Oleh
Haris Zaky Mubarak
S2 Ilmu Sejarah UGM
Ada beberapa poin penting diantara publikasi
yang dilakukan oleh Marsden ”History
of Sumatera” pada 1783 dan Crawfurd ”History
of Indian Archipelago” pada 1820.
Satu
dimensi waktu yang dapat diklasifikasikan dalam penyajian data dalam bentuk
tabel. Peta yang berhubungan dengan perubahan bentuk dari berbagai macam
manusia dan alam pada isi karangan
Raffles dan Crawfurd ketika
dibandingkan dengan Marsden memberikan penambahan kedalaman sejarah..
Pengklaisfikasian mendorong untuk menggolongkan kedalam satu
kesatuan sejarah. Pada bab ini perubahan dari ”urutan sejarah” bersama
dengan sejarah rekaan dan kemudian diuji didalam isi karangan Marsden, Raffles,
dan Crawfurd. Keduanya “episitemis” yang eksis dan saling melengkapi didalam
kerja Marsden, Raffles dan Crawfurd. Meskipun disana lebih ada tandensi Marsden
mengklasifikasi penyajian data statistik dalam bentuk tabel. Tidak jauh berbeda dengan cara kerja
yang dilakukan oleh Crawfurd. Didalam “History
of The Indian Archipelago”. Konteks apa “ialah” dan konteks apa “sedang” adalah keseluruhan bagian dari kontinuitas yang sama.[1]
Menarik Saya kira cara pandang pada tataran ini bagaimana konteks masa lalu
tidak dapat direndahkan hanya karena disana tidak tersedia kedekatan pengamatan
ilmiah dan verifikasi, karena bagi sejarawan kekuatan untuk berpendapat dengan
berdasar kontestasi pengalaman melalui pengamatan juga merupakan sebuah kebutuhan.
Pada pandangan ini dapat dilihat bagaimana Marsdan dan Raffles memiliki
framework penulisan hampir mirip karena keduanya merupakan naturalized. Sedikit berbeda dengan Crawfrud yang sedikit
keluar dari pola Marsden dan Raffles. Crawfurd yang enviromentalis menghadirkan
konstruksi teori yang digunakan untuk menunjukkan setiap kemungkinan dalam
sejarah rekaan yang ditulisnya.
Ø Key Words
·
Advantage
·
Conjectural
Histories
·
Environmentalis
·
Natural
·
Origin
Ø Focus
Questions
·
Apakah
penulisan seperti yang dilakukan oleh Marsden,Raffles dan Crawfurd dapat
diterima sebagai sebuah historiografi?
·
Apakah
conjectural histories dapat diterima sebagai eksplanasi sejarah?
·
Bagaimana
relevansi Conjectural Histories dengan penulisan sejarah ilmiah secara akademis?
Ø Important
Events
·
Marsden,
Raffles dan Crawfurd menggunakan sejarah rekaan untuk melegitimasi peningkatan dominasi
Eropa di Asia Tenggara,akan tetapi semua itu tidak dituliskan secara terang
bahwa adanya legitimasi keberminatan Inggris di Asia tenggara. Menulis bagi
ketiga orang ini adalah sebuah upaya terbaik dalam ekspresi ketertarikan.Selain
itu rekaan sejarah juga digunakan dalam teks Marsden digunakan untuk mendesak
melakukan konservasi terhadap primitif sumatera dan kebijakan isolasi.
Inggris.Rekaan sejarah yang diproduksi Raffles adalah membangkitkan kejayaan
dari Jawa kuno dan memanggil untuk melakukan perubahan.Adapun Crawfurd, rekaan
sejarah diproduksi untuk memprediksi dan melegitimasi lingkungan kolonialisasi
Eropa di Asia Tenggara sebagai hal yang alami dari pengisian sifat keaslian di
daerah koloni.
Ø Making
Connections
·
Tataran
Relevansi Dan Implementasi.
Berangkat satu tulisan dari John
Bastin mengenai kealfaan banyak orang yang masih berargumen bahwa semua sumber
tertulis dan dokumenter tentang sejarah Indonesia adalah yang ditulis dalam
bahasa Belanda—dengan logika sederhana akibat lamanya kekuasaan Belanda di
Indonesia, dibandingkan dengan para imperialis lainnya. Padahal, kata Bastin,
“awal yang serius dari historiografi Indonesia terutama bukan terdapat pada
karya para ahli ketimuran di Leiden ataupun Valentijn, melainkan dalam buku
sejarah tebal yang diterbitkan oleh para sarjana Inggris seperti Marsden,
Raffles, dan Crawfurd” (John Bastin, 1995: 122).
Banyak kritikan mengenai kerja yang
dilakukan Marsden, Raffles dan Crawfurd, utamanya Marsden yang berusaha membuktikan serangkaian fakta
otentik dan menjelaskan segala sesuatu sesuai kenyataan daripada menunjukkan
kreatifitas dalam berimajinasi. Ia hanya menulis dari pengamatan sederhana. Dalam
konteks memanfaatkan ilmu dapat saja dikatakan tulisan seperti ini sudah
ketinggalan zaman secara konsep. Namun sebagai tulisan yang diniatkan untuk
menjelaskan Sumatra dan masyarakatnya - bukan masyarakat Eropa di pulau
tersebut - pandangan ini tergolong maju . Sama halnya romantisme Raffles yang setelah kembali
ke Inggris langsung menulis History of
Java karena dorongan rasa nostalgianya selama berada di Jawa. Dan tulisan Crawfurd pun juga menunjukkan bagaimana Ia
juga mulai berpikir bagaimana memakai teori pemahaman lingkungannyauntuk
menulis. Ketiganya sebagai orang Eropa berusaha memasuki sebuah dunia asing
dari kehidupannya, yang bukan dalam kapasitasnya sebagai seorang akademisi
tulen atau sejarawan profesional, karena hanya berdasarkan pengamatan
sekilas,perjalanan kenangan (nostalgia) dan penggunaan teori pemahaman
lingkungan yang sederhana saja untuk menafsirkan kajian yang kemudian disimpulkan
menjadi sebuah generalisasi umum.
Inilah yang disebut oleh Quilty sebagai cojectural
history atau sejarah rekaan. Pemisahan sejarah manusia kedalam tahapan
perkembangan yang berbeda memungkinkan mereka untuk tetap mempertahankan eksistensinyai
berdasarkan sejarah alaminya Setiap pengamatan, pengalaman ataupun pemahaman lingkungan
suasana sebenarnya semuanya dapat dipetakan
untuk berkontribusi bagi khazanah ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi
peradaban manusia disepanjang zaman. Oleh karena itu, pesan implementasi yang
bisa dipetik ialah kita semestinya tidak perlu ragu lagi untuk menulis tentang
sesuatu hal ,terlepas dalam konteks penting atau tidak. Tulisan seperti catatan
harian, laporan perjalanan, atau dokumentasi dalam hal apapun itu semua penting
karena dalam rekaan yang sederhana saja semua itu akan berguna di kemudian hari,
termasuk dalam unit sumber historiografi akademis, hal ini ini sangatlah
membantu.
[1] Mary
Catherine Quilty,,Textual Empires,A Reading
of Early British Histories of Southeast Asia (Australia, Monas Asia
Institute,1998), hlm. 41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar