NIM : 12/338870/PSA/07247
Dalam
artikel ini memukakan bahwa pada dasarnya dunia maritim juga sangan penting
untuk dibahas dalam penulisan sejarah,
dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan (1840-1914), dalam teorinya yang
dituangkan dalam artikel ini yang sangat berpengaruh dan menarik perhatian bagi
tokoh-tokoh penting, yang berada di Eropa seperti Amerika, Inggris, Prancis
serta di luar Eropa seperti Indonesia. Menurut
Mahan setidaknya ada enam unsur yang dapat menentukan perkembangan suatu
negara, yaitu kondisi geografi, bentuk tanah dan pantainya, luas wilayah,
jumlah penduduk, karakter penduduk, dan sifat pemerintahannya. “para sejarawan
pada umumnya tidak mengenal keadaan laut, karena mereka tidak menaruh perhatian
khusus terhadapnya. Selain itu mereka juga tidak mempunyai pengetahuan khusus
tentang laut, dan mereka tidak mengindahkan pengaruh kekuatan ini yang sangat
menentukan jalannya peristiwa besar dunia”. Pernyataan Mahan, dimaknai sebagai
keperihatinan dan tantangan serta kewajiban bagi para sejarawan. Bahkan seolah ia hendak
mengajak kita untuk memberi porsi yang pantas bagi laut dalam kajian sejarah,
dengan merujuk pada asumsi bahwa sederet peristiwa besar dunia tidak luput dari
peran vital dunia maritim (laut). Teori Mahan pada dasarnya
digunakan untuk sesuatu yang positif dalam mendayagunakan potensi laut bagi
suatu negara, namun seiring dengan adanya politik kekuasaan di dunia maka teori
tersebut telah disalahgunakan hingga memunculkan perang dunia yang membahayakan
kehidupan umat manusia.
Paparan
Mahan ini lebih menunjukkan untuk pengembangan kekuatan laut Amerika, karena
keenam hal itu ada pada Negara tersebut. Penyebaran pengaruh teori Mahan
rupanya tidak terbatas pada Amerika, namun hal tersebut juga terdapat di
wilayah lain, dalam beberapa waktu kemudian teori itu telah diterjemahkan dalam
beberapa bahasa diantaranya; Jerman, Jepang, Perancis, Italia, Rusia,
serta Spanyol, dalam hal ini maka Jerman
dan Jepang mendapat sebuah inspirasi dan membuat kekuatan angkatan laut.
pengadopsian teori Mahan seiring dengan kemajuan zaman maka telah terjadi suatu
bencana besar, terjadi perang dunia I dan II. Teori Mahan pada dasarnya
digunakan untuk sesuatu yang positif dalam mendayagunakan potensi laut bagi
suatu negara, namun seiring dengan adanya politik kekuasaan di dunia maka teori
tersebut telah disalahgunakan hingga memunculkan perang dunia sehingga
peristiwa tersebut telah membawa kehancuran bagi umat manusia di muka bumi ini.
Presiden Theodore Roosevelt (1901-1909) dan Henry Cabot Lodge (senat). Amerika
mulai menganut politik ekspansi ke seberang lautan dengan menggunakan teori
Mahan mereka menarik dukungan rakyat. Sejak tu Amerika lahir sebagai salah satu
kekuatan dunia yang berpengaruh di dunia. Tak salah bila B. Downs (books that
changed the world) memasukan buku karangan Mahan tadi menjadi buku yang merubah
wajah dunia. Hal yang sama juga terjadi
pada Belanda dengan berdirinya VOC yang tak lepas dari pengaruh teori Mahan.
VOC bukan hanya “persekutuan dagang”
tapi juga sebagai armada perang maritim yang besar, untuk mematahkan kekuatan
Spanyol dan Portugis, jadi tidak tepat kalau kita menyebut, VOC didirikan
semata-mata untuk kepentingan perdanganagan saja, karena barang daganagan hanya
menempati sebagian kecil bila dibandingkan dengan jumlah amunisi yang
diangkutnya. Tak bisa di pungkiri, bahwa perkembangan maritim baik
dari segi kekuatan armada perang laut, perdagangan, memberikan sentuhan sejarah
dunia.
Berdasarkan
pembahasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan, seiring dengan adanya
teori Mahan maka sudah seharusnya Indonesia sebagai negara kepulauan harus
mendayagunakan potensi laut dan menciptakan kekuatan baru untuk mengamankan
laut yang ada. Berbagai hasil laut juga
menjadi peranan penting atas sumber kekayaan alam bagi negara kepulauan,
Potensi laut nampaknya telah terabaikan dan sengaja dilupakan dalam paradigma
yang ada selama ini di Indonesia, oleh karena itu perlu bicarakan suatu konsep
baru tentang kesadaran manusia terhadap potensi kelautan yang kita miliki di
negara ini. Hal tersebut bila dikaitkan dengan Negara Indonesia maka secara
singkat bisa dikatakan bahwa sejarah maritim pada kenyataannya merupakan bagian
integral yang tak terpisahkan dengan penulisan sejarah Indonesia atau
historiografi Indonesia baik terkait dengan ekonomi, politik, pertumbuhan dan
perkembangan kota, masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara, pertumbuhan dan
perkembangan kerajaan, migrasi atau mobilitas penduduk, dan sebagainya.
Komentar saya setelah mambaca artikel tersebut, dari
kedua karangan ini saling bertolak belakang seperti halnya Van Leur
lebih menekan pada teori Mahan yang mengatakan bahwa kompeni didirikan hanya
untuk kepentingan perdagangan menurut Verhoeven itu tidak tepat karna ternyata
barang dagangan yang dibawah itu hanya sebagain kecil saja, bila dibandingkan
dengan amunisi yang diangkutnya. Jadi menurut Verhoeven kompeni telah tumbuh
menjadi alat perang di laut menjadi suatu kekuatan maritim yang besar di Asia.
Namun pada dasarnya kedua tulisan ini diadopsi dari teori Mahan itu sendiri.
Mangapa karna dari tulisan kedua tokoh ini, enam unsur yang disampaikan oleh
Mahan menggambarkan tentang situasi dan kondisi yang terjadi semasa
pemerintahan VOC di perairan Indonesia. Dalamlhal ini adalah sebuah teori
(seperti halnya teori Mahan) sudah selayaknya untuk diterapkan dalam hal-hal
yang positif, bukan seperti penyalahgunaan teori Mahan yang akhirnya menjadi
dampak negatif bagi umat manusia. Dengan demikian maka perlulah
adanya kesadaran pribadi bagi manusia agar dapat menciptakan perkembangan ilmu
pengetahuan yang lebih berkembang, disertai dengan upaya untuk dapat mewujudkan
kehidupan umat manusia yang bersifat dinamis dan kompetitif dengan cara yang
sehat dan professional.
J.C. Van Leur
dan F.R.J. Verhoeven. Teori Mahan Dan Sejarah Kepulauan Indonesia.
Diterjemahkan
dengan Pengawasan Dewan redaksi, Oleh: Kartini Abubakar. Bhratara-Jakarta 1974.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar