Fatma Saudo
12/336677/PSA/07190
Studium General dilaksanakan Senin,
20 Desember 2012 oleh Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada di Ruang Multimedia,
Lantai 2 Gedung Margono. Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri yaitu Guo Quan Seng kandidat Phd dari University of
Chicago dan Michael Vann, Ph. D dari . Dari kedua pemateri ini saya mendapat banyak
pengetahuan baru mengenai permasalahan yang dihadapai sejarawan, metodologi
penelitian sejarah yang jarang
dihadirkan dalam penulisan sejarah. Selain
itu, keduanya juga telah memberikan pencerahan baru akan tema-tema dalam penulisan sejarah.
Guo Quan
Seng, dalam studium general ini membicarakan aktivitas sejarawan khususnya
aktivitas dia sebagai seorang sejarawan. Menurutnya, menjadi sejarawan sangat
mengasyikan karena kita bisa bebas mengekspresikan pengetahuan yang kita
miliki. Namun, persoalan subjektifitas yang sering dihadapi seorang sejarawan
adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi, hal ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan sejarawan dalam melihat realitas. Selain itu, ia
menceritakan tentang penulisan sejarah di Singapura. Seng, menulis gerakan
sosial masyarakat Singapura, Malaysia dan Kalimantan. Ia berpandangan bahwa
gerakan sosial sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu Negara.
Michael
Vann membawa materi “Methodological
Adventure in the Archives, Sewers, and Funny Pages of Colonial Vietnam.”
Topik penelitian adalah Kolonialisme Prancis di Hanoi. Vann, menjelaskan
tentang dampak dari penguasaan kolonial prancis di Hanoi, peran bangsa Kolonial
dalam Transformasi sebuah kota. Penciptaan dua kota kolonial berdasarkan polarisasi ras dan supremasi kulit putih. Vann, juga menjelaskan kehidupan sehari-hari masyarakat di kota kolonial. Menurut saya yang
menarik dari penjelasan Vann adalah sumber yang ia gunakan dalam meneliti Kota
Kolonial Hanoi. Ia menghadirkan peta, gambar-gambar kartun, monumen-monumen dan koran-koran untuk
menjelaskan keberadaan Kolonial di Hanoi, Vietnam. Menurutnya, peta dapat
menjelaskan perubahan Kota Kolonial dari
sebelum mereka datang sampai Hanoi berubah menjadi kota Kolonial di Vietnam. Ia
juga melihat bagaimana kampanye pemberantasan hama tikus di Hanoi 1902 oleh
pemerintah Kolonial, sebagai bentuk pembatasan kekuasaan negara dalam Kota
Kolonial.
Secara
tersirat perbedaan kedua pemateri ini adalah dari cara mereka memandang dan
menganalisis peristiwa sejarah. Seng, menggunakan perspektif global dalam
memandang peristiwa. Sedangkan, Vann, mengunakan perspektif mikro history. Hal
inilah yang membedakan keduanya dalam penulisan sejarah. Namun, menurut saya
keduanya telah memberikan pencerahan baru dalam penulisan Sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar