Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Sartono Kartodirdjo dan M.C. Ricklefs : Sebuah Perbandingan


Nama                        : Suriani
NIM                           : 12/338550/PSA/07236

           Dua nama dari sekian banyak nama yang memberikan kontribusi cukup besar dalam penulisan sejarah  Indonesia adalah Sartono Kartodirdjo dan M.C. Ricklefs. Sartono Kartodirdjo menulis dua jilid buku Pengantar Sejarah Indonesia Baru dan M.C. Ricklefs menulis buku Sejarah Indonesia Modern (baik yang menggunakan angka tahun ataupun tidak). Mereka menulis sejarah Indonesia dengan cara dan prespektif mereka.
            Dalam tulisan ini kemudian akan dibahas mengenai prespektif dari kedua sejarawan tersebut dalam menuliskan Sejarah Indonesia versi mereka dan perbedaan keduannya. Namun tidak seluruhnya, karena perbandingan ini hanya berdasarkan kata pengantar mereka dalam buku mereka yang sudah disebutkan sebelumnya.
Sartono Kartodirdjo dengan Sejarah Total dan Konsep Integrasi
            Sartono Kartodirdjo dalam bukunya menuliskan bahwa sejarah Indonesia yang diungkapkannya adalah sejarah total atau menyeluruh yang memandang perkembangan masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan, namun yang dimaksud bukan berarti sejarah yang merupakan gabungan dari sejarah local dan regional. Sejarah nasional sebagai sejarah total adalah representasi sejarah local dan regional yang dilihat melalui prespektif sejarah nasional. Sejarah total ini mengandung beberapa konsep dan konsep integrasi adalah yang paling utama. Sejarah Indonesia  menunjukkan kecenderungan ke arah integrasi yang progresif. Integrasi progresif disini adalah bahwa Sejarah Indonesia terbentuk dari suatu proses perkembangan dari unit terkecil sampai yang terbesar, seperti dari unit local ke yang nasional.  Denga konsep integrasi ini dapat dilihat bahwa Sejarah Indonesia sebagai suatu proses perkembangan yang lambat laun dan kontinu dari zaman prasejarah sampai masa kini dalam wujud suatu kesatuan nasional melalui interaksi dari berbagai pola-pola komunikasi  antara golongan lapisan sosial dan antara daerah-daerah.
            Sejarah Indonesia adalah macro unit yang mencakup  sejarah local dan regional sebagai micro unitnya. Sejarah Indonesia dipandang sebagai hasil dari interaksi antar micro unit tersebut melalui proses-proses seperti pelayaran, perdagangan, perang, penyiaran agama, dan juga perkawinan. Dan terakhir adalah bahwa sejarah Indonesia harus dilihat dalam prespektif nasional sebagai suatu kesatuan historis dari apa yang disebut sebagai sejarah local dan regional. Dan dalam posisi tersebut sejarah Indonesia harus dilihat dengan suatu pendekatan (approach). Sartono Kartodirdjo mengungkapkan perlunya multidimensional approach. Dengan pendekatan tersebut dapat mengungkapkan kehidupan pada tingkat local yang beranekaragam dan juga penuh dinamika dalam berbagai bidang[1]. Dan dengan pendekatan tersebut aspek-aspek sejarah local akan bisa menjadi bagian dari sejarah Indoesia.
M.C. Ricklefs : Evidence dan Jawa sebagai representasi Indonesia
            Dalam bukunya “Sejarah Indonesia Modern”, Ricklefs berusaha menuliskan sejarah Indonesia berdasarkan bukti-bukti dan sumber-sumber data sejarah primer dan sekunder. Ia berusaha merekonstruksi sebagian periode dari sejarah Indonesia, yaitu sejarah Indonesia yang dimulai dari periode ± 1300, yang disebutnya sebagai Sejarah Indonesia Modern. Pemilihan periode ini didasarkannya pada beberapa hal, yaitu unsur kebudayaan dan agama (dalam hal ini Islamisasi, menarik karena terjadi sampai sekarang sejak tahun ±1300-an). Unsur selanjutnya adalah topic, ia melihat ada saling mempengaruhi antara orang Indonesia dan orang Barat sejak ±1500 sampai sekarang. Dan yang terakhir adalah konsistensinya terhadap bukti dan sumber-sumber data primer sejarah. Pada periode tersebut sumber-sumber primer ditulis hampir secara eksklusif dala bahasa-bahasa Indonesia Modern (Jawa dan Melayu, bukan Jawa dan Melayu yang kuno) dan juga dalam bahasa-bahasa Eropa. Selanjutnya Ricklefs menuliskan sejarah Indonesia hanya terbatas pada wilayah Jawa. Jadi seolah-olah terkesan bahwa sejarah Jawa adalah representasi sejarah Indonesia secara menyeluruh. Hal tersebut sudah diakuinya sebagai suatu kekurangannya.
            Dengan pemamaparan ciri dan ketertarikan dari kedua sejarawan tersebut, dapat dilihat secara jelas bagaimana penulisan sejarah Indonesia dalam prespektif mereka yang berbeda. Perbedaan keduanya pada hal konsep integrasi dan konsep partial, generalisasi dan narasi rinci, periodesasi dan juga pada permasalahan wilayah yang dimaksudkan dengan Indonesia. Secara umum perbedaan prespektif mereka berdua pada tataran ruang dan waktu. Yang menjadikan historiografi semakin beragam.
            Tidak perlu dipandang mana yang lebih baik dan tidak, mana yang lebih benar dan tidak, mana yang lebih rinci dan tidak, tetapi harus dilihat bahwa sejarah Indonesia bisa dituliskan dalam berbagai prespektif. Dan prespektif-prespektif sejarawan tersebut akan memperlihatkan penulisan sejarah Indonesia dari berbagai sisi dengan sumber-sumber yang beragam.
Bahan Bacaan :
M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern
Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500-1900 Jilid I. Dari Emporium ke Emperium. Jakarta : Gramedia. 1992



[1]  Sartono Kartodirdjo. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia : Suatu Alternatif. Penerbit PT. Gramedia : Jakarta. 1982

Tidak ada komentar:

Posting Komentar