Halaman

Selasa, 08 Januari 2013

MASALAH UTAMA ILMU SOSIAL DI ASIA : KRITIK, DIAGNOSIS, DAN RUMUSAN



TUGAS
HISTORIOGRAFI
NAMA            : Rohmat Pujiono
NIM     : 340312

review
MASALAH UTAMA ILMU SOSIAL DI ASIA :
KRITIK, DIAGNOSIS, DAN RUMUSAN
Penulis disini memberikan gambaran menegenai bagaimana perkembangan ilmu sosial di Asia yang dipengaruhi oleh barat. Memang banyak fakta yang menunjukan bahwa perkembangan ilmu sosial di Asia muncul dari bangsa barat yang menyebarkanya pada masa kolonial. Fakta bahwa sebagian besar ilmu sosial dan humaniora di masyarakat negara berkembang datang dari barat telah memunculkan masalah relevansi ilmu-ilmu tersebut bagi kebutuhan dan masalah dunia ketiga. Orang non-Barat kadang diakui sebagai perintis berbagai disiplin humaniora, yang tahapan formatifnya berlangsung di barat, dan kemudian ditanamkan di masyarakat non Barat. Saya berpikir disini bahwa kita sebagai bangsa asia memang sudah dikuasai dalam bidang ilmu pengetahuan terutama ilmu sosial oleh bangsa yang dulu pernah menjajah. Saya yakin banyak diantara bangsa di Asia yang tidak terima dengan keadaan ini dan melakukan perombakan dalam pengetahuan ilmu sosial seperti halnya negara India yang dengan tegas menolak adanya ilmu sosial dari pengaruh barat. Tetapi masalahnya apakah kita bisa langsung menolak mentah-mentah ilmu sosial yang berasal dari barat tersebut dan menciptakan teori sendiri ilmu sosial tersebut. Ternyata hal tersebut sangat sulit dihindari bahwa kita masih tergantung dengan teori-teori ilmu sosial dari pengaruh barat. Ada beberapa cotoh di jalan wilayah non-Barat adalah Ibn Khaldun seorang ilmuan Arab yang sering disebut sebagai “bapak Historiografi”  dan terkadang dianggap pendiri sejati sosiologi sebelum Comte.
Penulis disini memaparkan uga bahwa di Asia timur muncul kesadaran kuat mengenai kekurangcocokan antara teori barat dan realitas Asia timur. Namun hanya sedikit karya yang berhasil menciptakan mazhab pemikiran ilmu sosial yang diulayatisasikan, dinasionalisasikan, atau dikhaskan menurut Asia timur,. Disini yang saya ketahui bahwa ilmu sosial terus didominasi oleh Barat dan ini pada umumnya sebagian dikarenakan tingginya derajat yang disematkan pada teori sehingga mengukuhan teori barat kontemporer dan klasik sebagai pusat peradaban teoretis. Parekh menuturkan dalam buku ini  bahwa tak ada masyarakat kontemporer non-Barat yang berhasil menelorkan teori politik orisinal berlaku juga untuk bidang dan disiplin ilmu lain. Bahkan masyarakat yang semangat intelektualnya begitu hidup seperti India secara umum telah gagal mengindiakan ilmu sosial. Ternyata uraian disini sangat menarik karena kita sudah betul-betul terjajah dalam ilmu sosial. Apakah betul bangsa di Asia sudah terjajah dalam ilmu sosial oleh bangsa Barat? Menurut saya kurangnya kreativitas dan orisinilitas banyak terkait dengan penerapan luas sistem pendidikan dan falsafah Barat dikalangan bangsa terjajahbaik secara formal maupun mental. Tentu sebagian masalah disebabkan fakta bahwa ilmu sosial dibanyak wilayah Asia, Afrika, dan Amerika latin diperkenalkan oleh kekuasaan kolonial dan gagal diulayatisasikan, didomestikan, atau dinasionalisasikan secara memadai agar lebih relevan.
Di asiaorang-orang Indialah yang yang memimpin gerakan melawan pengetahuan Eurosentrisme. Pemikir dan reformis India Rammohun Roy merupakan salah satu sosok yang pertama kali menentang pemikiran Eurosentrisme. Di Indonesia para ilmuwan kolonial Belandalah yang pertama kali membicarakan masalah alternatif dalam telaah sejarah Indonesia. Dan baru diikuti oleh orang Indoensia sendiri. Meskipun gagasan yang Indonesiasentris tetap merupakan konsep yang kabur dan tampak lebih berhasil dalam konsepsi ketimbang pelaksanaan dan beberapa catatan mengenai usaha awal masih bisa dikemukakan. Para ilmuwan sosial di seluruh Asia telah ikut serta mengkritik keadaan ilmu sosial di masyarakat mereka. Kritik itu mencakup berbagai dimensi tetapi semuanya dipahami dalam kontek hubungan antara ilmu sosial Asia dan lembaga ilmu sosial barat. Diskursus alternatif merupakan istilah kolektif yang merujuk pada beragam usaha yang sering tak saling berkaitan untuk membicarakan masalah yang dikemukakan dalam kritik terhadap keadaan ilmu sosial di Asia. Denga melihat pemaparan yang terurai diatas kita bisa melihat bahwasanya ilmu sosial yang ada di Indonesia juga masih tergantung pada teori Barat, dan sebagai sejarawan harus mengetahui itu karena penting untuk menjadikan refensi yang mendukung dalam penelitin karena sejarah perlu ilmu bantu yaitu ilmu sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar