NAMA: HERVINA
NURULLITA
NIU : 339971
BEBERAPA
TJATATAN MENGENAI PENULISAN SEDJARAH
MAKASSAR-BUGIS
(A.A CENSE)
Kebiasaan
menulis bagi masyarakat Makassar-Bugis sudah terjadi sejak bertahun-tahun
lamanya. Hal ini dibuktikan pada abad ke-17 dan 18 sudah ditemukan tulisan yang
menceritakan tentang peranan para pejabat dalam kehidupan politik pada zaman
tersebut. Tulisan-tulisan masyarakat Makassar-Bugis pada waktu itu dituangkan
dalam buku harian yang sudah berangka tahun. Sehingga memudahkan pembaca dalam
mengidentifikasi keterangan dalam tulisan tersebut. Selain buku harian
masyarakat Makassar-Bugis juga menulis dalam bentuk teks-teks perjanjian, teks-teks
mengenai hukum adat, surat-menyurat, ihtisar sejarah, kronik serta sanjak.
Penulisan sejarah masyarakt Makassar-Bugis bermutu tinggi jika dibandingkan
dengan sejarah di daerah lain, teks ditulis dengan sederhana namun riil dalam
melukiskan fakta sejarah.
Pada awalnya penulisan
catatan hanya berkisar pada topik orang-orang penting saja misalnya raja dan
ditulis menurut pesanan pembuat cerita. Namun demikian terdapat banyak catatan orang-orang
yang kurang penting yang menambah koleksi sumber serta dapat menjelaskan
tentang gambaran keadaan masyarakat Makassar-Bugis pada waktu itu. Seperti
telah dijelaskan pada pertemuan kuliah Historiografi sebelumnya mengenai Historiografi
Melayu, bahwa teks-teks kecil dari orang biasa yang mungkin oleh sebagian orang
diabaikan justru menjadi sangat penting bagi sejarawan dalam mengumpulkan bukti
suatu peristiwa tertentu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat setempat. Disini terlihat bahwa kesadaran menulis masyarakat
Makassar-Bugis pada waktu itu sudah tinggi walaupun tujuan utamanya bukan murni
penulisan sejarah tetapi untuk memperlihatkan kepada orang sejaman tentang apa
yang dikerjakan oleh mereka dan nenek moyang mereka. Namun secara tidak
langsung mereka juga menuliskan peristiwa sejarah karena dengan adanya
tulisan-tulisan tersebut dapat dapat dijadikan sumber sejarah bagi masa kini. Dalam
artikel tersebut dijelaskan mengenai penambahan serta perbaikan pada buku
harian. Jika penambahan dan perbaikan tersebut dilakukan karena ditemukannya
sumber pembanding baru yang kebenarannya terjamin maka hal tersebut dapat
memperjelas fakta pada masa itu. Namun hal tersebut tidak dibenarkan jika penambahan
dan perbaikan dilakukan semata-mata hanya karena tujuan dan tertentu oleh
sekelompok orang.
Dengan
ditulisnya teks perjanjian politik dengan sekutu ataupun daerah taklukan dapat
diketahui bahwa pada abad 16-17 kerajaan Goa terus-menerus melakukan perluasan
wilayah. Teks-teks perjanjian tersebut ditulis secara kronologis yang
dicontohkan pada masa 1668-1737. Selain teks perjanjian politik juga terdapat catatan
mengenai hukum adat. Catatan mengenai hukum adat dapat dijadikan sumber karena
dari peraturan tersebut dapat diketahui tentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada waktu itu terutama dalam kehidupan bermasyarakat yang berhubungan
dengan adat istiadat mereka. Dan diketahui bahwa masyarakat Goa pada waktu itu
selalu berada pada tekanan penguasa asing, maka sering terjadi pergantian dan
penghapusan adat pada masa pemerintahan Raja-rajanya, seperti yang dicontohkan
oleh ucapan Raja Abdal-Djalil. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki tentang tata cara kehidupan
masyarakat, jika ada hal-hal yang sekiranya tidak baik untuk dilakukan maka
harus dihapus dan digantikannya dengan peraturan yang baru dengan tujuan untuk
menjadi lebih baik. Penulisan ichtisar sejarah pada masyarakat Makassar-Bugis
umumnya bertujuan untuk kepentingan politik, misalnya penulisan tentang
seseorang yang secara turun-temurun mendapatkan jabatan dalam pemerintahan. Sementara
itu juga terdapat kronik, yang lebih banyak unsur dongeng daripada fakta. Namun
satu hal yang menjadi nilai lebih dalam penulisan kronik yaitu tulisan dibuat
runtut dan detail. Pada masa kedatangan islam, kronik-kronik tersebut ditulis
kembali dengan sedikit mengubah cerita sehingga islam dapat diterima dengan
baik. Melalui Sandjak-sandjak penulis memasukkan nilai-nilai suatu peristiwa
sehingga dapat diketahui oleh masyarakat. Mungkin jika di Jawa sandjak ini
dikenal dengan sebutan tembang. Dengan sandjak tersebut dengan mudah suatu
cerita dapat diterima oleh masyarakat.
Kelebihan dari
artikel A.A Cense ini adalah ia menjelaskan berbagai macam tulisan (yang telah
disebutkan diatas) masyarakat Makassar-Bugis yang sudah tidak asing bagi
masyarakat setempat dan tentunya mengandung nilai sejarah dan dapat dijadikan
sumber sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar