NAMA :
HERVINA NURULLITA
NIU :
12/339971/PSA/07380
Sejauh ini kita semua masih mempunyai tugas
yang besar mengenai penulisan sejarah Indonesia. Betapa tidak, sampai saat ini historiografi
Indonesia masih mencari bentuknya yang sesuai. Seperti dijelaskan paqda
pertemuan kuliah Historiografi sebelumnya bahwa semua kebutuhan historiografi
Indonesia selalu paradox, mengapa hal ini terjadi? Dikarenakan historiografi
Indonesia sangat rumit. Adanya semacam pembagian yaitu Negara versus rakyat,
elit versus masa, nasional versus lokal, Jawa versus luar Jawa, islam versus
nonislam dan sebagainya. Kedua tulisan ini membahas mengenai historiografi
Indonesia dari dua pandangan.yaitu pandangan dari Sartono Kartodirjo dan M.C
Riklefs. Maka dari itu Sartono mencoba menawarkan sebuah konsep baru dalam penulisan
sejarah Indonesia. Dalam tulisan tersebut Sartono mengemukakan tentang penulisan
sejarah Indonesia secara total atau menyeluruh yaitu terintegrasi yang
memandang perkembangan masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan. Sartono
mengungkapkan bahwa total yang dimaksud bukanlah kumpulan dari sejarah lokal
dan regional melainkan konsep kesatuan yang mencakup pelbagai unsur dan
dimensi. Interaksi antar unsure atau pengaruh timbal balik antar dimensi
masyarakat yang dapat mewujudkan kesatuan seperti apa yang diinginkan Sartono. Dalam
hal ini komunikasi sangat penting karena komunikasilah yang membentuk jaringan yang
merupakan kerangka penulisan sejarah Indonesia yaitu berupa fakta-fakta tentang
interaksi antara golongan dan lapisan sosial antara daerah-daerah. Dari tulisan
Sartono tersebut dapat saya ambil kesimpulan bahwa Sartono menganggap sebuah
periodisasi dalam sejarah itu adalah bukan sebuah hal yang terlalu penting,
periodisasi hanya digunakan sebagai kerangka atau batasan waktu secara kasar
saja. Ia lebih menekankan pada struktur atau sistem yang terintegrasi dalam
masyarakat Indonesia. Dengan system yang berjalan tersebut menurut saya sejarah
akan terus bergerak sehingga selalu ada hal baru dalam setiap masyarakat Indonesia.
Karena pada dasarnya kelakuan manusia tidak terlepas dari struktur social yang
melandasinya. Interaksi antar system terjadi melaui sebuah komunikasi mulai
dari hubungan perkawinan, perang, perampokan perdagangan dan lain-lain, dan
dari situlah muncul proses integrasi diantara daerah dan unsur-unsur sosialnya.
Ricklefs lebih menekankan bahwa
penulisan sejarah Indonesia secara integritas yang ingin disampaikan Ricklefs
adalah mengenai sejarah Indonesia itu sendiri yang sudah ada sejak beribu tahun lamanya. Pada
tulisannya tersebut Ricklefs menyebutkan bahwa pada tahun ± 1300 sejarah
Indonesia sudah merupakan sebuah sejarah yang terintegrasi hingga ia
menyebutnya sebagai Sejarah Indonesia Modern. Dari sini nampak apa yang disebut
integritas sejarah yang dikemukakan oleh Sartono, yang menurut saya adalah kesatuan
utuh dari seluruh peristiwa sejarah di Indonesia seperti yang dijelaskan oleh
Rikclefs. Namun, dalam tulisan ini Ricklefs lebih menekankan pada uniknya proses
islamisasi di Indonesia serta fokus kajian Ricklefs tentang Jawa karena
menurutnya Jawa mempunyai banyak kelebihan yaitu sejarah Jawa banyak dikaji daripada
pulau-pulau lain, penduduknya mewakili lebih dari separuh penduduk Indonesia, menjadi
pusat sejarah politik, pusat penelitian yang dilakukan oleh Ricklefs.
Dari kedua tulisan tersebut dapat saya
ambil kesimpulan bahwa kedua menghendaki penulisan sejarah Indonesia secara
integritas atau total hanya saja mengambil fokus kajian yang berbeda
dikarenakan keragaman dari Indonesia sendiri. Dari keragaman inilah kedua tokoh
tersebut seakan mempunyai pandangan berbeda mengenai historiografi Indonesia. Namun,
dari keberagaman itulah kita dapatkan kekayaan dari sumber penulisan sejarah
Indonesia. Sehingga kita tidak perlu menyeragamkan kebenaran yang ada tersebut,
dalam artian keragaman tersebut dijadikan sebagai dasar untuk penulisan
historiografi Indonesia secara menyeluruh atau historiografi total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar