TUGAS
HISTORIOGRAFI
Oleh :
Rohmat Pujiono
NIM :
12/340312/PSA/07407
JARINGAN
LOKAL ABDULLAH SUNGKAR DALAM PERISTIWA LAMPUNG 1989
Perspektif baru penulisan sejarah
Indonesia memang perlu dilakukan karena menyangkut fakta yang ada dan bebas
dari legitimasi seperti halnya peristiwa jaringan lokal Abdullah Sungkar dalam
peristiwa lampung 1989. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam peristiwa ini
seperti halnya peran orde baru yang menganggap gerakan abdullah Sungkar sebagai
pemberontak yang berbahaya dan mengacaukan keamanan negara padahal gerakan ini
hanyalah kelompok kecil. Mereka tidak memiliki jaringan nasional, regional,
maupun internasional. Warsidi dan teman-temannya oleh pihak militer dituduh
melakukan kegiatan subversif untuk menggulingkan pemerintahan Suharto agar bisa
mendirikan sebuah negara islam. Bagi saya tuduhan ini sangat berlebihan karena
mereka hanyalah penentang kebijakan asas tunggal Pancasila dan pendukung
gagasan negara islam dan bukanlah untuk mendirikan negara islam tetapi
membangun sebuah perkampungan yang menjamin para warganya menerapkan syari’at
islam dalam kehidupan sehari-hari yang menurut saya ini adalah kebebasan dalam
beragama dan menjadi hak asasi manusia. Memang salah satu masalah besar dalam
penulisan sejarah adalah darimana harus dimulai? Dalam peristiwa Lampung
misalnya darimana harus mulai suatu rekonstruksi? disini perspektif baru penulisan sejarah
Indonesia menjadi sangat penting karena sejarah Indonesia pada masa orde baru
sangat memihak penguasa dan mementingkan kepentingan penguasa. Jaringan lokal
Abdullah Sungkar dalam peristiwa Lampung 1989 menjadi hal yang sangat menarik
untuk diperbincangkan karena ini terjadi pada masa orde baru dan saya yakin
banyak peristiwa lain yang hampir sama terjadi di Indonesia pada saat itu.
Warsidi lahir dan besar di lingkungan
NU yang pada akhirnya menjadi penentang praktik keagamaan islam tradisional NU,
terutama untuk memperoleh kemempuan supranatural seperti kebal senjata, memberi
kesembuhan, atau meramal. Praktik ini merupakan lahan subur bagi pertumbuhan
ideologi ratu adil. Orientasi keagamaan Warsidi lebih dekat dengan pemikiran
Muhammadiyah, Al-Irsjad, dan persatuan islam. Ketiga organisasi islam ini sejak
awal pendirian dikenal sebagai pendukung utama gerakan pemurnian agama islam.
Mereka secara langsung menuduh para ulama yang kemudian bergabung kedalam NU
sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kemunduran umat islam di
Indonesia. Warsidi dan teman-temannya juga menempatkan pemerintah orde baru
sebagai perusak kemurnian agama islam kerena memaksakan penerapan ideologi
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Sehingga kelompok Warsidi dan
teman-temannya melakukan penentangan kepada pemerintah orde baru. Mereka
melarikan diri ke Lampung dan ingin mendirikan kampung islam di cihideung
sebuah wilayah pinggiran desa raja basa kecamatan way Jepara kabupaten Lampung
tengah. Perkampungan Cihideung dihancurkan yang menyebabkan Warsidi dan sebagaian temannya terbunuh.
Dari
uraian diatas dapat kita ketahui dari beberapa hal mengenai historiografi yang
mana seorang sejarawan tidak boleh terpaku saja pada sumber yang didapat tapi
harus melakukan yang namanya kritik sumber. Peristiwa yang dipaparkan diatas
penting untuk pengkajian historiografi indonesia dimana kita ketahui bahwa pada
masa orde baru seorang sejarawan menulis sesuai dengan kepentingan pemerintah.
Seandainya ada yang berani menentang itupun akan diberi sanksi oleh pemerintah
atau bahkan diberedel. Kasus di Lampung tahun 1989 itu menjadi penting untuk
diperhatikan karena menyangkut perspektif baru penulisan sejarah Indonesia yang
bebas dari keperpihakan dan melihat fakta yang ada. Uraian diatas ada yang
mengatakan bahwa tuduhan yang berlebihan dalam kasus tersebut dimana pemerintah
menuduh bahwa gerakan itu akan membentuk negara islam. Padahal gerakan itu
hanya membangun sebuah perkampungan yang menjamin para warganya menerapkan
syari’at islam dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari kejadian yang mirip
seperti ini terjadi di Indonesia pada masa orde baru yang terdiri dari kegiatan
agama, sosial, politik dan lain-lain. Kita sebagai sejarawan harus jeli untuk
menganalisis permasalahan seperti itu, karena banyak sekali kejadian sejarah di
negeri ini yang belum terungkap dan banyak yang masih berpihak pada penguasa
saja. Saya setuju dengan pemikiran penulis yang memberikan perspertif baru
disini, dimana penulis memberikan gambaran yang sesuai dengan pemikiran yang
bebas dari keberpihakan pemerintah. Penulis memaparkan dengan cara yang berbeda
dan menganalisis dengan cermat kejadian jaringan lokal Abdullah Sungkar dalam
peristiwa lampung 1989. Penulis memberikan pemikiran baru dalam penulisan
sejarah yang lebih relevan menurut saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar