Nama :
Suriani
NIM :
12/338550/PSA/07236
Dua nama dari sekian banyak nama yang memberikan kontribusi
cukup besar dalam penulisan sejarah
Indonesia adalah Sartono Kartodirdjo dan M.C. Ricklefs. Sartono
Kartodirdjo menulis dua jilid buku Pengantar
Sejarah Indonesia Baru dan M.C. Ricklefs menulis buku Sejarah Indonesia Modern (baik yang menggunakan angka tahun ataupun
tidak). Mereka menulis sejarah Indonesia dengan cara dan prespektif mereka.
Dalam tulisan ini kemudian akan
dibahas mengenai prespektif dari kedua sejarawan tersebut dalam menuliskan
Sejarah Indonesia versi mereka dan perbedaan keduannya. Namun tidak seluruhnya,
karena perbandingan ini hanya berdasarkan kata pengantar mereka dalam buku
mereka yang sudah disebutkan sebelumnya.
Sartono
Kartodirdjo dengan Sejarah Total dan Konsep Integrasi
Sartono Kartodirdjo dalam bukunya menuliskan bahwa sejarah
Indonesia yang diungkapkannya adalah sejarah total atau menyeluruh yang
memandang perkembangan masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan, namun yang
dimaksud bukan berarti sejarah yang merupakan gabungan dari sejarah local dan
regional. Sejarah nasional sebagai sejarah total adalah representasi sejarah
local dan regional yang dilihat melalui prespektif sejarah nasional. Sejarah
total ini mengandung beberapa konsep dan konsep integrasi adalah yang paling
utama. Sejarah Indonesia menunjukkan
kecenderungan ke arah integrasi yang progresif. Integrasi progresif disini
adalah bahwa Sejarah Indonesia terbentuk dari suatu proses perkembangan dari
unit terkecil sampai yang terbesar, seperti dari unit local ke yang
nasional. Denga konsep integrasi ini
dapat dilihat bahwa Sejarah Indonesia sebagai suatu proses perkembangan yang
lambat laun dan kontinu dari zaman prasejarah sampai masa kini dalam wujud
suatu kesatuan nasional melalui interaksi dari berbagai pola-pola
komunikasi antara golongan lapisan
sosial dan antara daerah-daerah.
Sejarah
Indonesia adalah macro unit yang
mencakup sejarah local dan regional
sebagai micro unitnya. Sejarah Indonesia
dipandang sebagai hasil dari interaksi antar micro unit tersebut melalui proses-proses seperti pelayaran,
perdagangan, perang, penyiaran agama, dan juga perkawinan. Dan terakhir adalah
bahwa sejarah Indonesia harus dilihat dalam prespektif nasional sebagai suatu
kesatuan historis dari apa yang disebut sebagai sejarah local dan regional. Dan
dalam posisi tersebut sejarah Indonesia harus dilihat dengan suatu pendekatan (approach). Sartono Kartodirdjo
mengungkapkan perlunya multidimensional
approach. Dengan pendekatan
tersebut dapat mengungkapkan kehidupan pada tingkat local yang beranekaragam
dan juga penuh dinamika dalam berbagai bidang[1].
Dan dengan pendekatan tersebut aspek-aspek sejarah local akan bisa menjadi
bagian dari sejarah Indoesia.
M.C.
Ricklefs : Evidence dan Jawa sebagai representasi
Indonesia
Dalam bukunya “Sejarah Indonesia Modern”, Ricklefs berusaha menuliskan
sejarah Indonesia berdasarkan bukti-bukti dan sumber-sumber data sejarah primer
dan sekunder. Ia berusaha merekonstruksi sebagian periode dari sejarah
Indonesia, yaitu sejarah Indonesia yang dimulai dari periode ± 1300, yang
disebutnya sebagai Sejarah Indonesia Modern. Pemilihan periode ini didasarkannya
pada beberapa hal, yaitu unsur kebudayaan dan agama (dalam hal ini Islamisasi,
menarik karena terjadi sampai sekarang sejak tahun ±1300-an). Unsur selanjutnya
adalah topic, ia melihat ada saling mempengaruhi antara orang Indonesia dan
orang Barat sejak ±1500 sampai sekarang. Dan yang terakhir adalah konsistensinya
terhadap bukti dan sumber-sumber data primer sejarah. Pada periode tersebut
sumber-sumber primer ditulis hampir secara eksklusif dala bahasa-bahasa
Indonesia Modern (Jawa dan Melayu, bukan Jawa dan Melayu yang kuno) dan juga
dalam bahasa-bahasa Eropa. Selanjutnya Ricklefs menuliskan sejarah Indonesia
hanya terbatas pada wilayah Jawa. Jadi seolah-olah terkesan bahwa sejarah Jawa
adalah representasi sejarah Indonesia secara menyeluruh. Hal tersebut sudah
diakuinya sebagai suatu kekurangannya.
Dengan
pemamaparan ciri dan ketertarikan dari kedua sejarawan tersebut, dapat dilihat
secara jelas bagaimana penulisan sejarah Indonesia dalam prespektif mereka yang
berbeda. Perbedaan keduanya pada hal konsep integrasi dan konsep partial,
generalisasi dan narasi rinci, periodesasi dan juga pada permasalahan wilayah
yang dimaksudkan dengan Indonesia. Secara umum perbedaan prespektif mereka
berdua pada tataran ruang dan waktu. Yang menjadikan historiografi semakin
beragam.
Tidak perlu
dipandang mana yang lebih baik dan tidak, mana yang lebih benar dan tidak, mana
yang lebih rinci dan tidak, tetapi harus dilihat bahwa sejarah Indonesia bisa
dituliskan dalam berbagai prespektif. Dan prespektif-prespektif sejarawan
tersebut akan memperlihatkan penulisan sejarah Indonesia dari berbagai sisi
dengan sumber-sumber yang beragam.
Bahan
Bacaan :
M.C. Ricklefs. Sejarah
Indonesia Modern.
Sartono Kartodirdjo. Pengantar
Sejarah Indonesia Baru : 1500-1900 Jilid I. Dari Emporium ke Emperium. Jakarta
: Gramedia. 1992
[1] Sartono Kartodirdjo. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia : Suatu Alternatif. Penerbit
PT. Gramedia : Jakarta. 1982
Tidak ada komentar:
Posting Komentar