Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Peranan Dari Organisasi Struktural dan Mitos Dalam Historiografi Jawa


NAMA           : HANIF RISA MUSTAFA
NIM               : 12/338345/PSA/07221
MAKUL         : HISTIRIOGRAFI
 
Peranan Dari Organisasi Struktural dan Mitos Dalam Historiografi Jawa
 



Mitos-mitos yang mengakar pada masyarakat sering kali bertentangan dengan kenyataan dan menghambat mahasiswa dalam menggambarkan peranan yang signifikan pada sejarah kebudayaan Indonesia, yang mana unsur-unsur tersebut butuh dipelajari, terutama  dalam hubungan lingkungan yang merunut pada keberlangsungan proses sejarah. Banyak informasi bahwa isi tulisan Jawa dan Melayu mengenai sejarah masa lalu Indonesia sulit untuk di evaluasi. Pararaton sebuah buku yang menceritakan para penguasa jawa timur, di awali dengan renkarnasi pendiri Singosari (1222-1292). Kemudian Babad Tanah Jawi, tentang catatan kerajaan mataram jawa tengah (1582-1749), bermula dengan silsilah percampuran dewa Hindu, Nabi Islam dan keturunan para dewa.
Hal tersebut tidak mengejutkan apabila beberapa sarjana Eropa memiliki pandangan tepat pada bagian karya jenis ini merupakan cerita dongeng yang tidak berguna. Pandangan ini menunjukkan ketidakmampuan dalam dalam membedakan fakta dari fiksi. Pertanyaan yang harus diungkap untuk menghadapi keprihatinan nilai sejarah tersebut adalah: Apakah kronik Jawa tersebut memberi bantuan untuk menemukan fakta-fakta yang kita tidak ketahui?, Apakah kronik Jawa tersebut memberikan kontribusi yang berharga fakta-fakta yang ditemukan dari sumber lain? Apakah kronik Jawa tersebut berkontribusi terhadap pemahaman kita mengenai peran dan fungsi lembaga-lembaga politik dibawah naungan kronik Jawa ditulis? Apakah kronik Jawa tersebut memberi informasi mengenai sifat penguasa dan  sistem legitimasi yang diyakini dari konsep Melayu-Jawa? Dan yang terakhir adalah karya Melayu dan Jawa dalam satu jenis atau derajat yang berbeda?. Dalam artikel ini Anthony H. Johns mencoba menjelaskan untuk melihat factor cultural yang membatasi dan menginformasikan struktur kronik Jawa oleh pengujian yang lebih detail dalam Pararaton dan Babad Tanah Jawi.
Pada bagian terpenting dalam Pararaton adalah karir Ken Arok pendiri Dinasti Singosari dan Majapahit. Diceritakan sebelum menjadi raja pada tahun 1222, Ken Arok adalah korban manusia untuk Yamadipati (dewa jawa) untuk menyelamatkan makhluk lain dari kematian . sebagai hadiah, ia meminta untuk kembali ke surga Wisnu dan selanjutnya terlahir kembali menjadi raja. Permintaan tersebut terkabul, Ken Arok dilahirkan kembali oleh dewa Brahma melalui seorang petani wanita yang mengantar makanan untuk suaminya. Pada kelahirannya ken arok mengeluarkan cahaya dan menarik perhatian Ki Lembong (seorang pencuri yang lewat). Ken Arok kemudian diculik dan diadopsi serta diberi keahlian. kemudian setelah perjalanan panjang ken arok bekerja pada untuk Tunggul Ametung(penguasa Tumapel) berkat bantuan ayah angkatnya Lohgawe. Lohgawe menjelaskan bahwa siapapun yang memiliki Ken Dedes dia akan menjadi Cakravartin. Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, dengan demikian Ken Arok menjadi seorang raja dan mengaku sebagai penjelmaan dari Batara Guru. Sebagai manifestasinya dia mengalahkan Raja Kediri. Pada bagian awal cerita Pararaton tidak dapat dijadikan sebuah gambaran sejarah,karena terdapat fakta-fakta yang diverifikasi. Namun bagian awalan tersebut memiliki pemahaman sifat Jawa dan fungsi kerajaan. Sifat dan fungsi tersebut adalah untuk menghubungkan masa kini dengan masa lalu, perwujudan sakral dari totalitas kerajaan adalah salinan mikrokosmis dari makrokosmos.
Meninjau lebih jauh lagi bahwa pendiri dinasti harus memiliki suatu keilahian bawaan untuk tingkat yang lebih jauh lagi dibandingkan dengan orang biasa. Dari pengertian tersebut sifat dan fungsi tersebut tidak lebih dari legitimasi agar penguasa mendapatkan reputasi dalam otoritas politik yang jauh dan luas melalui rangkaian keturunan yang dimuliakan. Efek kumulatif dari dasar kompleks tersebut mengklaim Ken Arok sebagai penjelmaan Batara Guru dan mendapat kehormatan di mata masyarakat. Selanjutnya setelah Ken Arok menjadi Raja, Pararaton memiliki nilai sejarah yang cukup dan di dukung adanya prasasti serta berita Cina. Sastra Babad Tanah Jawi di tulis pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), dengan awal cerita pada abad ke tujuh belas. Menjelaskan keberangkatan pendiri mataram oleh senapati memiliki silsilah sinkretis hindu dan nabi islam, berhubungan dengan berbagai Dewa dibumi kemudian merunut turunnya batara brahma ke jawa untuk menjadi keturunan bangsawan jawa dan dihormati sebagai leluhur dari semua raja Jawa selanjutnya membawa silsilah ke Kediri kemudian melompat ke Pajajaran. Kemudian menceritakan berdirinya serta runtuhnya kerajaan Majapahit.
Dalam urutan isi tulisan nampak sederhana, akan tetapi apabila dirunut akan menemui serangkaian hubungan yang membingungkan. Gambaran yang tepat dalam Babad Tanah Jawi adalah teknik yang digunakan penulis Babad untuk melegitimasi raja sebagai penguasa dan intergritas negerinya. Pada bagian awal babad terdapat kebenaran sejarah, namun kadang-kadang terselubung, serta terpecah-pecah akibat dari editing ulang oleh dinasti yang memerintah secara berurutan. Babad mencerminkan distibusi berbagai penekanan dalam tradisi budaya jawa. Disimpulkan bahwa gagasan dewa-raja dan makro-mikrokosmos fungsinya umum terdapat dalam Pararaton dan Babad Tanah Jawi. Akan tetapi perbedaan penting dari kedua kronik tersebut adalah kualitas dalam menunjukkan kedua hubungan antara mikro dengan makrocosmos dan silsilah perjalanan. Mitos dan simbol memberikan peran penting dalam babad tanah jawi dari pada  di pararaton. Namun keduanya sama-sama menjadi sebuah karya untuk melegitimasi raja saat kronik tersebut ditulis, dan kedua kedua kronik tersebut dapat dijadikan sumber dengan memisahkan antara fakta dengan fiksi serta ditunjang dengan sumber-sumber sezaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar