua
kitab sastra ini, mitos Hindu Budha yang menjadi jiwa dalam budaya dan
kehidupan masyarakat Jawa sangat banyak dikemukakan oleh pengarang. Menurut
Anthony, keberadaan mitos ini sedikit menyulitkan para sejarawan luar negeri
dalam mengkaji sumber-sumber historiografi Jawa kuno. Namun mereka tetap menganggap
mitos dan dongeng sebagai infomasi berharga dalam memahami kehidupan masyarakat
jawa ketika itu. Dalam pengkajian historiografi seperti ini, Anthony H. Johns
menekankan pada sejarawan untuk berhati-hati dalam memilah dan menganalisa data
atau sumber yang tersedia agar mampu menghasilkan sebuah kesimpulan atau hasil
penelitian yang benar-benar valid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar