Nama :
Tiyas Dwi Puspita
NIM :
0340431
Pada pembukaannnya ia berusaha menjelaskan bahwa tujuan
dari sejarawan adalah mencapai kepada perubahan yang lebih baik. Dalam pembahasannya ia membahas tentang
sejarah pergerakan. Tulisannya dipengaruhi oleh E.B. Thomson yang beraliran
marxis. Kajiannya tau studinya ini membahas tentang Singapura. Sempat
menyinggung juga tentang Soekarno dan Lim Cing Song. Dimana Lim Cing Song
merupakan pelopor perubahan di singapura pada tahun 1990.
Di dalam studinya ini membahas
tentang aktivitas komunis. Dimana perubahan
dan gerakan social yang terjadi tidak lepas dari pengaruh komunis. Selain itu
juga terdapat sautu waktu dimana partai liberal juga berperan dalam gerakan dan
perubahan social. Ia menjelaskan analisis-analisisnya tentang konflik social.
Bagaimana manusia harus bertindak, dan bagaimana seorang sejarawan menjadi
aktivis. Selain itu tentang sejarah Singapura, disinggung juga tentang Lee Kum
Yew. Terdapat tiga kasus tentang gerakan social di India yang juga disinggung
di sini. Ide tentang kemiskinan dan buruh di Bengal. Tentang Confusianisme.
Penjajahan Prancis di Vietnam,
dimulai dari penyerangan Prancis ke Hanoi, maka dimulailah pendudukan Prancis
di sini. Pembentukan tata kota di Hanoi, oleh Prancis atau pemerintah kolonial.
Pengaturan pola hidup kota yang diterapkan, dengan pusat dua kota/ dual city
atau pembagian kota yang ini memancing demontrasi. Dimana pemerintahan colonial
Prancis menerapkan diskriminasi ras yang mendudukkan kulit putih diatas
pribumi. Dengan metodenya ia berusaha menjelaskan bagaimana cara melihat suatu
sejarah dari kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya juga terdapat penjelasan
tentang metode pendekatan tradisional yaitu: urban history, social history,
tradisional society (government record, city plans, memoir of arthitect and
official, tax record, maps). Seng Guo Quan berusaha menjelaskan bagaimana cara
melihat perubahan dengan metode pendekatan ini.
Menjelaskan tentang metode dan petualangan dalam
mendapatkan arsip dengan berbagai sensasi dan kelucuan-kelucuan. Pemerintahan
Hanoi merupakan symbol dari modernitas, diskriminasi ras, suatu bentuk dari
proyek colonial.
Selain itu professor Vann menjelaskan rincian singkat,
cerita-cerita yang menyenangkan. Betapa ironinya pemerintahan yang ada dengan
adanya kesehatan yang sangat buruk, dimana terjadi krisis. Isu-isu buruh, dan
adanya hama tikus di pertanian. Ini semua dimuat di jurnal akademik. Di
singgung pula tentang ulasan gender dalam kolonialisme Hanoi. Sumber-sumber
kartun di Koran-koran local, dan selalu
mengikuti laporan-laporan tentang politik juga membantu dalam
studi.Sumber-sumber tersebut sangat berguna dalam penulisan sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar