Nama : Latif Kusairi
NIM : 12/340076/PSA/07391
Berbicara tentang barang-barang
perdagangan dalam proses dagang masa lampau mempunyai kekhasan tersendiri. Para
pedagang dari Cina umunya banyak berdagang yang barang antik, seperti guci, kai
sutera, piring, dll. Hal itu ajar karena sebagai komoditi yang ada di daerahnya
untuk dijual kedaerah lain. Tulisan dari Henri Chambert dan Marie France
Dupoizat, sebenarnya merupakan hasil pengamatannya pada tentang tempayan yang
banyak diketemukan di Kalimantan. Teks tentang tempayan di Kalimantan dapat di
kategorikan sebagai benda yang menarik dan langka sehingga fungsi tempayan
berubah dari asalnya menjadi barang hiasan. Dalam banyak hal, sampai beberapa
tahun lalu saya melakukan kunjungan ke Kalimantan banyak orang yang mempunyai tempayan
dibuat untuk hiasan dalam rumahnya. Tulisan yang diketemukan oleh penulis yang
disebutkan bernama(Mahbub) sebagai pengarangnya, meupakan hasil dari kontruksi
atas model-model gambar tempayan.
Bila diamati Mahbub adalah pedagang besar
yang berusaha untuk menjual tempayan berikut gambar dan model tempayan agar
bisa menjelaskan secara luas makna, fungsi dan mistis yang ada dalam tempayan
itu agar pembeli bisa puas terhadap barang yang dibelinya. Konteks pedagang
besar yang saya semantkan ke Mahbub karena selain dia jual tempayan dia juga
mempunyai teks( gambar) tempayan yang mungkin biasa dipeajari oleh pedagang
kecil agar bisa tahu tempayan lebih detail. Perdagangan tempayan di Sintang ini sebenarnya
sudah tidak lagi jalur perdagangan langsung dari Campa (Cina) . Data ini
diperkuat oleh C. Kater bahwa ada pedagang yang membeli tempayan belangga dari Semarang.
Memang dilihat dari segi geografis, Sintang berada di daerah dalam dan bukan
salah satu pelabuhan besar.
Tempayan:Asal-usul dan Guna
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku. Tempayang merupakan salah
satu perabot rumah tangga yang fungsinya di sekarang cenderung untuk menyimpan
air. Memang mula-mula tempayan ini dibuat bangsa Cina, dan akhirnya dibuat oleh
bangsa AsiaTenggara. Fungsi yang ada dalam
tempayan ini akhirnya berubah seiring keunikan dan kekhasan akan bentuknya yang
bagus. Misalnya untu menyimpan abu jenazah, tulang- tulang jenazah ataupun
untuk menyimpan harta yang berharga (emas)dari pemiliknya. Dalam masyarakat Kalimantan , atau di Sintang ini fungsi dari tempayan juga
berubah. Tempayan banyak digunakan oleh warganya di luar menyimpan air, konon
motif gambar yang ada di dinding depan tempayan juga mempunyai arti tersendiri
bahkan punya daya mistis yang cukup tinggi. Sepertia apa yang digambarkan bahwa motif naga
yang di asumsikan punya fungsi antara si hidup dan si mati. Beralihnya fungsi
inilah yang menyebabkan tempayan mempunyai nilai dan lebih tinggi dan harga
semakin naik. Status inilah yang kemudian selain punya nilai yang tinggi rupanya
banyak tempayan yang palsu.
Peran tempayan yang begitu istimewa dalam
tatanan sosial membuat orang cenderung mengumpulkannya sebagai simbol martabat
dan telah diamati. Guilleminet dan Grabowski dalam penelitiannya juga
mengelompokkan tempayan yang ada di Kuala Kapuas berdasarkan nilai dan
kegunaanya, juga mencoba bagaimana tempayan bisa digunakan oleh warga tersebut.
Perbedaan mendasar dari teks yang di tulis
ini mempunyai uraian lebih bagus dan lebih tua dari apa yang diamati
Guilleminet dan Grabowski. Penulis ini juga mengutamakan bentuk, ukuran, warna,
jumlah pegangan, mutu glasir dan hiasannya yang banyak digemari di Kalimantan. Misalnya saja gusi yang banyak dicari
warga karena bentuk dan modelnya sangat baik. Selain itu ada juga tempayan gelagiu
yang bisa dilihat dan mengitrepretasikan betapa terlatihnya sang pembuatnya.
Saya melihat bahwa tulisan ini mencoba untuk menela’ah ulang pola perdagangan
di Nusantara dan mencoba menganalisa barang dagangan yang digemari oleh
penduduk suatu tempat. Bisa dilihat bahwa di Jawa banyak piring-piring Cina
dijadikan hiasan dinding yang kemunginan barang ini sangat laku di pasaran Jawa
karena sangat unik,dan di daerah aliran Sungai Kapuas ini justru tempayan yang
banyak di sukai warganya.
Naskah Melayu dan Pengartiannya
Apa
yang ditulis dalam artikel ini, merupakan bentuk bahwa tempayan yang merupakan
barang biasa saja karena fungsinya hanya digunakan untuk menyimpan barang dan
air. Pada waktu membawa barang dagangan kemudian menjadi sebuah barang antik. Tempayan
ini kemudian memiliki fungsi lebih karena bagi warga kalimantan bisa digunakan
untuk menyimpan abu jenazah. Kemudian tempayan akan diperjualbelikan sebagai
barang antik. Polesan lain dengan menambah guratan dan lukisan pada tempayan
tersebut sehingga punya nilai lebih dan adanya kepercayaan bagi yang
memilikinya. Rupanya jiwa zaman akan
berubah menempatkan barang dan kegunaanya. Dalam sejarah, barang seperti
Tempayan ini bisa dikategorikan sebagai sumber sejarah, jadi sumber tidak harus
teks. Barang mati dengan berbagai motif akan bisa dijadikan sumber dan bisa
dilihat arus perjalanan sejarah masa itu dari masa ke masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar