Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

Natural histories : new ways of knowing


TUGAS
HISTORIOGRAFI
NAMA            : Rohmat Pujiono
NIM     : 340312

review                                                                                             
Natural histories : new ways of knowing
Karya : Mary Ctaherine Quilty


Saya akan menguraikan tentang tulisan Mary Catherine Quilty dalam bukunya yang berjudul “Textual Empires”, yang membahas mengenai natural histories: new ways of knowing disini sangat menarik terutama untuk acuan penulisan historiografi asia tenggara. Dalam tulisan ini berisi dua hal pokok yaitu mengenai latarbelakang para penulis barat dan metode penulisannya di asia tengara pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Kemungkinan para penulis meneliti yang berhubungan dengan alam Asia tenggara dimana pada saat itu bangsa eropa perlu adanya informasi mengenai sumber daya alam yang bisa menguntungkan bangsa Eropa. Para penulis barat disini terdapat lima nama yaitu  (Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd, dan Anderson), Lima orang penulis berkebangsaan Inggris tersebut adalah Marsden dengan karyanya History of Sumatra (1783), Michael Symes dengan karya  Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava (1795), Thomas Stamford Raffles dengan karya History of Java (1817), John Crawfurd  dengan karya History of the Indian Archipelago (1820) dan John Anderson dengan karya Mission to the East Coast of Sumatra (1826). Penulisan sejarah alam  Pada umumnya  meliputi nama dan lokasi pulau/wilayah, letak geografis, geologi, botani, zoologi, pegunungan dan gunung berapi, danau, sungai, lautan, musim, tanah, mineral, dan sebagainya. Penulisan disini menurut saya adalah untuk menguasai sumber alam yang ada di Asia tenggara karena pada zamannya bangsa eropa mencari daerah jajahan yang memiliki SDA yang kaya. Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada saat itu bangsa Eropa berlomba-lomba untuk mendapatkan tanah jajahan dan mencari sumberdaya yang bermanfaat bagi negaranya.
Pemaparan dari penulisan Catherine mengenai kelima tokoh yang meneliti kajian alam disini juga bermanfaat terutama yang memerlukan sumber sejarah alam. Bagi sejarawan indonesia disini menjadi penting terkait adanya penulisan yang berusaha mengulas keadaan alam di asia tenggara dan Indonesia pada khususnya. Marsden, Symes, Raffles, Crawfurd dan Anderson mungkin tidak pernah menyadari bahwa hasil karya mereka telah menjadi landasan bagi pemerintah kolonial dalam mengambil kebijakan terhadap koloninya. Misalnya, Marsden telah menyampaikan potensi-potensi ekonomi Sumatra, serta Raffles yang menyampaikan tentang simbol-simbol budaya dalam masyarakat Jawa . Hal ini dapat dijadikan dasar bagi pemerintah kolonial untuk menentukan kebijakan di daerah tersebut. Selain itu, karya mereka juga mengilhami penulis dan ilmuwan Eropa lainnya yang mengkaji tentang Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Misalnya, tulisan-tulisan Albert Cristiaan Kruyt tentang Sulawesi Tengah. Tulisan A. C Kruyt yang berjudul “De West Toradja’s van Midden Celebes” dijadikan sebagai dasar oleh pemerintah Belanda dalam pembagian administrasi Sulawesi Tengah.
Penelitian yang dilakukan oleh lima orang tersebut menggunakan metode yang beraneka ragam. Marsden menggunakan tiga tahapan dalam penelitiannya, (1) penggunaan observasi langsung, (2) melakukan seleksi dan penyajian data-data penting dan (3) data disusun secara ilmiah. Menurut saya karya dalam penulisan ini memberikan gambaran yang bagus bagi para sejarawan untuk mendapatkan referensi yang baik mengenai historiografi pada masa kolonial. Penulisan mengenai sejarah alam disini yang menyinggung Asia tenggara dan Indonesia terlibat didalamnya menjadi penting bagi pembaca yang membutuhkan referensi keadaan alam di Asia tenggara.

                                                                                                                                

                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar