Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Textual Empires; A Reading Of Early British Histories Of Southeast Asia Bab Tiga Seks, Ras dan Kontrak


NAMA            : HANIF RISA MUSTAFA
NIM               : 12/338345/PSA/07221
MAKUL         : HISTIRIOGRAFI

Riview buku: Textual Empires; A Reading Of Early British Histories Of Southeast Asia
Bab Tiga
Seks, Ras dan Kontrak
 


Terungkap sebuah kontradiksi ekonomi yang ditemukan dalam teks-teks Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson. Sebagai duta perdangan, mereka menggambarkan diri sebagai pencari bahan baku untuk industry-industri di Inggris. Mereka sebagai administrator, secara bersamaan mempromosikan kepentingan kedua negara, yaitu Asia Tenggara dan Inggris. Ekonomi liberal yang sedang dikembangkan kala itu giat yang mencari keamanan terhadap barang pribadi dan diatur dalam kontrak. Pemikiran individu tentang teori ekonomi tidak berlaku khusus untuk jenis kelamin, ras atau kelas tetapi lebih kedalam peraturan prinsip-prinsip yang tetap dan kekal tentang karakter manusia dan persekutuan dagang. Bagaimanapun tulisan mereka, antara gender dan ras sering berkaitan dengan perjanjian universal dan teori ekonomi umum.
Pada abad kedelapanbelas terdapat transformasi dari sejarah ke ekonomi. Adam Smith merupakan pencipta terkaan sejarah, pemanfaatan teori perkembangan, penjelasan dan prediksi kekuatan dengan buruh. Beberapa dugaan sejarah ditulis untuk menjelaskan keaslian teori ekonomi dasar/pokok, dalam perjanjian. Pada perjanjian antar individu dan kelompok dan kewajiban proses pertukaran ini diserahkan sebagai kontrak.dugaan sejarah mengenai kontrak social sebagai penyerahan terhadap kebebasan pribumi dalam pertukaran perlindungan dan sejenisnya.. perjanjian perusahaan east indian dan pemerintah inggris yang dibuat oleh sultan di asia tenggara bisa dilihat sebagai penyesuaian pola kontrak social klasik. Sultan setuju untuk meninggalkan kekuasaannya untuk memerintah seperti yang mereka inginkan dan menukar dengan barang dalam jumlah yang banyak untuk bantuan militer dan perlindungan inggris.gagasan mengenai perjanjian memberikan suatu ruang gerak pada kepentingan pribadi. Dengan sebuah kontrak yang tertulis dengan penguasa lokal, mereka dapat dapat memanfaatkan dan mengambil hasil bumi yang ada untuk kepentingannya pribadi.
Gagasan tentang manfaat kepentingan pribadi satu sama lain memberikan gaya baru dalam ekonomi liberal yaitu moralitas. Adam smith memberikan kiasan tangan-tangan tak terlihat  atau tangan-tangan setan. Symes memperkenalkan kiasan tersebut pada kepentingan pemerintah inggris terhadap pemerintahan Burma. Dia menyatakan bahwa Burma adalah kepentingan nyata. Pemerintah Burma merasa curiga dengan perjanjian keuntungan bersama. Sementara itu dalam teori perjanjian adalah sama. Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson lebih suka jika penguasa dalam perjanjian menjadi bawahan. Kontrak-kontrak yang mereka buat menyalahi aturan-aturan yang berlaku. Mereka melakuakn tersebut hanya untuk kepentingan pribadi dan yang dimanfaatkan adalah penguasa local.
Dalam rencananya Crawfurd koloni mengusulkan gagasan kontrak koloni yang saling menguntungkan antara agen bebas dan agen yang sama. Ini dilakukan untuk hasil kemungkinan jika orang Eropa untuk bersaing di industri pertambangan dengan Cina dan masyarakat adat  Crawfurd terus menguraikan prinsip-prinsip liberalisme sebelum terjadi kesalahpahaman pada mereka. Dalam prinsip yang sama berbicara tentang kontrak bebas dan sederajat antara ras dan'inferioritas dari ras berwarna gelap. Crawfurd menyatakan bahwa itu adalah pada kesetaraan keadilan, kemurahan dan seluruh dalam undang-undang ini bahwa kemakmuran koloni Eropa di Kepulauan India. Perbedaan warna dan bahasa adalah hambatan besar untuk perbaikan, kebahagiaan dan peradaban umat manusia. Setiap kelas harus diizinkan untuk masuk dengan bebas ke dalam kontrak dengan satu sama lain, dan ras hitam tidak boleh dipandang sebagai anak-anak di bawah perwalian perkebunan, atau kebebalan mereka akan meningkat dan diabadikan. Pada kesimpulannya kerajaan adalah sasaran utuk ditawarkannya sistem ekonomi liberal hanya membawa kemakmuran, namun kebebasan tanpa batas juga. Tapi kebebasan itu terbatas pada mereka yang layak itu. Ini merupakan visi utopis, terganggu oleh pertimbangan jenis kelamin dan ras. Teks-teks dari Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson berusaha untuk melihat dan menyajikan Asia Tenggara dengan keadaan netral, namun keterlibatan mereka dalam perusahaan kolonial terungkap dalam tender  mereka di Asia Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar