Nama : Suriani
NIM :
12/338550/PSA/7236
Natural Histories
Dari judul dapat diperkirakan isi, tetapi tidak selamanya
demikian. Natural Histories dalam
tulisan ini adalah sebuah genre penulisan sejarah Asia Tenggara yang ditulis
oleh orang-orang Inggris, mereka adalah Marsden dengan History of Sumatra, Crawfurd dengan History of Indian Archipelago, Raffles dengan History of Java, Symes dengan Embassy
to The Kingdom of Ava, dan Anderson dengan Mission to The East Coast Sumatra. Diantara kelima orang tersebut,
Marsden lah yang dijadikan sebagai pelopornya karena dia adalah yang pertama
menulis, yaitu pada tahun 1811. Mereka menulis bukan hanya sekedar untuk tujuan
administrasi kolonial, tetapi juga untuk memberikan pengetahuan kepada orang
banyak, setidaknya itulah keinginan mereka.
“Natural Histories”, jika kita mendengar
kata tersebut, apa kira-kira yang terlintas dalam pikiran kita sebagai pembaca??
Apakah tentang keadaan geografis, tentang tumbuhan, tentang hewan, tentang
mineral-mineral atau tentang lainnya?? Ya, jawabannya memang di sekitaran
hal-hal tersebut. Sejarah alam yang dimaskudkan dalam tulisan ini adalah sejarah
yang mendeskripsikan “alam” di suatu wilayah tertentu, yang dalam bahasan ini
adalah secara khusus wilayah Asia Tenggara. Membahas kategori-kategori bahasan
dari “alam” tersebut, diantaranya kondisi geografis, hewan, tumbuhan dan lainnya,
pada akhirnya juga menyinggung pada bahasan sejarah sosial dan budaya.
Untuk menulis sejarah
dalam kategori “natural histories”,
setiap penulisnya harus melakukan hal yang paling dasar untuk mendapatkan data
yang memang sebenarnya, yaitu observasi. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh
Marsden dan teman-temannya, setelah itu baru melanjutkan ke tahap-tahap
berikutnya. Marsden melakukan tahapan sebagai berikut, yang pertama “observasi”, kedua “klasifikasi” dan terakhir “generalisasi”[1].
Marsden
mendeskripsikan perbedaan rasa beberapa macam semut, kemudian ia mengidentifikasikannya,
kemudian ia mengklasifikasikannya berdasarkan cirri tertentu. Hal tersebut
hanya sebagian contoh, namun biasanya Marsden melakukan klasifikasi hasil
observasinya berdasarkan kasual eksplanasi. Marsden mendeskripsikan
kategori-kategori bahasan dari “alam” tersebut dalam bab per bab tulisannya.
Namun seperti yang disebutkan sebelumnya, membahas tentang alam juga akan
membahas sosial dan budaya, yang terutama adalah manusianya. Marsden dan juga
yang lainnya masih berada dalam masalah tersebut. Tapi jika dipikir-pikir
memang tidak mungkin melepaskan masalah alam dengan manusia, karena alam kan
tempat hidup manusia, kondisi dan keadaan demografi alam juga dipengaruhi oleh
manusia. Sehingga, Crawfurd sendiri mengkombinasikan disiplin ilmu lain,
seperti kartografi dan juga antropologi.
Jika kita
membaca tulisan-tulisan “natural
histories” penulis-penulis tersebut, maka kita akan bisa melihat fakta-fakta
keadaan alam di Sumatera, Jawa, Bali dan daerah lainnya, jenis-jenis hewan dan
tumbuhan di wilayah-wilayah tersebut, dan potensi-potensi mineral yang juga ada
disana. Baik Marsden, Crawfurd, Raffles, Anderson dan Symes, mereka semua
menuliskan semua yang menyangkut hal-hal tersebut. Dan juga mereka menuliskan tentang
fenomena-fenomena pribumi, dalam hal ini kegiatan religious mereka, kegiatan
pesta rakyat mereka, dan kegiatan sehari-hari mereka, di daerah yang mereka
jadikan objek tulisan mereka melalui ilustrasi-ilustrasi gambar.
Jika setiap
sejarah harus memuat data yang autentik, maka natural histories juga memuat hal tersebut. Marsden menceritakan
tentang tanaman atau hewan tertentu, ia melampirkan gambar dari hewan dan
tanaman tersebut, sehingga jika kita bisa membuktikan kebenarannya sekarang
jika kita melihat hewan atau tanaman tersebut. Selanjutnya Marsden, Raffles dan
Anderson membuat ilustrasi-ilustrasi tentang kehidupan orang Rejang, Jawa dan
orang Batak, Crawfurd mendeskripsikan tentang customs and beliefsnya
orang Bali. Ilustrasi-ilustrasi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai sumber
penulisan kemudian, misalnya Anthony Reid dalam bukunya Asia Tenggara dalam
Kurun Niaga 1450-1680. Reid menggunakan ilustrasi-ilustrasi gambar dan
deskripsi-deskripsi mereka dalam bukunya. Seperti ilustrasi pesta perkawinan di
Jawa[2]
Semua
tulisan dalam genre “natural histories”
ini menjadi rujukan bagi penulisan sejarah selanjutnya, namun ada hal-hal yang
terkadang sedikit menjadi masalah. Saya pikir masalah tersebut adalah ketika
sejarah tersebut ditulis untuk tujuan kepentingan pihak kolonial. Mereka
membesar-besarkan dan menggambarkan potensi-potensi daerah-daerah tersebut
secara berlebihan untuk diperlihatkan kepada public dunia tentang keberhasilan
pihak kolonial dan juga untuk tujuan kelayakan adaerah tersebut agar tetap
dijadikan sebagai daerah koloni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar