Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Tugas Review Artikel The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography by Anthony H. Johns.


Nama   : Akhmad Ryan Pratama
NIM    : 12/339260/PSA/7260
            Dalam artikel yang ditulis oleh Anthony H. Johns disebutkan pengaruh mitos yang sangat kuat dalam historiografi Jawa. Anthony berpendapat bahwa elemen kebudayaan dari luar (Dalam tulisan ini disebutkan pengaruh dari Hindu, Budha, dan Islam) merupakan suatu penghalang bagi peneliti dari Indonesia yang berusaha untuk menjelaskan fakta yang sebenarnya dari sumber-sumber historiografi yang substansi penulisannya telah tercampur dengan kebudayaan dari luar nusantara.
 Anthony mengambil dua sumber historiografi Jawa yaitu Kitab Pararaton dan Babad Tanah Jawi untuk dikomperasi dan dijadikan sebagai sarana yang dapat merepresentasikan objek dari penelitiannya. Anthony ingin mengetahui bagaimana legitimasi kekuasaan seorang raja Jawa dibangun menggunakan historiografi yang dibumbui dengan unsur gaib, dan metafisik. Pada awal artikel ini Anthony menceritakan hal yang menurutnya paling penting dari kitab Pararaton yaitu bagaimana karir Ken Arok sebagai pendiri dari dinasti Singhasari. Dalam kitab pararaton diceritakan bahwa Ken Arok merupakan seorang titisan dewa, dan memang sudah ditakdirkan untuk menjadi raja. Ia pun memutuskan untuk membunuh Tunggul Ametung agar dapat memperistri Ken Dedes serta mengambil alih tahta Tunggul Ametung. Untuk melaksanakan rencana tersebut maka Ken Arok meminta Mpu Gandring utnuk membuat keris yang mampu membunuh Tunggul Ametung. Dalam kitab Pararaton ini Anthony memang tidak menyangkal bahwa pernyataan yang menyebutkan Ken Arok merupakan titisan dewa merupakan suatu pernyataan yang tidak masuk akal. Namun setelah Ken Arok menjadi raja maka dalam kitab Pararaton tersebut terdapat suatu fakta sejarah, yang tentu saja kebenarannya telah diverifikasi dengan menggunakan sumber pada masa itu, yaitu catatan-catatan dari Cina. Anthony juga berpendapat bahwa penulis kitab Pararaton tidak bisa membedakan antara fiksi dengan fakta dan antara fantasi dan realita.
Menurut Anthony penulisan kitab Pararaton pada masa itu tidak terlepas dari budaya Jawa menegenai konsep pemahaman alam dan fungsi dari raja itu sendiri. bagi orang Jawa fungsi dari seorang Raja atau pemimpin ialah mampu menghubungkan antara masa lalu dengan keadaan saat ini dan masa depan. Namun hal yang paling penting bagi seorang pendiri dinasti agar memperoleh legitimasi kekuasaan dari rakyatnya ialah ia harus memperoleh sesuau kekuatan yang gaib bisa berupa dukungan para dewa, atau kemampuan yang lebih hebat daripada orang biasa. Pada awal kekuasaanya seringkali para kandidat penerus raja tidak tahu bagaimana memperoleh legitimasi kekuasaan. Karena itu para kandidat tersebut harus bekerja keras untuk menciptakan mitos tentang dirinya yang kemudian disebarkan kepada rakyatnya. Secara garis besar Anthony mengatakan bahwa Kitab Paraton bukan lagi hanya sebuah dongeng yang tidak masuk akal, namun kitab Pararaton merupakan gambaran bagaimana konsep Jawa menerangkan pencapaian legitimasi raja-raja pada masa itu.   
Sumber kedua yang digunakan oleh Anthony ialah Babad yang mulai dikembangkan  pada masa Sultan Agung (1613-45). Penulisan Babad sendiri jauh lebih rumit daripada kitab Pararaton. Dalam pembukaan Babad Tanah Jawi disebutkan urutan genealogis yang berawal dari nabi Adam dan juga dicampur dengan dewa-dewa Hindu dan nabi-nabi yang berada dalam konsep agama Islam. Penulisan dalam babad sudah terakulturasi oleh agama Islam sehingga dalam babad terkadang ditemukan bahasa arab. Dalam penulisan babad seringkali tokoh atau objek dari tulisan tersebut digambarkan memiliki kesaktian yang melebihi orang biasa.
Anthony berpendapat bahwa perbandingan dari kedua sumber tersebut yakni babad dan Pararaton mengindikasikan adanya perubahan sosial yang berlangsung dalam masayarakat Jawa. Pengembangan Mitos dan simbol memainkan peranan yang lebih penting dalam penulisan Babad Tanah Jawi ketimbang Pararaton. Anthony juga mengingatkan bahwa untuk menemukan fakta dalam sumber-sumber tersebut diperlukan ketelitian dalam membaca dan menganalisis konsep tersebut secara hati-hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar