TUGAS
HISTORIOGRAFI
NAMA : Rohmat Pujiono
NIM : 340312
review
Natural histories : new ways of knowing
Karya : Mary Ctaherine
Quilty
Saya akan menguraikan tentang tulisan Mary Catherine Quilty dalam bukunya yang berjudul “Textual Empires”, yang membahas mengenai natural histories: new ways of
knowing disini sangat
menarik terutama untuk acuan penulisan historiografi asia tenggara. Dalam tulisan ini
berisi dua hal pokok yaitu mengenai latarbelakang para penulis barat dan metode
penulisannya di asia tengara pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Kemungkinan
para penulis meneliti yang berhubungan dengan alam Asia tenggara dimana pada
saat itu bangsa eropa perlu adanya informasi mengenai sumber daya alam yang bisa
menguntungkan bangsa Eropa. Para penulis barat disini terdapat lima nama yaitu (Marsden,
Symes, Raffles, Crawfurd, dan Anderson), Lima orang penulis berkebangsaan
Inggris tersebut adalah Marsden dengan karyanya History of Sumatra (1783),
Michael Symes dengan karya Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava
(1795), Thomas Stamford Raffles dengan karya History of Java (1817), John
Crawfurd dengan karya History of the Indian Archipelago (1820) dan John
Anderson dengan karya Mission to the East Coast of Sumatra (1826).
Penulisan sejarah alam Pada umumnya meliputi nama dan lokasi pulau/wilayah, letak
geografis, geologi, botani, zoologi, pegunungan dan gunung berapi, danau,
sungai, lautan, musim, tanah, mineral, dan sebagainya. Penulisan disini
menurut saya adalah untuk menguasai sumber alam yang ada di Asia tenggara
karena pada zamannya bangsa eropa mencari daerah jajahan yang memiliki SDA yang
kaya. Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada saat itu bangsa Eropa
berlomba-lomba untuk mendapatkan tanah jajahan dan mencari sumberdaya yang
bermanfaat bagi negaranya.
Pemaparan dari penulisan Catherine
mengenai kelima tokoh yang meneliti kajian alam disini juga bermanfaat terutama
yang memerlukan sumber sejarah alam. Bagi sejarawan indonesia disini menjadi
penting terkait adanya penulisan yang berusaha mengulas keadaan alam di asia
tenggara dan Indonesia pada khususnya. Marsden,
Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson mungkin tidak pernah menyadari bahwa
hasil karya mereka telah menjadi landasan bagi pemerintah kolonial dalam
mengambil kebijakan terhadap koloninya. Misalnya, Marsden telah menyampaikan
potensi-potensi ekonomi Sumatra, serta Raffles yang menyampaikan tentang
simbol-simbol budaya dalam masyarakat Jawa . Hal ini dapat dijadikan dasar bagi
pemerintah kolonial untuk menentukan kebijakan di daerah tersebut. Selain itu,
karya mereka juga mengilhami penulis dan ilmuwan Eropa lainnya yang mengkaji
tentang Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Misalnya, tulisan-tulisan Albert
Cristiaan Kruyt tentang Sulawesi Tengah. Tulisan A. C Kruyt yang berjudul “De
West Toradja’s van Midden Celebes” dijadikan sebagai dasar oleh pemerintah
Belanda dalam pembagian administrasi Sulawesi Tengah.
Penelitian yang dilakukan oleh lima
orang tersebut menggunakan metode
yang beraneka ragam. Marsden menggunakan tiga tahapan dalam penelitiannya, (1)
penggunaan observasi langsung, (2) melakukan seleksi dan penyajian data-data
penting dan (3) data disusun secara ilmiah. Menurut saya
karya dalam penulisan ini memberikan gambaran yang bagus bagi para sejarawan
untuk mendapatkan referensi yang baik mengenai historiografi pada masa
kolonial. Penulisan mengenai sejarah alam disini yang menyinggung Asia tenggara
dan Indonesia terlibat didalamnya menjadi penting bagi pembaca yang membutuhkan
referensi keadaan alam di Asia tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar