Nama : Latif Kusairi
NIM : 12/340076/PSA/07391
Michael G. Vann
Focus pembahasan atas dampak Perancis di Hanoi
• Transformasi kolonial di kota
• Penciptaan kota kolonial
dengan aspek
- Polarisasi
rasial
- Supremasi
Putih
• Jelajahi kehidupan
sehari-hari di kota kolonial
Michael G Vann menjabarkan
tentang bangunan kota hanoi yang banyak dpengaruhi oleh gaya Prancis. Sehingga
yang terjadi ada semacam kota-kota kolonial yan ada di Indonesia. Muncul
semacam kanalisasi yang baik sehingga ada semacam kontruksi bangunan yang
arsitek prancis. Oleh karenanya dalam paparannya G Vann mencoba menela’ah bahwa
ada semacam hubungan yang melekat
terhadap munculnya sebuah kota. Hanoi juga dibangun dalam lingkup perdagangan
yang dikuasai oleh Prancis. Usahanya yang melibatkan rakyat dalam pemanfaatan komoditas paling menguntungkan yaitu Tonkin: rendah
biaya dengan tenaga kerja manual. Bekerja sebagai perantara, Bazin memainkan
peran penting dalam pengiriman ribuan petani miskin ke lokasi terpencil di
wilayah Vietnam. Sehingga yang terjadi justru wilayah ini dikuasai oleh
pertanian yang membangun sebuah kota kolonial.
Dalam paparan lain G Vann juga
menangkap adanya semacam sejarah keseharian yang ditulis di Vietnam. Yaitu
sejarah dari para pekerja petani yang harus bekerja untuk kolonial. Mereka
ibarat barang dagangan yang bisa dipindahtangankan untuk bekerja dari tempat
satu ke tempat lain. Sehingga cerita yang terjadi setelah perjalanan panjang
dan sulit di mana mereka diperlakukan seperti kargo barang, mereka menemukan kondisi
yang buruk, ada cara tidak maunusiawi, dan kesulitan yang mereka tidak
dihargai. Kekurangan gizi dan penyakit yang umum dan berakhir banyak nyawa.
Selain itu ada perbedaan rasial yang mencolok antara pribumi dengan Eropa.
Pribumi ibaratnya hanya menumpang saja di rumahnya.
Berbeda dengan di pedesaan ada semacam kesengsaraan seperti
masa STP di Indonesia, kolonial dan manajemen perkebunan menggunakan
kesengsaraan pedesaan meningkat untuk keuntungan mereka sendiri, membuat
keuntungan yang lumayan pada keputusasaan petani miskin dan nafsu rakus
perkebunan 'tenaga kerja” dengan memeras tenaganya. Bukan tanpa tantangan dari
rakyat Vietnam, yang terjadi justru banyak dari mereka yang melakukan serangan
pada orang prancis. Seperti tragedi yang dialami Bazin yang dubunuh oleh
pribumi dengan berpakaian polisi. Dari kejadian itu tampak sadar bahwa
kolonialisme di Vietnam akhirnya diperalihkan dengan naratif yaitu semacam zaman liberal. Mungkin
zaman waktu itu tidak lagi menghedaki perkebunan yang semacam itu, akan tetapi
ada gairah tersendiri terhadap sistem liberal di berbagai wilayah. Namun
bangunan dan monumen yang berasiktekstur Prancis masih banyak dijumpai di
wilayah Hanoi. Inilah sebuah bentukan budaya yang justru akan mengingatkan kita
terhadap sejarah.
Chua Seng.
(National University of
Singapore)
Dalam paparannya, Seng
lagi-lagi mengingatkan kita pada naratifisme untuk mengedepankan sejarah yang
berpihak pada rakyat kecil. Dia mencontohkan adanya sosial movement di India,
yang merupakan bagian sejarah India yang sangat berhasil.
Seng Juga melihat adanya
semangat Kalangan Marxis dengan pendekatan ilmu Bantu lain telah mencoba
membedah tentang gerakan sosial. Pandangan antropologi dan sosiologi telah
membawa Negara-negara dengan mencari garis besar dari bentuk dan keteraturan
yang modern dalam melihat gerakan sosial dalam perkembangan sejarahnya. Sejarah
tidak hanya mengambil konsep eropa tentang pendekatan dan teknik sejarah, akan
tetapi sejarah harus bergumul dengan ilmu Bantu lain untuk mencari sejarah yang
seobyektif mungkin. Sartono Kartodirjo dengan peasant movement in rural Java
1888 telah membawa kita untuk menulis sejarah dengan alur sejarah yang dari
kalangan bawah. Seng juga mengingatkan bahwa sejarah Singapura tidak dibangun
oleh Lee Kwan Yu, tetapi sejarah
Singapura juga punya sisi sejarahnya dari kalangan rakyat kecil yang sampai
sekarang masih bisa dilihat. Hal ini
bisa juga dilihat dengan Gerakan Samin di Jawa tengah dan Jawa Timur yang
sampai sekarang masih bisa dilihat arus perilakunya.
Dari kuliah umum itu, seng
mencoba menganalisa tentang pentingnya sejarah dimulai dari rakyat kecil,
sejarah dimulai dari keseharian, sejarah bukan dimulai lagi dari para pembesar,
dari para negarawan ataupun dari orang-orang yang menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar